Waktu kini sudah menunjukkan pukul 4 sore, artinya jadwal shift Rose di UGD rumah sakit sudah selesai. Kebetulan juga semua pasien yang datang selama jadwalnya berlangsung sampai saat ini sudah mendapatkan penanganan dan sudah dalam keadaan yang lebih stabil.
Tepat saat Rose baru saja melepaskan stetoskop yang terkalung di lehernya dan akan bersiap membereskan barang-barangnya, tiba-tiba salah satu koas datang menghampirinya dan mengabarkan bahwa baru saja ada pasien yang masuk UGD.
Harusnya, saat ini sudah masuk ke waktu shift Lisa, namun teman sejawatnya itu masih belum memunculkan batang hidungnya di area UGD. Meski sudah bukan jadwalnya, namun Rose tentu tidak mungkin meninggalkan pasien begitu saja, hanya karena jam kerjanya sudah berakhir.
"Pasien anak usia 14 tahun, pasien diketahui sudah menderita kencing manis sejak usia 10 tahun. Terakhir injeksi insulin dua hari yang lalu."
Rose seketika mengerutkan keningnya, begitu mendengar laporan kondisi pasien yang baru saja ia terima dari koas tersebut.
"Dua hari yang lalu? Kok bisa?"
Umumnya, pasien yang menderita kencing manis atau diabetes melitus tipe 1, harus mendapatkan injeksi insulin sebanyak 3 kali dalam sehari untuk menyeimbangkan kadar gula darah mereka yang terganggu akibat defisiensi insulin.
Meski hanya dua hari, namun tidak adanya injeksi insulin dalam kurun waktu tersebut dapat menyebabkan terjadinya komplikasi pada pasien akibat kacaunya metabolisme pada tubuh.
"Berdasarkan keterangan orangtuanya, pasien sempat demam tinggi dua hari yang lalu dan orangtuanya takut injeksi insulin akan memperparah demam anak mereka, dok." jelas koas yang bernama Saka itu.
"Pasiennya sudah kamu periksa? Hasil dari pemeriksaan yang sudah kamu lakukan bagaimana?" tanya Rose lagi.
"Sudah dok, kesadaran pasien somnolen, disertai demam dengan suhu tubuh 38 derajat, pulse 124, dan ada tanda kusmaul respiration, dok."
Setelah mendengar laporan, Rose tentu langsung memiliki hipotesis diagnosis dari pasien yang bersangkutan, namun saat ini ia ingin menguji kemampuan dari koas dihadapannya.
"Dugaan kamu apa?"
"Komplikasi Diabetes Melitus tipe 1, ketoasidosis, dok." jawab Saka dengan penuh percaya diri, membuat Rose yang melihatnya tersenyum puas.
"Oke, orangtua pasien sekarang ada dimana?"
"Orangtuanya sekarang masih mengurus asuransi pasien dok, tadi katanya sempat ada kendala saat pendaftarannya."
Rose lantas mengangguk,"Nanti kalau orangtuanya sudah datang, segera minta mereka mengisi formulir untuk keperluan pemeriksaan lab."
"Baik, dok."
Baru saja Rose mengalungkan kembali stetoskop pada lehernya, di saat yang sama sosok Lisa baru saja terlihat memasuki area UGD dan langsung melangkah menghampirinya.
"Sorry gue agak telat, tadi gue ada perlu sebentar ke ruang dirut."
Rose hanya menganggukkan kepalanya tanpa arti khusus, "Udah ada pasien yang masuk, tadi juga udah diperiksa secara general sama koas, selanjutnya mau sama lo atau sama gue dulu?"
"Gue aja, lo mending balik." ucap Lisa begitu meletakkan tasnya di atas meja jaga, kemudian dengan cepat mengenakan jas dokternya dan mengalungkan stetoskop di lehernya.
Rose kembali menganggukkan kepalanya. Wanita itu lantas menoleh ke arah Saka yang masih berdiri di tempat yang sama.
"Tolong kamu jelaskan lagi apa yang sudah kamu jelaskan pada saya ke dokter Lisa. Mulai sekarang, dokter Lisa yang bertanggung jawab." jelas Rose pada Saka sembari memasukkan kembali stetoskop miliknya ke dalam tas miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweetest Mistake | Jaerosé
Fanfic"Bagaimana bisa anda tidak bertanggung jawab atas apa yang sudah anda lakukan pada saya?" Tentang Rose yang tidak ingin terikat dan Jeffrey yang terus-menerus mencoba untuk mengikatnya. ㅡAll cr for the pictures belongs to the owner? 11.04.2022