10

839 135 11
                                    

Hari ini tiga bujang Atmadja lagi ikut papi ke London, meeting sama klien penting yang katanya membahas projek baru berkepanjangan.

Tebak siapa? Ya benar, udah pasti Winwin dan Kun. Tapi ada yang beda kali ini, ada Lucas yang juga udah rapih dengan jas hitamnya gantiin Hendery karena anaknya tiba-tiba ada kuis matkul penting.

Tumben banget Lucas mau ikut? Ya karna ada mba pacar lah, nanti pulangnya nyusul soalnya mau liburan dulu dong di London. Winwin juga nanti pasti ketemu Yiyang di sana jadi aman.

Kun left the chat.

"Babe are you kidding me? It's just an average dress."

"Kamu bawa dress lagi kan? Can you change?"

"Whyyy?"

"I don't like it when people see what's mine."

Doyeon memutar mata malas mendengar percakapan sepasang kekasih yang kebetulan berada di lift yang sama dengannya.

Mine mine gundulmu!

Doyeon pengen buru-buru aja sampe ke lantai 25, dimana kamar Lucas dan saudara-saudaranya berada. Kebetulan hotel tempat keluarganya dan keluarga Lucas tuh beda, karena mendadak.

Ting

Doyeon menghela nafas lega karena berhasil keluar dari lift itu, mendengar beberapa percakapan yang menurutnya terlalu lebay dan seperti pasangan mabuk cinta pada umumya. Menye-menye.

Lucas dan Doyeon sebenarnya bagian dari Hendery, Xiaojun, dan Yeri. They grew up together, tapi sekarang mereka sibuk masing-masing.

It's not like they're cut off the contact, cuma sekarang mereka sadar udah dewasa dan udah menginjak bangku perguruan tinggi. Udah saatnya tanggungjawab, ga bisa lagi tuh kalo salah satu stress yang lain nemenin bolos lalu liburan kemana tanpa sepengetahuan orang tua mereka.

Tok tok

"Sebentar, sayang."

Ceklek

Ya benar, bapak Lucas langsung nyosor begitu liat bininya. Ga usah diragukan lagi emang bucinnya tingkat dewa.

"Get the room please!" ujar Kun, melihat kelakuan adiknya itu.

"Ciuman doang." sahut Winwin, yang justru mengundang keheranan dari para saudara-saudara dan Doyeon juga tentunya.

"WINWIN DIAJARIN SIAPA?" Kun mulai ngomel-ngomel, bagi dia adeknya cuma Winwin karena yang lain kelakuannya lebih astaghfirullah dari dia yang notabenenya anak pertama.

"Bang Win kan udah punya pacar, makanya lo punya pacar bang!" ledek Lucas ke kakak pertamanya itu, dibalas dengan misuh-misuh.

Kun dan Winwin keluar karena mau jemput mami sama papi yang baru sampe, ga barengan karena mami sama papi kan baru selesai bulan madu jadi langsung berangkat dari Maldives ke London.

"Perasaan mami kemaren masih di Lombok?" tanya Doyeon membuka percakapan.

"Biasalah." jawab Lucas sekenannya, dia sendiri pun heran sama kelakuan mami papinya itu.

"Papi hebat ya, sibuk gitu tapi kalo buat bulan madu sama mami tiap bulan selalu ada waktu." ujar Doyeon kagum.

"Kamu mau bulan madu dimana nanti?" Lucas nyengir.

"Gila, skripsi aja belom udah ngomongin kawin lo!" balas Doyeon judes, matanya menatap pacarnya yang sekarang malah ngakak.

"Galak amat sih, kan mempersiapkan dari sekarang ga ada salahnya? Apa kita nikah aja ya bulan depan?" Lucas dan ide gilanya selalu membuat Doyeon geleng kepala.

"Dipikir nikah gampang? Nikah tuh tanggungjawabnya gede Lucas, bukan sekedar tinggal serumah doang." jelas Doyeon walau dia tau Lucas ga akan peduli juga.

"Yah, kamu ga asik by!" soraknya kecewa, Lucas masih bercanda bocah kaya gitu gimana bisa nikah.

"Udah makan? Mau aku masakin?" tanya Doyeon lagi.

Tuh kan, gimana Lucas ga pengen buru-buru nikahin coba? Orang pacarnya sangat istriable gini kan jadinya pengen buru-buru memiliki secara sah.

"Udah tadi, yuk turun." Lucas lalu mengaja Doyeon turun ke ballroom dimana acara dilaksanakan.

"Btw, you look gorgeous." Lanjut pria itu dengan senyuman manis khasnya, Doyeon ikut tersenyum.

Satu lagi kenapa Doyeon jadiin Lucas pacarnya, karena dia selalu apresiasi semua yang ada di tubuh gadis itu. Hal kecil sekalipun.

Lucas pernah bilang, "My lady can wear anything cause i can fight."

Doyeon Adriani Tahir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Doyeon Adriani Tahir

Atmadja BersaudaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang