BAB 1

174 18 0
                                    


Kerajaan Chlódyas

Benteng Drev Bariéll.
Hembusan angin yang lembut membuat mata Crhasiona Bariéll terpejam, ia merasa sangat mengantuk jika angin terus berhembus seperti ini. Gadis itu berusaha menegakkan tubuhnya  kembali agar tidak tertidur, ia tidak ingin lagi tertangkap oleh pengawal karena tidur di pesisir pantai.

Gadis yang baru saja berusia 18 tahun ini adalah satu-satunya putri dari jenderal tertinggi kerajaaan Chlódyas, Dandrev Bariéll. Crhasiona Bariéll adalah gadis mandiri, ia terkenal dengan sebutan gadis kasar di seluruh benteng Drev, karena kebiasaannya memukul seseorang, ia selalu menantang siapapun yang berada di dalam benteng saat ia merasa bosan, gadis itu adalah gadis petarung yang baik.

Bagaimana tidak? Seumur hidupnya, setiap kali ia membuka mata pemandangan yang pertama ia lihat adalah orang-orang yang sedang bertarung, membuat dirinya sedari kecil mengikuti apapun yang di lakukan orang di sekitarnya, ia tidak memiliki teman bermain sama sekali

Meskipun tidak seperti putri bangsawan yang lain, Crhasiona Bariéll juga di perlakukan layaknya tuan Putri seperti putri bangsawan tinggi hanya saja sifat gadis itu tidak bisa di jinakkan, ayahnya Dandrev Bariéll selalu mengajarkannya untuk bersikap layaknya seorang gadis hingga mengundang wanita dari istana untuk mendidiknya tapi berakhir wanita pembimbing itu keluar dengan keadaan babak belur dari benteng, sangat di sayangkan

"Sialan!...." Teriak Crhasiona yang baru saja melempar batu ke arah laut,   ini adalah lemparan ke tiga kalinya tapi rasa kantuknya tidak hilang sama sekali

Tangannya meraih batu sekali lagi, tepat saat ia ingin melemparnya sebuah kepala muncul dari arah tempatnya melemparkan batu tadi membuat gadis itu menghentikan gerakannya

Seorang pria muncul dari dalam air, pria itu terus mendekat ke arah Crhasiona sambil memegang kepalanya.

Crhasiona terkejut bukan main, ia tidak sadar bahwa mulutnya sedari tadi terbuka, matanya tidak lepas dari makhluk yang terus mendekat ke arahnya

Apakah aku sedang bermimpi?

"Apa kau yang melempar batu ke arahku? "

Seketika Crhasiona tersadar, ia langsung menjatuhkan batu yang tadi ia genggam, gadis itu langsung mendongak menatap pria yang kini sudah berdiri di depannya bertelanjang dada.

Sekali lagi pria itu bertanya
"Apa kau yang melempar batu ke arahku?"

Tidak ada jawaban

Pria itu menoleh ke kanan dan ke kiri tapi tidak menemukan siapapun

" Jadi nona__" pria itu memperhatikan Crhasiona yang masih duduk di bawahnya

"Aku tidak melihat siapapun selain dirimu di sini, aku yakin kau bisa bicara bukan? Aku mendengar kau mengumpat tadi"

Crhasiona membulatkan matanya, ia merasa teriaknya tidak terlalu keras tapi mengapa pria ini tahu dirinya mengumpat?

"Apa kau ingin aku mengulangi pertanyaannya sekali lagi agar kita impas, kau melemparkan batu tiga kali ke arahku, apa aku juga harus bertanya sebanyak tiga kali?" Ucap pria itu

Tangan pria itu masih mengusap kepalanya, air terus menetes dari rambutnya yang basah, bahkan tubuhnya yang tidak menggunakan baju itupun__

Tunggu!... Sejak kapan matanya dengan tidak sopan menelanjangi tubuh seseorang. Crhasiona mengusap wajahnya dengan malu, ia kembali menatap mata biru pria itu, ia juga baru menyadari jika rambut pria itu berwarna abu-abu? Abu-biru? İa juga tidak yakin.

"Aku___" ucap Crhasiona terhenti karena tidak ingin melanjutkannya, jika ia tahu tidak ada siapapun kenapa pria ini terus bertanya?
"Siapa kau?" Ucap Crhasiona pada akhirnya

"Aku?" Tanyanya balik "Bukankah seharusnya aku yang bertanya siapa kau berani melempar batu kepadaku?"

"Aku tidak melempar batu kepadamu, aku melemparnya ke laut. Salahmu yang berada di dalam air"

Pria itu menaikkan sebelah alisnya, baru kali ini ada seseorang yang berani menyalahkannya

"Kau menyalahkanku?kau telah menyakiti seseorang dan sekarang kau menyalahkan orang lain?"

"Tidak, kau sendiri yang mencari batu itu dan menyakiti dirimu sendiri, apa itu salahku? "

Pria itu mengerutkan keningnya, ia sedari tadi memperhatikan jika gadis di bawahnya itu sangatlah muda
"Kau melemparnya sebanyak tiga kali di tempat yang sama, apa menurutmu aku akan mencari batu itu dan menyakiti diriku sendiri?kau melukai kepalaku!"

"Baik-baik ,aku melempar batu ke laut bukan ke arahmu tuan dan kepalamu baik-baik saja saat ini tidak terluka sama sekali"

Crhasiona bukan ingin mengalah hanya saja ia tidak tahan. Jika ingin berdebat dengannya ayo! Akan aku temani sampai malam!
"Jadi tuan... Tolong pakai pakaian anda. Jadilah pria terhormat yang menggunakan pakaiannya jika berbicara dengan seorang gadis"

Pria itu seketika menyadari keadaannya sekarang, bukan hanya merasakan sakit di kepalanya karena lemparan batu tapi keadaannya sangat memalukan.

Ini kali pertama untuknya bertelanjang dada di depan orang lain. Lebih tepatnya di depan seorang gadis. Tidak ada yang pernah melihat tubuhnya sama sekali, bahkan ibunya pun tidak.

Pria itu langsung menunduk mencari pakainnya yang ia tinggalkan__
"Kau menduduki pakaianku___" seketika raut wajahnya langsung berubah datar

Crhasiona ikut menunduk melihat tempatnya duduk
Sejak kapan dirinya menduduki pakaian? Ia sudah hampir dua jam berada dan duduk di tempat itu tapi tidak menyadari jika ia menduduki pakaian?
Crhasiona langsung berdiri, ia malu sekaligus ragu, meragukan hidupnya

"Aku tidak tahu__" hanya itu yang terucap dari mulutnya ketika ia menatap wajah pria itu. Kenapa rasanya sulit sekali mengatakan maaf?
Aku tidak melihatnya sungguh! Jadi bukan salahku!
Tapi tidak ada kata yang keluar terucap dari mulutnya

Pria itu hanya diam saja ia langsung mengambil pakaiannya, dan hanya memakai jubahnya

Crhasiona masih terdiam memperhatikan pria itu, tubuh tingginya terlihat besar di hadapannya. Merasa di perhatikan pria itu menoleh ke arah Crhasiona setelah mengikat jubahnya, ia menaikan sebelah alisnya menunggu gadis itu berbicara, tapi setelah beberapa menit hanya suara deburan ombak yang terdengar

Gadis ini!

Pria itu langsung memalingkan wajahnya, ia merasa geram, tidak pernah ia merasa se-emosional ini. Ia langsung pergi, tidak ada gunanya ia berada di sini

Crhasiona ingin mengatakan tunggu tetapi lidahnya terasa malas di gerakan untuk berbicara. Ia masih memikirkan siapa pria itu, ia baru pertama kali melihatnya berada di sekitar bentengnya. Dan yang lebih ia pikirkan hingga membuatnya ragu apa pria itu berada di dalam air selama ia disini? Selama hampir 2jam. Apa dia manusia?







The Trhone of The SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang