Sweetest Mistake | 07

3.5K 487 44
                                    

Knock-knock... Is there anyone who still waiting for this fanfiction? :"D

***


"Saya dan anda hanya akan berperan sebagai orangtua dari bayi ini, tidak sebagai pasangan yang terikat oleh pernikahan."

Detik selanjutnya, senyum Jeffrey perlahan luntur. Selama beberapa saat pria itu terdiam dan menatap Rose dengan pandangan yang menyiratkan kekecewaan. Jelas saja, Rose kembali menolaknya untuk kesekian kalinya.

Sungguh, Jeffrey benar-benar tidak mengerti kenapa Rose terus-menerus menolaknya yang ingin bertanggung jawab atas dirinya sekaligus anak yang ada dalam perut wanita itu.

Sesaat Jeffrey menarik napas dalam, sebelum kemudian akhirnya buka suara. "Kenapa anda terus-menerus menolak saya? Apa alasannya?"

"Beri saya alasan masuk akal kenapa anda tidak mau menikah dengan saya."

"Saya dan anda hanya lah orang asing, kita jelas tidak tahu apa-apa tentang satu sama lain."

Rose perlahan melipat kedua tangannya di dada, bersamaan dengan matanya yang kini menatap Jeffrey dengan tatapan tidak habis pikir.

"Saya juga tidak mengerti kenapa anda seakan begitu ingin menikah dengan saya, orang yang baru anda kenal dan baru bertemu dengan anda satu kali." lanjut Rose kemudian.

"Apa kehadiran janin pada perut anda belum menjadi alasan yang cukup untuk kita menikah?"

Rose tak menjawab, ia memilih bungkam dan tidak menyangkalnya. Seakan membenarkan bahwa adanya janin pada perutnya tidak menjadi alasan yang cukup untuk keduanya untuk menikah.

Jeffrey lagi-lagi kembali menghela napas panjang, "Setidaknya, menikah lah dengan saya sebagai bentuk pertanggungjawaban atas anak kita dan masa depannya kelak."

Mendengar hal tersebut, kening Rose seketika mengerut. Raut wajah tidak terima kini tampak pada wajahnya.

"Memangnya saya yang tidak mau menikah dengan anda sama dengan tidak bertanggung jawab dengan anak saya?!"

Rose benar-benar kesal akan ucapan Jeffrey. Padahal ia jelas-jelas sudah mengatakan bahwa ia tidak akan menggugurkan janinnya dan akan melahirkannya, tapi kenapa Jeffrey tetap mengatakan bahwa ia tidak bertanggung jawab atasnya dengan tidak menikahi pria itu?

"Apa anda tidak memikirkan apa yang akan orang-orang katakan nantinya pada anak kita jika dia lahir dan tumbuh dengan kedua orangtuanya yang tidak terikat oleh pernikahan?"

Rose seketika tertegun, tanpa sadar matanya pun kini bergetar. Hatinya seketika terasa sesak, saat ia membayangkan anaknya kelak tumbuh dengan stigma buruk karena status kedua orangtuanya yang tidak jelas. Orang-orang pasti akan mencacinya dan mengolok-oloknya dengan sebutan anak haram.

Tatapan Jeffrey perlahan beralih pada perut Rose yang masih terlihat rata dan menatapnya dengan penuh arti.

"Saya ingin anak kita tumbuh dengan baik dan mendapatkan banyak cinta dari kedua orangtuanya." ucap Jeffrey kemudian, bersamaan dengan terbitnya seulas senyuman tipis pada wajahnya.

"Tapi, anak kita mungkin tidak akan mendapatkan kasih sayang yang maksimal dari kedua orangtuanya, jika kita saja masih menganggap satu sama lain hanya sebatas orang asing yang tanpa sengaja membuatnya lahir akibat suatu kesalahan."

Selama ini Rose sudah merasakan betapa berat dan menyakitkannya saat tumbuh dewasa tanpa kasih sayang yang layak dari orangtuanya. Ia tidak ingin anaknya merasakan hal yang sama.

Meski kehadiran janinnya memang tidak diharapkan, namun setelah mengetahui bahwa ia akan menjadi seorang ibu, naluri keibuan muncul begitu saja pada diri Rose. Ia ingin anaknya nanti memiliki kehidupan yang jauh lebih baik darinya.

Sweetest Mistake | JaeroséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang