24

217 46 38
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.

"Omma ada call aku tadi."

Perlahan aku bersuara, membuka bicara antara aku dan Taehyung yang sudah sama-sama terbaring di atas katil, sudah bersedia untuk merehatkan diri setelah seharian penat bekerja.

"Buat apa? Minta maaf lagi" Perlinya. Memandangkan aku yang berada di hadapannya sekarang, akulah yang terkena tempiasnya.

"Aku pun tak tahulah kenapa omma macam tu. Dia sakitkan hati kau, dia buat kau menangis dekat belakang dia lepas tu senang-senang minta maaf dengan kau. Lepas tu? Buat lagi. Kalaulah dia bukan omma aku.."

Terdiam aku mendengar rungutannya yang jelas berang menahan sabar dengan ibunya sendiri. Pada masa yang sama tangannya merangkul lembut pinggangku, membawa tubuhku lebih dekat padanya.

Dahinya yang sedang berkerut menahan amarah aku usap lembut buatkan kerutan di dahinya perlahan-lahan mengendur, berganti dengan senyuman halus terukir di bibirnya. Lama dia menatap aku, membiarkan aku yang masih leka mengusap wajahnya, sama-sama tersenyum.

"Tak baik cakap macam tu. Walau apapun, dia tetap ibu kau, tetap ibu mertua aku. Tanpa dia, tak adanya kau, tak adanya aku suami sebaik kau.." Tuturku perlahan dan dia masih diam sebelum tanpa aku duga, dia menunduk, mengucup lembut dan perlahan ubun-ubun rambutku.

"Terima kasih sebab sabar dengan semua ni.." Bisiknya perlahan buatkan aku tersenyum. Telapak tangannya menyentuh lembut pipiku sebelum dirasakan ibu jarinya mengelus lembut di situ.

"Aku mungkin tak akan sesabar ini kalau tak ada kau yang selalu ada untuk aku.." Bisik aku pula seraya tanganku menggenggam lembut kekura tangannya.

Tersenyum juga dia, suka saat aku mengusap lembut kekura tangannya itu dengan ibu jariku.

"Omma ajak makan tengah hari esok dekat kafe biasa kita pergi tu."

"Malaslah." Rengeknya dengan bibirnya mencebik seraya memejamkan mata buatkan aku tertawa perlahan. Dia terlihat sangat comel di mata aku sekarang.

Geram dengan bibirnya yang sengaja dimuncungkan itu, bibir merah jambunya itu aku kucup lembut dan sekilas. Terbuka luas kembali matanya menatap aku. Lantas cuping telinganya terlihat memerah buatkan aku tersenyum mengusik.

"Nakal eh sekarang?" Soalnya dengan senyuman yang jelas suka dengan usikan nakalku tadi.

"Dengan husband sendiri tak apa kan?" Soal aku pula, penuh mengusik buatkan senyuman lelakinya kian melebar.

Till We Meet Again | kth [✓]Where stories live. Discover now