Dia Datang

90 18 29
                                    

Holaa👋🏻👋🏻👋🏻

Welcome back to this story😈

I hope, kalian suka dengan chapter satu ini😊😈

**Happy Reading**

Ila membersihkan sisa makanan yang ada di ruang tamu setelah semua teman-temannya tadi pulang dari rumahnya.

Ruang tamu yang awalnya sangat bersih kini bercecer makanan di mana-mana. Dan siapa lagi pelakunya kalau bukan si Danas. Untungnya Ila masih sabar membersihkannya.

Di saat sedang membersihkan, Ila mendengar suara bel rumahnya kembali berbunyi. Awalnya Ila mengira kalau teman-temannya tadi kembali lagi untuk mengambil barang mereka yang mungkin tertinggal. Tapi saat dilihat ternyata...

"Abi, Ummi, Kak Rani, mari masuk."

...itu adalah mertua, dan kakak iparnya.

"MasyaAllah, sungguh elok rupa menantuku." Wawan yang pertama kali mengangkat suaranya saat sudah berada di ruang tamu.

Ila memasang senyum simpul di wajahnya. "Abi bisa aja."

"Eh, Ila lupa belum salim." Ila langsung mengambil tangan mertua dan kakak iparnya untuk disalimi, dan mencoba berinteraksi dengan mereka.

Baru beberapa menit berinteraksi dengan mereka, Ila sudah merasa sangat akrab. Ila yang pandai memulai pembicaraan, dan mereka yang senang hati meladeninya.

"Ila, gue mau tanya. Menurut lo adek gue itu gimana?" Pertanyaan itu tiba-tiba keluar begitu saja dari mulut Rani.

Jujur saja, kalau ditanya bagaimana Ila bingung menjawabnya. Karena beberapa kata masih belum cukup untuk mendeskripsikan tentang Edwin.  Edwin yang selalu memberikan perhatian terhadapnya. Edwin yang selalu menjaganya. Edwin yang mencintainya. Dan banyak lagi tentang Edwin yang membuat Ila merasa beruntung memilikinya.

Sampai akhirnya sebuah jawaban muncul di kepala Ila. "Mas Edwin itu ... perfect husband."

"Tapi lo nggak bosen kan kalau lagi ngobrol sama dia?"

Bosan? Yang benar saja! Tentu saja Ila sama sekali tidak pernah merasakan sedikit pun bosan saat berbicara dengan suaminya itu. Yang ada Ila kecanduan.

"Nggak kok, Kak."

"Serius nggak? Padahal Edwin itu dingin banget. Apalagi kalau Edwin udah ngeluarin satu kata andalannya yang berbunyi hm. Berasa lagi ngomong sama Nisa Sabyan gue. Harusnya dulu Abi sama Ummi kasih nama dia Edwin Sabyan aja."

"Rani, nggak boleh ghibahin adek kamu kayak gitu." Wiwin yang dari tadi diam mulai berbicara.

"Maaf, Ummi. Tapi serius dia kalau ngomong nggak ngebosenin, Ila?"

"Nggak sama sekali, Kak. Malahan cara bicaranya Mas Edwin itu bikin Ila candu. Mas Edwin yang penuh kata, dan juga penuh akan segala kasih sayangnya. Ila suka."

"Lalu di mana suamimu sekarang, Ila?" Wiwin kembali bersuara.

"Tadi ada di Kamar. Sebentar ya, Ummi. Ila panggilkan. Ila pamit ke kamar dulu."

Romantic Weird Couple(Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang