Sian Magenta adalah playboy yang mempunyai prinsip untuk tidak menyakiti dua wanita di hidupnya: Mama dan Mauve. Namun, apa jadinya jika ia melanggar prinsipnya sendiri sehingga sang sahabat berubah status jadi mantan pacar?
Akhirnya hubungan merek...
"Hal yang paling sulit adalah aku jatuh cinta lagi padamu, bahkan sebelum rencana move on-ku berhasil."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ketakutan Mauve saat ini adalah bertemu Sian. Sosok yang mudah membuatnya jatuh cinta, tetapi sulit dilupakan. Ia ingin terus menghindari Sian, tetapi status mereka sebagai teman tidak bisa dilepaskan begitu saja. Seperti saat ini, Mauve bahkan tidak punya alasan untuk mematikan teleponnya di saat nama Sian muncul di layar.
"Halo?"
"Iya. Kenapa?"
"Kamu di mana?"
"Lagi ada urusan."
"Gak usah bohong, Mo. Aku udah hubungin temen-temen kamu. Mereka bilang kamu gak bareng mereka."
"Kamu kira temen aku dikit?" Suara Mauve meninggi.
Helaan napas terdengar dari seberang, suaranya kian melembut. "Aku gak bilang temen kamu dikit. Aku cuma tau, selain aku, kamu cuma punya dua temen cewek lain. Aku minta maaf kalau bikin kamu merasa kesal."
Ini yang paling dibenci Mauve. Kebaikan Sian. Suara lembut Sian, permintaan maaf Sian, kepeduliannya, dan segala hal yang ada pada lelaki itu. Ia benci bagaimana lelaki itu berhasil membuatnya tetap jatuh cinta bahkan setelah ia mencari semua kelemahan Sian. Ia menerima semua kelemahan Sian. Ia bisa memakluminya.
"Mo?"
Dan ia paling benci ketika Sian menyebut namanya.
"Ya." Suara Mauve agak serak. Ia baru saja menangis dan sepertinya akan kembali menangis.
"Ada yang perlu aku bicarain. Bisa kita ketemu?"
"Maaf, aku takutnya gak punya waktu."
"Kapanpun itu aku bakal okein. Soalnya ini penting."
"Sepenting apa, sih?" Mauve mulai kehilangan kesabaran.
"Ini tentang apa yang terjadi semalam dan hubungan kita. Aku mau masalah kita clear."
Ribuan tombak terasa menusuk jantungnya, bersamaan dengan itu kepalanya juga terasa berat. Ia benar-benar tidak ingin membahas hal ini.
"Oke."
Mauve menutup teleponnya dengan cepat, tetapi ia menyesal dengan sepatah kata yang mengakhiri percakapan. Mengapa ia langsung mengiyakan sementara saat ini tidak ingin bertemu Sian? Namun, sisi lainnya menyuruh untuk tetap tenang. Memang sudah saatnya bagi mereka menyelesaikan semua masalah yang ada. Demi menghilangkan kecanggungan di antara mereka. Sebagai teman, juga tetangga.