12

741 131 9
                                    

Hari ini rumah gempar, soalnya Ten bilang mau berenti kuliah. Bayangin kan betapa shocknya mami? Sekarang anaknya malah ilang, ga tau kemana.

"Lucas, coba telponin itu abang kamu. Suruh pulang atau mobil-mobilnya mami jual murah?!" Lucas yang ngeliat mami daritadi mondar-mandir ikutan pusing, tapi tetep nurut soalnya takut.

Papi lagi di Korea dari kemaren, makanya ga tau kalo anak keduanya itu lagi-lagi cari gara-gara.

"Mami bener-bener ga habis pikir ya sama si abang, mau ngapain coba dia berenti kuliah?"

Lucas mencoba menelpon Ten, tapi nomer handphonenya ga aktif. Udah berkali-kali, tetep aja nomor yang anda tuju sedang tidak bisa dihubungi.

"Coba telpon Joy atau Jennie, biasanya kan abang kamu sama mereka." Lucas nurut lagi, pertama ia menelpon Jennie lalu dalam dering ketiga panggilan itu terangkat.

"Halo? Kenapa Cas? Tumben nelpon." Jawab Jennie di sebrang sana, kedengerannya lagi ribet ngurus sesuatu soalnya grasak-grusuk aje.

"Kak, lagi sama Bang Ten?" Tanya Lucas to the point.

"Nggaaa gue lagi di Milan, coba tanya Joy deh." Lucas segera mematikan telpon setelah berpamitan dan bilang terimakasih.

Target selanjutnya Joy Tanjung, Lucas kenal banget anak itu pasti jam segini lagi di club hura-hura walau temennya ga ada.

"Kak, dimane luuu?"

"Di rumah nih, kenapa Cas?" Lucas kaget, seorang Joy Tanjung di rumah wow luar biasa.

"Ada Bang Ten?" Tanyanya lagi.

"Ngga, sialan juga tuh abang lo udah tau gue sakit ga ada jenguk-jenguknya sama sekali." Malah curhat, tapi gapapa.

"Kemana ya, tuh anak kabur dah kayanya kak."

"HAH JANGAN GILA LO?! KABUR KEMANEEE?" Kedengeran Joy kaget lalu gubrak-gabruk bangun dari kasur.

"Ga tau, kalo gua tau namanya bukan kabur dong."

"Iya juga, yaudah gue ke sono dah. Ada-ada aja si geblek, padahal dia tuh yang sering bilang gue nyusahin dia." Curhat lagi, tapi gapapa. Setelahnya panggilan berakhir, Joy otw ke rumah The Atmadja.

Meanwhile...

"Yaudah, hari ini latihannya sampe sini aja ya." Coach itu meninggalkan Ten dan Lisa yang sedang duduk sembari mengambil nafas dalam-dalam.

Lumayan ngos-ngosan juga latihan dance sejam, kalo setiap hari begini bisa makin kebentuk deh absnya Ten.

"How do you feel?" Ujarnya membuka percakapan.

Lisa menoleh, menatapnya lalu membuat senyum kecil di wajah cantiknya yang sekarang dipenuhi oleh keringat itu.

"Lumayan, ga terlalu sulit karena ternyata bangun kemistri sama lo gampang juga ya." Lisa meneguk minuman isotoniknya, handuk kecil di pundaknya ia gunakan untuk mengelap keringat yang menetes sedari tadi.

Bangun kemistri aja gue bisa, apalagi bangun rumah tangga.

Oh tentu yang itu ga Ten omongin langsung dong, baru seminggu kenal masa udah gas terus. Rem-rem dulu lah dikit.

"Gue yakin menang sih." Ujar Ten sombong, khas keluarga Atmadja banget.

"Jangan sesumbar dulu, ga ada yang tau. Usaha aja dulu yang maksimal, hasil mah belakangan."

Ten mengangguk-angguk, mendengarkan ucapan Lisa dengan seksama.

Ten berjalan menuju tasnya yang ia letakkan di pojok ruangan, ia ingin mengambil ponselnya yang sedari tadi ia nonaktifkan.

"Buset, tumben amat nih pada nyariin gue." Gumamnya, ga tau apa yang sedang terjadi di rumah.

"Lo bawa mobil kan?" Tanya Lisa kepada Ten yang sibuk dengan ponselnya.

"Iya, kenapa Lis? Mau bareng?" Tanya Ten kalem, padahal dalem hati kegirangan ada kesempatan dalam kesempitan.

"Ah, ngga cuma mastiin aja. Kalo gitu gue duluan ya, cowo gue udah nunggu di depan." Pamitnya lalu berjalan keluar studio begitu saja. Ten diem, masih kaget.

Anjing, punya cowo ternyata.

Kekagetannya dilipat gandakan oleh notifikasi yang baru aja muncul, pesan dari mami.

Mami Rempong
Ten... siapa yang ajarkan kamu berenti kuliah nak,,
Sudah tanggung nak,, sudah skripsian...
Mami pusing kamu maunya apa...😣

INI SIAPA YANG NYEBARIN RUMOR KALO TEN MAU BERENTI KULIAH SIH?!

Atmadja BersaudaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang