24

225 43 1
                                    

Flashback

"Kun, udah lama aku ga liat kamu." Gadis dengan surai hitam legam itu menepuk pundak lelaki yang sedang menikmati minumannya jauh dari riuh pertandingan.

Eunbi, gadis yang selalu ia idam-idamkan dulu dan yang sempat dekat dengannya selama lebih dari 3 tahun walau setelah itu menghilang entah kemana kini ada di hadapannya.

"Eunbi?"

"Iya, ini aku. Kok kaget gitu sih, kayak liat siapa aja." Eunbi dengan senyum manisnya yang selalu menawan itu untuk beberapa detik membuat pria di hadapannya terpaku.

Sama-sama berjuang di fakultas kedokteran dan bahkan gadis itu sempat menjadi salah satu tujuan dan impiannya setelah menjadi dokter, akhirnya kandas bahkan belum sampai di tengah jalan.

Fun fact, itu yang bikin mami gak seneng Kun ketemu sama dia lagi. Inget gimana downya Kun waktu itu, cuma mami yang tau karena Kun sudah mengenalkan Eunbi ke mami walau secara tidak sengaja.

Back to the topic

Mami yang melihat perubahan wajah anak sulungnya itu buru-buru mengganti topik perbincangan, ia tau kalau perempuan tersebut telah kembali ke Indonesia karena ia sendiri berteman baik dengan Jessica, ibu Eunbi.

"Tuh udah mau mulai lagi tuh, sana cepet ini giliran kamu kan Lucas?"

"Oh iya, aku kesana dulu ya sayang." Ucap laki-laki itu penuh semangat kepada pacarnya.

The boys kembali ke area acara, dan mami beserta para mbak pacar kembali girls talk.

"Mamiii!" Suara teriakan ceria itu terdengar dari arah kanan, Yiyang, Doyeon, dan mami menoleh ke sumber suara.

"Joy, sini sayang. Apa kabar, mami udah lama loh ga liat kamu." Sapa mami, karena sudah lama tidak melihat perempuan itu muncul di rumah. Biasanya tiap minggu ga pernah absen buat main golf di rumah.

"Kata Ten aku ga boleh main ke rumah lagi."

"Haduh, bener-bener itu anak. Udah jangan dengerin, kamu kalo mau main dateng aja. Biar mami omelin si Ten." Yiyang dan Doyeon senyum-senyum cantik aja mendengar mami ngomel.

"Eh ini Yiyang sama Doyeon ya, Ten sering cerita loh kalo Lucas sama Winwin bucin banget." Lagi-lagi Yiyang dan Doyeon hanya ketawa cantik, Joy ini emang joyful banget ternyata orangnya.

"Iya kak, aku Yiyang."

"Doyeon, kak."

"Cantik-cantik banget, aku kalo jadi mereka juga bucin abis sama kalian." Kata Joy dengan tulus.

"Mami, aku kesana dulu yaa. Mau nyambut temen-temenku baru pada dateng." Mami mengangguk.

"Guys, kesana dulu yaa." Kata Joy sambil bangkit dari kursinya, yang dijawab dengan senyuman dari Yiyang dan Doyeon.

🌼

Pertandingan sudah berakhir dan hasilnya memuaskan terutama bagi Ten, Yangyang, dan Lucas. Menurut Kun sih biasa aja, walau menang terus juga tetep biasa aja. Udah biasa soalnya.

Setelah berakhirnya acara tepat pukul 5 sore tadi, semua berbondong-bondong pulang ke rumah masing-masing karena nanti malam harus menghadiri after party TAC.

Satu hal yang berbeda dari TAC adalah memiliki after party. Udah macam met gala aja ada after partynya. Acara ini tidak lain tidak bukan ya idenya si Princess Tanjung, bokapnya tinggal ngeluarin duit aja.

After party ini biasanya diadain di taman belakang mansion mereka, yang sudah disulap sedemikian rupa sehingga cocok buat anak muda. Iya, acaranya cuma buat yang muda-muda aja. Minimal 18 tahun, jadi tetep no kids allowed.

"Welcome to after party everyone!" Teriak si tuan rumah dengan meriah, Joy sudah ganti kostum yang membuatnya diteriaki kayak black mamba oleh Ten.

Acara ini sebenarnya dinner, tapi lebih mirip pesta nikahan karena semua orang duduk berkelompok di meja yang sudah diberi nama. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk mencari relasi karena mereka berpindah-pindah entah karena bertemu teman lain, mencari relasi dari grup lain, atau yang paling sering dilakukan Ten adalah mencari 'teman' baru.

"Hai, gue ga tau kalo lo bakal ada disini." Benar, tidak salah liat. Seorang Lalisa Moeloek datang ke party.

"My boyfriend is one of her friend and she also tell my boyfriend to invite me too, so here i am."

Hendery di sebelah Ten langsung berbisik, "my boyfriend." yang dibalas oleh Ten dengan "diem lo, kupret."

Hendery cekikikan bersama Xiaojun di sebelahnya, lalu kedua pria itu berpindah untuk mencari teman-teman mereka.

Hendery mengedarkan pandangan, niat hati ingin mencari makanan enak tapi malah bertemu sesuatu yang 'ga enak'.

"Jun, she's here."

"Hah, siape?"

"Dia di sini, Jun."

Xiaojun yang tadinya melihat ke arah lain, sekarang beralih mengikuti arah pandang saudaranya itu.

"Damn, kayaknya gue nyesel dateng Heng."

"Xiaojun!"

Shenna, itu Shenna.



Flashback

"Let's break up!" gadis itu memecah keheningan setelah hampir setengah jam mereka hanya duduk menatap minuman di meja.

"No! We can't!" jawab lelaki di depannya tidak kalah tegas.

"Jun, it's didn't work out! Why should we forced this so hard?!" serunya tidak mau kalah.

"Shen, aku selalu bilang sama kamu kan kalo yang rusak itu diperbaiki bukan dibuang." jawabnya, menatap mata gadis di hadapannya tajam.

"Kalo udah rusak ya rusak, ada saatnya yang rusak ga bisa diperbaiki lagi Jun." balas gadis itu pelan.

"Segampang itu buat kamu?"

"Segampang itu kamu buang aku, Shen? Jawab!" Suara lelaki itu mulai meninggi, di depannya perempuan itu terlihat menunduk dan tidak berani menatapnya.

"Okey, anggep aja aku ga pernah denger itu. Nanti kita omongin lagi kalo udah sama-sama enak ya."

"Jun, aku muak sama kamu."

Hening.

"Kenapa? Aku kurang apa, Shen?" Akhirnya lelaki itu membuka suara, setelah mengubur rasa perihnya dalam-dalam.

"Kamu ga kurang Jun, kamu berlebihan. Itu masalahnya."

Sudah lebih dari 10 menit mobil hitam itu parkir tepat di depan gerbang besar rumah Shenna, lain dengan pikiran mereka berdua yang melanglang entah kemana.

"Okay, if you still wanna break up with me. Let's break up."

"I'm sorry if you was unhappy with me, aku pulang dulu ya. Jangan lupa hapus make up, jangan tidur kemaleman juga."

Shenna masih tetap menatap tangannya yang kini telah basah oleh air mata, beberapa saat kemudian ia tersadar dan beralih menghapus airmatanya.

"Thank you." Shenna turun meninggalkan mobil itu lalu masuk ke pekarangan rumahnya.

Xiaojun, lelaki yang selalu mengingat hal kecil yang Shenna katakan bahkan ketika Shenna lupa pernah mengatakan itu kepadanya. Ternyata bagi Shenna, itu merupakan hal yang berlebihan.

Atmadja BersaudaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang