Suara percakapan serius orang-orang yang berada di dalam ruangan, membuat Crhasiona berhenti melangkah. Pintu itu tidak sepenuhnya tertutup, membuat Crhasiona dapat melihat siapa saja di dalam ruangan itu. Seorang pria berambut hitam sebahu duduk di kursi utama, sudah jelas itu adalah kakaknya, Christian Eve. Sedangkan ada enam orang lagi yang berada disana, yang satu berdiri di sebelah Christian itu adalah komandan pasukan dua dan lima lagi, Crhasiona tidak bisa melihatnya karena mereka berdiri membelakangi.
Hal yang membuat Crhasiona berhenti disana adalah percakapan orang-orang itu membuat Crhasiona penasaran. Dari yang dirinya dengar, kakaknya, Christian Eve membicarakan tentang mencari kuburan. Tiba-tiba Crhasiona langsung merinding ketika mendengar kuburan, apakah kakaknya sudah tidak waras memberikan tugas untuk menggali kuburan?
"Itu adalah tempat militan, dan bandit, mungkin orang yang kalian cari ada disana jika tidak menemukan kuburannya..."
Crhasiona yang hendak pergi karena merasa percakapan itu tidak penting, lagi-lagi memundurkan langkahnya.
"Apa ada kemungkinan sebenarnya ajudan tuan Barhel tidak di bunuh?" Tanya seseorang yang berdiri membelakangi Crhasiona
"Aku tidak yakin, orang terakhir yang menyelidiki itu berakhir terbunuh disana, jadi kita tidak memiliki petunjuk sama sekali..."
"Jika kita tidak menemukan orang itu maka tidak ada alasan untuk menangkap tuan Barhel..."
"... dan gadis gadis yang di jual tidak bisa di temukan.."
Seketika tubuh Crhasiona menegang dan merinding secara bersamaan, ia menggertakan giginya tidak bisa tidak berpikir kenapa ada manusia yang memperjual belikan manusia? Yang membuat Crhasiona lebih penasaran siapa orang bernama Barhel?
Melihat orang-orang di dalam ruangan hendak pergi, Crhasiona buru-buru pergi, ia berjalan dengan cepat ke sudut balkon, berpura-pura menikmati pemandangan dari sana.
Orang pertama yang menghampiri Crhasiona adalah Christian, pria itu berjalan santai ke arahnya seolah tidak ada masalah dalam hidupnya.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Christian, pria itu menyandarkan tubuhnya di pembatas balkon.
"Aku menunggu ayah" jawab Crhasiona santai
"Ayah akan kembali besok pagi, ada hal yang dia urus di istana"
"Kenapa akhir-akhir ini ayah sangat sibuk?" Tanya Crhasiona, ia juga baru menyadari jika ayahnya jarang sekali pulang.
"Banyak hal yang harus dia urus sebagai komandan tertinggi" Christian beralih menatap Crhasiona. "Kembali lah ke kamarmu, ini sudah malam"
Crhasiona menatap lekat kakak angkatnya itu, ia ingin bertanya tentang masalah yang ia dengar tadi, tapi melihat Christian seperti tidak ingin berbagi, Crhasiona mengurungkan niatnya.
"Ada apa?" Tanya Christian ketika melihat gadis di depannya ingin berbicara tapi tiba-tiba beralih diam.
"Tidak ada, aku pergi" jawab Crhasiona, ia langsung pergi menuruni tangga.
Melihat sekitarnya, Crhasiona mencari-cari keberadaan lima orang pria yang tadi bersama kakaknya. Setelah keluar dari bangunan utama, Crhasiona akhirnya menemukan 3 orang pria saja yang tadi berada di ruangan Christian Eve. Ketiga orang itu tampak berbicara, Crhasiona buru-buru mendekat tapi tidak untuk bergabung, hanya sekedar melewati mereka untuk mendengar sedikit pembicaraannya.
Crhasiona sengaja melambatkan langkahnya ketika berada di belakang mereka.
"... Tuan Erlan berkata kita akan berangkat besok malam"
"Kenapa aku merasa kita juga akan di bunuh di sana..." Ucap salah satu pria yang berdiri sambil memeluk pedangnya
Ketika tepat Crhasiona berada di belakangnya, pria yang barusan berbicara langsung tersenyum menunduk hormat menyapa Crhasiona yang di susul kedua temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Trhone of The Sea
Fantasía#Series 2 dari negri Alcøtra Crhasiona Bariéll mengira hidup bebas di luar benteng adalah hal yang indah, tapi dirinya salah besar karena keindahan itu hanya kamuflase belaka, tidak ada hari yang tenang dan damai. Hiruk pikuk ibu kota Chlódyas dan...