Bidadari dan pencuri selendang

996 31 2
                                    

Dongeng: Jaka tarub
MC. : Anak jaka tarub/ Nawa

Di suatu dunia dongeng, terdapat sebuah tempat di atas langit yang bernama khayangan.

Tempat itu di huni oleh para bidadari cantik yang akan turun ke bumi di beberapa waktu.

Ada seorang pemuda yang bernama Jaka Tarub yang berhasil mencuri salah satu selendang bidadari, dia berhasil menipu bidadari itu untuk menikahi nya dan bahkan memiliki seorang anak perempuan.

Namun takdir berkata lain. Karena terlalu kepo, Jaka Tarub mengetahui pantangan istrinya dan mengakibatkan istrinya kecewa.

Lebih parahnya lagi, tak lama kemudian si istri menemukan selendang nya lalu pergi ke khayangan. Meninggalkan suami dan anaknya.

Bertahun-tahun kemudian, Jaka Tarub menjadi tua dan anaknya yang bernama Nawa tumbuh dewasa.

Dari kecil Nawa selalu mendengarkan cerita ayahnya tentang bagaimana pertemuan pertamanya bersama ibu bidadari nya yang sudah pergi.

Jaka Tarub juga menceritakan betapa dia menyesal telah menyembunyikan selendang ibunya Nawa, jika saja dulu dia membakar atau merusak selendang itu. Mungkin hingga saat ini istrinya masih tetap bersamanya.

Jaka Tarub "Nawa anak ku tersayang, ingat baik-baik nasihat ayah nak. Jika suatu hari kamu menemukan selendang bidadari, kamu harus membakar atau merobek-robek nya hingga berkeping-keping. Agar bidadari itu tidak bisa kembali ke khayangan dan kamu bisa menikahi mereka."

"Tapi ayah, aku perempuan. Bukanya para bidadari itu juga perempuan? Bagaimana kita bisa menikah? Siapa yang menusuk nantinya? Terlebih, aku lebih suka pria manis." Nawa bertanya dengan suara datar.

"Nak, kamu terlalu polos. Siapa bilang para bidadari itu hanya perempuan? Dulu saat ibumu masih ada, dia pernah bercerita kepada ayah jika di khayangan ada juga bidadari laki-laki, tapi mereka sangat sedikit yang turun ke bumi."

Mata Nawa bersinar, "Wow benarkah itu ayah? Ada bidadari laki-laki!?"

"Iya, mereka ada. Tapi rata-rata mereka hanya turun ketika pelangi muncul saat hujan petir saja." Lanjut Jaka Tarub.

"Di masa depan Nawa pasti bisa menangkap bidadari itu!!"

Kedua anak dan ayah itu pun membicarakan strategi untuk menculik bidadari sepanjang malam.

#•🧚🏻‍♂️🧚🏻‍♀️🧚🏻‍♂️•#

Beberapa tahun kemudian.

Saat ini Nawa sudah berusia 25 tahun, ayahnya Jaka Tarub telah meninggal setahun yang lalu.

Sebelum kematian ayahnya, Nawa berjanji akan menangkap bidadari apapun yang terjadi.

Semua ilmu beladiri ayahnya sudah dia kuasai, karena di sekitar tempat nya tinggal tidak muncul bidadari, Nawa berencana pergi ke tempat lain.

Nawa menyebrangi sungai, melewati lembah, memanjat gunung, melompatati bukit, dan akhirnya sampai di sebuah danau kecil yang indah di atas gunung.

Dia punya firasat, jika dia tinggal di tempat ini maka mendapatkan bidadari akan menjadi hal yang mudah.

Di saat itu juga Nawa mulai membangun sebuah rumah kayu yang nyaman untuk tinggal.

Dua hari kemudian.

Ketika Nawa akan makan malam, jalan cahaya muncul dari langit, ujung dari cahaya itu adalah danau di samping rumah Nawa.

Nawa meletakkan peralatan makanan dan menghampiri ke arah tempat cahaya itu berada, tidak lupa dia juga membawa kerisnya.

Nawa mengintip dari balik semak-semak.

Pupil mata Nawa mengecil, dia sangat terkejut melihat adegan di depan matanya.

Selusin pria cantik sedang bermain di sekitar danau.

Mereka memakai pakaian setengah telanjang seperti kain sutra, kebanyakan dari mereka sudah melepas selendang dan menaruhnya di sisi danau.

Para bidadari pria itu tidak seperti yang Nawa banyangkan. Mereka tidak kurus kecil seperti perempuan.

Masing-masing dari mereka memiliki roti sobek ukuran sedang dari berbagai rasa. Ada sawo matang, coklat manis dan vanilla.

Nawa di buat mimisan hanya dengan melihatnya saja, memilih salah satu dari mereka dengan mata tertutup tidak akan membuat penyesalan.

Nawa menghela nafas yang sangat berat dan mulai menjalankan rencana yang telah dia susun dengan ayahnya bertahun-tahun yang lalu.

Baru saja dia melangkahkan kakinya keluar dari semak-semak, bidadari pria terdekat menoleh ke arah munculnya Nawa dengan tatapan waspada.

Kurang dari satu helaan nafas, semua bidadari di depan Nawa sudah memasang posisi bertarung.

'hah? F*ck, apa-apaan ini!? Gue baru aja keluar udah ketauan!? Sialan, mampus gue.' Nawa mulai membatin.

Sekali liat aja dia sudah bisa tahu dari posisi kuda-kuda yang para bidadari itu pasang, mereka semua ahli beladiri.

Nawa meratapi nasibnya dan melihat ke langit 'ayah, maafkan anakmu ini yang kurang mampu.'

Ditengah Nawa yang masih meratapi nasibnya tiga Bidadari pria sawo matang, coklat manis dan vanilla yang terlihat paling mencolok dan terlihat seperti pemimpin rombongan itu menghampiri Nawa.

Mereka bertiga menyerahkan selendangnya masing-masing seperti anak baik yang patuh lalu duduk bersimpuh lemah di dekat kaki Nawa.

Pria sawo matang terisak pelan dan mengusap air mata yang tidak ada di matanya lalu mengucapkan omong kosong seperti 'kami tidak bisa mengalahkan wanita ini', 'dia terlalu kuat'.

Pria Vanilla kemudian menyusul dengan 'kami bertiga akan berkobar, kalian pergilah.'

Pria coklat manis tidak berbicara, tapi dari semua gerak tubuh dan ekspresi nya, dia terlihat percis orang paling lemah dan rapuh yang tunduk pada yang kuat.

Nawa: Wtf!? What are you doing boy, are you crazy!? Gue belum ngapa-ngapain loh...

Di bawah air mata buaya pria Vanilla, para bidadari pria pergi ke langit yang jauh.

...

TAMAT


Jujur aja sebenernya kerangka cerita ini tuh di buat setelah cerita 'Drizella dan dua labu ajaib' tapi karena gua keburu tertarik buat cerita lain, yang ini jadi terlupakan.

Harusnya sih ending nya masih panjang, but gua dah stuck di adegan Nawa ketemu bidadari di danau.

Dah gitu aja, cerita lanjutan nya bisa kalian bayangin sendiri.

See u di next story

Cerita dongeng sebelum tidur Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang