Rada-rada🌚 yah bahasannya wkwk
***
Sore itu di hari yang cerah.
"Tumben nih ibu-ibu ngumpul sini, mau gosip ya..." Kata mpok Inem ketika melihat ibu Anna dan ibu-ibu lainnya datang.
"Habis arisan mpok, panas mau ngadem sama es kelapa dulu."Sahut bu Yuna dengan senyum.
"Kapan-kapan ikut deh mpok, lumayan dapatnya." Kata bu Anna.
"Iya, daripada diam mulu diwarung, mending ngumpul sekali-kali." Sahut bu Nita.
Mpok Inem tertawa kecil, "tapi saya diam di warung dapat uang juga lah bu."
"Iya juga sih, tapi kapan-kapan ikut yah mpok. Kenalan lah sama ibu-ibu yang lain."
Yang paling muda diantara wanita yang ada di situ hanya tersenyum. Bukan ia tidak mau, tapi karna sebelum menikah ia pernah dilabrak ibu-ibu komplek sebelah.
Katanya menggoda suaminya, padahal ia menolong si bapak jatuh dari sepeda gara-gara diseruduk sapi. Alhasil bapak Irwandi marah terus cepat-cepat nikahin, mana rambutnya banyak rontok lagi; kasian orang cantik.
"Masih trauma kayaknya mbak."Sahut bu Jihan.
"Sakit bu, saya harus keluar banyak buat numbuhin yang botak kemaren." Kata mpok Inem.
"Ngga mpok tuntut? kasihan loh rambutnya, kalo saya ya habis itu ibu-ibu." Kata bu Anna berapi-api.
Mpok Inem menggeleng sambil tangannya sibuk menyiapkan pesanan para wanita itu, "biarin aja lah bu. Bikin cape aja ladeninnya, mana waktu itu yang jadi saksi Cuma sapi."
Para ibu-ibu itu tertawa bercampur miris, ibu Puji mengusap tangan mpok Inem. "Resiko orang cantik mpok, ada-ada aja."
"Setuju." Sahut ibu-ibu lainnya.
Hening sesaat, karena mereka menikmati angin semiliwir dan segelas es kelapa.
"Ngga anak-anak sepi ya bu, biasanya rame didepan sini." Kata mpok Inem setelah beberapa saat hening.
"Minggu depan ujian mpok, dikurung dulu anak-anaknya." Sahut bu Jihan.
"Sen sama Sun jinak ya mbak, coba liat Diana malah ngamuk. Trus gangguin abangnya." Kata ibu Laura.
"Kata siapa? Itu tadi sebelum saya berangkat berantem, pas pulang malah main kemah-kemahan. Makanya balik kesini, stres saya." Sahut bu Jihan yang sangat nampak sekali kesalnya.
"Tambah Jean lagi ya mbak, hahaha..." bu Anna menimpali.
"Iya, heran aku ."
Iya, Jean sering main ke rumah Sun ,sepi katanya. Rumah segede itu Cuma dia sendiri, nanti malah main sama yang tak kasat mata lagi.
"Tapi kan rame rumahnya, beda sama kita." Sahut bu Nita yang diangguki bu Sintya, bu puji, dan bu Anna.
"Buat lagi lah mbak, masih pada kuat juga." Kata Bu Yuna.
"Kalau bisa dari adonan kue ya ayo-ayo aja, ini harus kerja keras dulu ngga langsung jadi, bapaknya mah enak." Sahut bu Nita.
Ibu-ibu disitu tertawa, sementara Mpok Inem yang menyimak pembicaraan itu menundukan kepalanya, ia malu mendengar apa yang baru saja bu Nita katakan.
"Tapikan sama-sama enak." Sahut bu Jihan.
"Ya begitu." Kata bu Nita tertawa.
Kembali terdengar gelakan anggun dari ibu-ibu sore ini, maklum jarang mereka seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah (END)✓
RandomKalau ditanya soal rumah itu apa, pasti jawab nya tempat pulang. Ya benar, emang apalagi?