"Kan gue udah bilang. Nikah sama gue kenapa malah nikah sama anak pembawa sial itu padahal.....
Plak...
🦋 Happy Reading🐧🐥
Byanca memegang pipinya lalu menoleh ke arah orang yang telah menamparnya dengan napas memburu dan tatapan tajam penuh emosi.
"Lo"tunjuk byanca pada sea
Yang menampar byanca adalah sea. Sea langsung berlari keluar mobil setelah melihat Suasana yang semakin kacau dengan datangnya anak buah byanca yang jauh lebih banyak.
"Lo siapa berani nampar gue hah"teriak byanca tepat didepan muka sea
"Berani banget kamu datang kesini dan langsung menampar putri saya"sambung dilsya yang juga keliatan sangat emosi.
Plak....
"Lo berani sentuh dia gue habisin Lo sekarang juga"ucapan Arga menggebu-gebu dengan memegang tangan byanca yang masih melayang sangat kencang.
Awalnya byanca berniat membalas tamparan yang diberikan oleh sea. namun naas sebelum tangannya mengenai pipi sea, Arga lebih dulu memegang pergelangan tangan yang akan byanca gunakan untuk menampar sea dan malah dia yang mendapat tamparan lagi.
"Kamu berani menampar anak saya Arga"teriak dilsya sambil merangkul sang anak
"Buat apa saya takut nyonya dilsya. Emang kalian siapa sehingga saya harus takut pada kalian?"tanya Arga
Brak..
"Jangan bergerak"ucap polisi yang datang bersama Devan dan juga Galang.
Dilsya yang tadinya mau membalas perkataan Arga langsung menatap kearah pintu yang terbuka keras. Dan saat mengetahui siapa yang datang, dilsya dan byanca panik Karna tidak punya kesempatan untuk kabur setelah melihat jumlah polisi yang datang lumayan banyak untuk mengepungnya.
"Tunggu dulu pak. Kita ga ngapa-ngapain, kita ga salah"teriak byanca saat tangannya diborgol dan ditarik paksa keluar oleh pihak polisi
"Pak lepasin saya"sekarang giliran dilsya yang memberontak dengan cara yang sama yaitu berteriak memberikan pembelaan.
"Kalian bisa menjelaskannya dikantor polisi nanti, sekarang diam dan ikut dengan kami kekantor"ucap salah satu polisi dengan penuh penekanan.
Dilsya dan byanca diseret dengan kasar oleh pihak polisi Karna melawan, begitupun dengan anak buah byanca yang juga diamankan polisi.
Sedangkan anak buah Arga satu persatu ditangani oleh pihak rumah sakit.dan kekacauan yang terjadi tadi berhasil diredakan.
"Bunda"ucap raya lirih sambil merentangkan kedua tangannya yang langsung disambut hangat oleh pelukan sea.
Tadi pada saat terjadi adu mulut raya sebenarnya sudah bangun, namun raya cukup takut sehingga berpura-pura tetap terlelap sampai akhirnya dia berani membuka matanya saat dilsya dan byanca dibawa polisi.
"Adek gapapa?"tanya sea
"Adek takut ga ada bunda ga ada papa. tapi masih ada kakak yang jagain adek selama ga ada bunda sama papa"adu raya pada sang bunda.
Sea memeluk raya lebih erat agar raya tahu bahwa sekarang dia disini bersamanya.
Sea menoleh kepada Ara yang berada diperlukan Arga, Gea menyembunyikan wajahnya didada bidang sang papa dengan Arga yang memeluknya menggunakan satu tangan dan tangan satunya lagi mengelus rambut sang putri sulungnya.
Arga dan sea bertatapan beberapa detik. seolah tahu tatapan sea, Arga mendekat dan memberikan Ara kedalam pelukan sea Karna sea sudah menjulurkan tangannya terlebih dahulu.
Sea memeluk dua orang yang sudah beberapa hari ini ia rindukan. dan Arga duduk dikursi samping brankar yang raya, Gea, dan sea tempati.
Ceklek...
Arga dan sea menoleh kearah pintu yang terbuka, dan disana ada Galang dan Devan yang baru sampai dengan membawa bingkisan.
"Cucu opah gapapa?"tanya Galang menghampiri brankar raya dan langsung dipeluk Ara dengan erat.
Galang membalas pelukan Gea takalah erat dan mengelus rambut raya.
"Adek gapapa?"tanya Galang pada raya yang dipangku Devan.
Raya mengangguk merespon pertanyaan opahnya itu.
Sea sendiri sudah pindah dari tempat duduknya tadi ke sofa panjang di samping brankar dan diikuti Arga yang duduk disana dengan menyenderkan kepalanya dipundak sea.
"Sea ayah tadi bawa makanan, kalian makan dulu sana biar raya Ayah sama om Devan yang kasih makan. Gea juga makan dulu gih sama papa sama bunda"ujar Galang.
Gea mengangguk lalu melepaskan pelukannya dan menuju sofa yang di isi oleh sea dan Arga dengan wajah ditekuk lalu duduk disamping sea.
Sea mengangkat dagu Ara dan merapihkan rambut yang menutupi muka sisulung itu. dan dapat dilihat Gea sepertinya sudah cukup lama menangis.
"Makan yuk"ucapan sea sambil mengelap bekas airmata Gea dan langsung menyuapi sisulung dengan makanan yang sudah ada ditangannya.
Arga juga sedang memakan makanan miliknya, Namun dia berinisiatif menyuapi sea Arga dia juga bisa makan.
Sea menerima suapan makanan dari Arga Karna jujur dia juga lapar, dan mereka menggunakan satu sendok yang sama untuk makan makanan itu.
"Raya nanti kalo udah pulang kerumah mau kakek beliin apa?"tanya Devan yang akhirnya bersuara
"Adek mau mainan yang banyak"jawab raya dengan antusias
"Oke nanti kakek turutin apa yang adek mau"ucap Devan sambil mengecup pipi raya gemas.
Setelah acara makan-makan itu selesai, Galang dan Devan langsung pamit untuk pulang ke hotel karena ada kerjaan yang masih harus mereka kerjakan.
Sedangkan raya sudah tidur. sea,Arga dan Gea masih berada di sofa dengan mata masih terbuka lebar, posisi mereka sekarang berbeda Karna Gea berada ditengah-tengah sea dan Arga.
Disebelah brankar raya yang lain di is oleh kasur kecil yang sepertinya akan muat disis oleh dua orang. Yang Arga yakini bahwa nantinya jika ia tidak datang akan digunakan oleh anak buah (cewek) byanca berjaga didalam.
"Tidur gih kak"ucapan Arga pada Gea yang sekarang malah rebahan dipaha sea dengan memainkan handphone baru yang Arga berikan.
Ara tidak begitu menanggapi ucapan sang papa, dia masih fokus dengan handphonenya yang sekarang mendapatkan banyak notif dari grup bocil-bocil yang mau lulus (isinya 5 curut yang selalu bersama sea dan Gea) setelah sea menambah Gea untuk masuk grup.
Vote and comment 💌⭐
Rkaa~
KAMU SEDANG MEMBACA
My happiness?
Teen Fiction"Sea, jadi bunda gue ya"ucap gea "Apa lo bilang Ra"ucap sea menatap Gea tidak percaya. *Ini kisah kehidupan gue Sea kalea gecilia sama sahabat gue Gea anara anugraha juga temen-temen gue* Kalo penasaran Jangan lupa baca guys Happy reading 🤗 🚫 Cer...