11.11

919 103 2
                                    

"Sayang, berhentilah marah seperti itu" entah sudah keberapa kalinya dalam Sabtu pagi ini Jeongwoo berusaha membujuk bayi kecilnya yang marah.

Jaehyuk menghela nafas kasar.

"Padahal bukan aku yang mengajak tapi harus aku yang menerima pembatalan"

Pembatalan?

Pembatalan mengenai pergi ke rumah ibu Jeongwoo hyung.

"Masalahnya adalah aku sudah susah payah meminta ijin agar tidak masuk pada dosen yang memiliki tempramen buruk karena tiba-tiba meminta kelas pengganti"

"Aku tidak mau mengecewakanmu"

"Tapi hyung malah memiliki meeting hari ini?"

"Hyung, kamu sudah berjanji padaku untuk mengunjungi rumahmu" kesal Jaehyuk.

Benar-benar kesal.

Jeongwoo mendekat dan mencoba meraih pinggang Jaehyuk. Ingin memeluk.

Namun Jaehyuk menepisnya pelan.

"Hyung minta maaf, hyung benar-benar lupa dengan jadwal meeting itu"

Jeongwoo terus mencoba meraih Jaehyuk. Yang akhirnya berhasil.

Meskipun sebatas menggenggam tangannya.

Jaehyuk melirik Jeongwoo, "Ahh terserahlah. Aku akan pergi kerumah ibu sendiri"

"Tidak"

"Lalu hyung mau apa? Membatalkan meetingmu?"

Jeongwoo terdiam.

Ia tidak bisa membatalkan meeting ini setelah direncanakan sangat lama.

Namun ia juga merasa berat hati membiarkan Jaehyuk pergi sendiri.

Jeongwoo melepas genggaman tangannya.

"Baiklah. Kamu bisa pergi tapi hyung akan meminta supir keluarga untuk menjemputmu"

Jaehyuk menggeleng, "Tidak mau"

Kenapa Jaehyuk sangat keras kepala?

"Yoon Jaehyuk, jangan seperti ini" suara Jeongwoo terdengar kesal.

Jaehyuk yang mendengarnya menjadi bertambah kesal.

"Salah hyung sendiri. Aku akan pergi dengan taksi"

"Yoon Jaehyuk!"

"Jangan berteriak padaku!"

Jaehyuk menghela nafas kasar. Jika dulu, Jeongwoo sedikit saja meninggikan suaranya maka kaki Jaehyuk akan bergetar. Takut.

Namun sekarang tidak. Ia tau seberapa sayang Jeongwoo hyung padanya.

Sayang? Memang sudah berapa bulan mereka seperti ini?

Tidak perlu menunggu beberapa bulan atau tahun jika beberapa minggu saja Jeongwoo hyung sudah mampu menunjukan ketulusannya pada Jaehyuk sebagai pasangannya.

Untuk masa lalu buruk mereka, bisakah kita lupakan saja? Jangan mengingat luka saat obat tengah memberi kesembuhan setengah mati.

Hargai usahanya.

"Hyung, apa kamu tau? Aku mengatakan pada ibu bahwa kita akan pergi ke rumah bersama. Namun hyung memiliki meeting, aku tidak mau ibu marah jika beliau tau kamu tidak bisa pergi kesana"

"Setidaknya jika aku menggunakan taksi, aku bisa sedikit nakal dengan mengatakan kamu yang mengantarkanku dan setelah meeting hyung akan menyusul kesana" sambung Jaehyuk.

Suaranya terdengar lebih tenang.

Membuat Jeongwoo kembali bisa menetralkan kekesalannya.

Ia perlahan mendekat. Kali ini Jaehyuk tidak menghindar.

His EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang