"Aku suka sama kamu..."
Gadis itu hanya menatap diam laki-laki yang baru saja menyatakan perasaan padanya.
Namun setelah itu ia langsung pergi begtu saja tanpa mengatakan apapun, hingga membuat sang lelaki kebingungan.
"Gue salah ya?"
***
Jam terakhir pelajaran biasanya menjadi ajang adu kekuatan menguap terlama dan terpanjang, jangan lupa juga adu kekuatan tangan mengipasi wajah yang sudah mirip cabe rebus karena panas.
Maklum pendingin ruang kelas itu rusak gara-gara sepatu seorang murid melayang mengenai permukaannya, alhasil eror.
Terserah aja, itu murahan atau emang dianya berlebihan. Begitu saja rusak.
Diantara semua murid, ada yang diam saja. Tidak berkipas ria seperti yang lain, tidak juga memperhatikan penjelasan di depan.
"Kalian terserah mau perhatikan saya atau engga, asal jangan buat gaduh itu, aja." Kata guru yang hari ini masuk ke kelas mereka siang ini.
Dan benar saja, tidak ada yang memperhatikan. Semuanya sibuk dengan dunia masing-masing; ada yang tidur, ada pula melakukan ritual pemanggilan jelangkung.
"Kita cukupkan sampai disini, jangan lupa tugas kalian. Selamat siang." Pak Jaka mengakhiri pertemuan hari ini.
"SELAMAT SIANG PAK........" Dan seperti biasa dilanjutakn dengan sholawatan.
Paling semangat kalau sudah pulang, tadi aja mirip keong kena garam.
"Sun." Panggil Jean ditengah keramaian yang mirip dengan hutan belantara.
"APA?!"
"Ikut pulang..." Bisik Jean yang terdengar seperti merengek.
Sun menoleh melihat Jean, ada apa dengan anak ini pikirnya.
"Ayo." Jawabnya sambil mengangguk, lupa jika hari ini ia dan saudara kembarnya berangkat bersama.
Gadis itu tersenyum lebar dan langsung merangkul lengan Sun, seolah ia takut ditarik orang jika tidak berpegangan.
-
"Lu kenapa sih? Kek orang habis maling ayam." Tanya Sun heran.
Jean celingak-celinguk, kemudian naik motor.
"Ngga pa-pa, ayo balik." Katanya.
Sun menghidupkan motornya, lalu tancap gas.
"WOY TUNGGU!"
Sen berlari sambil berteriak mengejar Sun yang sudah keluar area sekolah.
"ANAK SETAN!" Umpat Sen.
"Berarti lu juga anak setan dong." Suara Muti tiba-tiba saja terdengar.
"Anj- kaget." Sen dengan cepat menoleh.
Si pelaku hanya menampakan wajah lempengnya melewati Sen yang mencoba melotot lebar, selebar dunia.
"Numpang dong Mut." Teriak Sen.
Muti tidak menjawab, hanya jari nya saja yang berbicara; biar keren kayak cewek cool.
-
"Makasih ya." Ucap Jean ketika sampai didepan rumahnya.
"Lu kenapa dah?" tanya Sun dengan mata menyipit karena silau.
"Habis sembuyiin kaus kaki Irma." Jawab Jean.
Entah Sun percaya atau tidak, yang pasti wajahnya sedikit terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah (END)✓
RastgeleKalau ditanya soal rumah itu apa, pasti jawab nya tempat pulang. Ya benar, emang apalagi?