BAB 6

44 7 0
                                    

Di dalam ruangan besar berukuran 12 x 10 meter yang bernuansa putih, seorang gadis meringkuk di dalam tempat tidur yang berukuran besar, tempat tidur itu adalah satu satunya barang yang terletak di tengah ruangan, beberapa barang lainnya hanya ada lemari besar di sudut kiri, rak buku besar dengan meja kecil di sebelahnya yang terletak di dekat pintu masuk, meja rias dengan cermin besar berada di sudut ruangan dekat dengan jendela, dan juga sofa panjang yang terletak di depan tempat tidur. Tidak ada lagi barang yang berlebihan di ruangan itu. Sebagai kamar dari seorang gadis tentu saja ruangan ini tampak biasa saja, bahkan tidak ada ruangan khusus untuk perhiasan.

Gadis yang meringkuk di atas ranjangnya tiba-tiba membuka mata, ia tersadar dengan keadaannya sekarang.

Saat Crhasiona kembali tadi, itu sudah menjelang sore dan gadis itu buru-buru menuju kamarnya,  kakaknya yang tampan pasti akan datang setelah pelatihan selesai untuk menemuinya memastikan dirinya baik-baik saja. Tapi sayangnya gadis itu lupa untuk membersihkan tubuhnya

"Panggil bibi Maria, katakan untuk datang ke kamarku sekarang" ucap Crhasiona kepada salah satu penjaga kediamannya yang kebetulan baru saja lewat di depan kamar gadis itu

"Baik nona" ucap pria itu, buru-buru menghilang dari hadapan Crhasiona

Hanya butuh waktu 10 menit untuk Crhasiona membersihkan tubuhnya, gadis itu kini sudah mengenakan gaun berwarna peach dengan potongan rendah, dan bibi Maria sudah disana sambil menyisir rambut Crhasiona.

"Nona rambut anda sangat kusut" ucap bibi maria sambil merapikan rambut Crhasiona yang seperti untaian benang kusut, di tambah dengan pasir yang melekat di sana

"Tidak apa bibi, aku akan keramas besok"

"Nona Chasi apa yang terjadi?" Tanya bibi Maria dengan nada panik ketika memperhatikan wajah Crhasiona

Chasi adalah panggilan kecil untuk Crhasiona, saat masih kecil Crhasiona yang tidak bisa mengucapkan r pada namanya hanya bisa menyebut Chasi, dan itu menjadi panggilan oleh bibi Maria, ayahnya dan tentu saja Christian. Tapi ketika ia sudah menginjak umur 16 tahun tidak ada lagi yang memanggil seperti itu kecuali bibi Maria

"Tidak apa-apa bibi, hanya terkena pukulan, ini tidak sakit. Aku baik baik saja" tentu saja ia menutupi luka di lengan kanannya agar tidak di ketahui, gadis itu sengaja memakai gaun dengan lengan panjang

"Nona, tuan Christian akan marah jika mengetahui ini" bibi Maria masih panik

"Dia sudah tahu, bibi tenang saja"

"Saya akan mengobatinya, tunggu sebentar nona"

Bibi Maria buru-buru keluar dari kamar Crhasiona, yang entah kemana, Crhasiona tidak tahu pasti

Tidak lama, bibi Maria kembali membawa mangkuk kecil berisi cairan kental berwarna putih dan juga mangkuk berisi cairan hijau yang mencurigakan

"Nona ini akan mempercepat penyembuhan, saya mendapatkannya dari ruang alkimia" ucap bibi Maria yang langsung mengoleskan cairan putih itu ke sudut bibir Crhasiona

Ada sensasi dingin yang terasa ketika cairan putih itu menyentuh kulit wajahnya. Crhasiona tidak akan menolak jika semua cairan itu juga di oleskan ke seluruh wajahnya, itu sangat menyejukkan, tapi cairan hijau itu membuat Crhasiona bergidik

"Minum ini nona, ini akan membantu penyembuhan dari dalam" ucap bibi Maria sambil menyodorkan mangkuk dengan cairan hijau itu

"Tidak ada luka dalam bibi, terimakasih, bibi bisa mengembalikannya saja"  tolak Crhasiona dengan cepat ketika ia mencium bau cairan itu

"Paksa dia meminumnya"
Suara berat terdengar dari depan kamar Crhasiona, saat gadis itu melihat ke arah sumber suara, itu adalah pria berambut sebahu sedang bersandar di pintu sambil menatap Crhasiona dengan tajam

"Minum atau aku laporkan kepada ayah?" Pria itu berucap lagi ketika melihat wajah Crhasiona dengan ekspresi memelas

Mendengar ancaman kakaknya itu, Crhasiona buru-buru meraih mangkuk itu dan meneguk isinya hingga habis.

Melihat ekspresi Crhasiona seperti terdistorsi dan akan memuntahkan cairan yang di minumnya, bibi Maria dengan sigap memberikan segelas air putih

"Bibi bisa pergi sekarang" ucap Christian, pria itu berjalan mendekat ke arah Crhasiona

"Baik tuan" bibi Maria melihat ke arah Crhasiona "Jika nona membutuhkan sesuatu panggil saja saya. Permisi tuan" ucapnya sambil membungkuk di depan Christian

Christian Eve, pria itu mendekatkan wajahnya dengan wajah Crhasiona, tangan kirinya berada di balik punggungnya, dan tangan kanan pria itu menarik dagu Crhasiona. Ibu jari pria itu mengusap sudut bibir Crhasiona. Jika di lihat orang lain posisi mereka sangat romantis, tapi menurut Crhasiona, pria di depannya sangat menyebalkan sekarang.

"Jika aku mengatakan kepada ayah..." Pria itu diam sejenak, sebelum melanjutkan pria itu menarik sudut bibirnya menatap Crhasiona lekat "Kira-kira apa yang terjadi?"

Crhasiona menepis tangan pria di depannya "Apa kau sangat suka mengadu?" Gadis itu menyilangkan tangannya di depan dada "Aku pikir ayah akan bangga padamu dan dia akan melarangku"

"Apa yang kau gunakan itu?" Christian menarik tubuhnya, ia berdiri tegak di depan Crhasiona

"Apa?" Tanya Crhasiona tidak mengerti, topiknya sangat cepat berubah

"Kenapa kau menggunakan gaun kekurangan bahan seperti itu?"

"Kemana matamu memandang?"

Christian buru-buru memalingkan wajahnya "Siapa yang mengirimkan gaun itu kemari?"

"Apa menurutmu aku tahu?" Tanya Crhasiona tidak habis pikir, mana mungkin dirinya tau tentang hal itu. Ia hanya menerima jadi dan itu sudah tertata rapi di dalam lemarinya.

Setiap bulan memang ada yang mengirim gaun dan pakaian khusus untuknya, sesekali akan ada yang datang untuk mengukur badannya agar pas dengan pakaian yang akan di kirimkan, tapi apakah dirinya harus mengingat itu? 
Crhasiona bahkan tidak tahu nama penjahit itu dan pakaian yang di buatnya.

"Aku akan menyuruh bibi Maria memeriksa semua pakaianmu, dan buang gaun yang kau kenakan itu"

"Terserah" ucap Crhasiona sambil mengedikan bahunya

Setelah mengucapkan itu Christian langsung pergi meninggalkan Crhasiona, tapi saat baru saja selangkah dari pintu kamar, pria itu kembali berbalik melihat Crhasiona yang masih duduk di atas kasur dengan menyilangkan tangannya di depan dada, pria itu sebenarnya hendak memeriksa luka gadis itu tapi melihat pakaian Crhasiona ia tidak ingin melanjutkannya dan kini ia pun melihat tatapan gadis itu seolah mengusirnya

Sebenarnya pakaian yang di gunakan Crhasiona tidak ada yang salah, itu tidak bisa di katakan terbuka. Gaun berwarna peach itu berlengan panjang dan juga panjangnya mencapai betis Crhasiona, gaun itu memang berpotongan rendah tapi tidak sampai memperlihatkan dadanya, itu hanya terbuka di bagian  belakang dengan banyak tali yang bisa mengkerut untuk menyesuaikan dengan tubuh penggunanya tapi hanya sebatas seperempat punggungnya.

Crhasiona menggelengkan kepalanya, sangat di sayangkan jika gaun ini di buang, ia menyukai gaun ini karena sangat nyaman dan pas di tubuhnya. Tubuh Crhasiona tidak terlalu kurus, tapi tidak juga terlalu gemuk, jika di bandingkan dengan gadis seusianya, Crhasiona terlihat lebih dewasa, jika ia berkata kepada orang lain usianya baru menginjak 18 tahun mungkin tidak akan ada yang percaya. Orang-orang akan lebih percaya jika Crhasiona mengatakan usianya 22 tahun. Jika saja wajahnya tidak tampak muda dan kekanak-kanakan orang lain akan benar-benar mengira Crhasiona sudah dewasa.

Ketika hari sudah benar-benar gelap dan jam di dinding kamar Crhasiona menunjukkan pukul sepuluh malam, gadis itu sudah meringkuk di dalam selimutnya.

Saat jam makan malam gadis itu memilih makan di dalam kamarnya dan menolak untuk keluar apapun yang terjadi, untungnya ayahnya tidak kembali dan masih harus berada di dalam istana sampai besok pagi. Akhirnya Crhasiona tidur lebih awal karena tidak memiliki kegiatan sama sekali

Mata Crhasiona perlahan terbuka ketika mendengar suara sesuatu di lemparkan ke jendela kamarnya, gadis itu hendak menutup matanya kembali tapi suara itu terdengar lagi, seolah baru saja ada yang melempar batu dan mengenai kaca jendelanya membuat bunyi yang cukup mengganggu

Gadis itu langsung turun dari ranjangnya ia menuju jendela untuk memastikan keadaan, ketika ia melihat ke arah bawah, Crhasiona di buat tidak bisa berkata-kata


....

The Trhone of The SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang