--

81.3K 327 4
                                    

Guru olahraga tampan berkulit eksotis itu terlihat gagah dalam setelan baju training lengan pendek yang terlihat sedikit ketat di tubuhnya. Otot lengannya terlihat jelas dan mengkilat di bahwa terpaan sinar matahari. Bagian dada dan pentilnya bahkan tercetak jelas dan para siswi mulai saling bisik membahasnya. Pembawaannya tegas dan ia memang memiliki wajah tampan. Sang guru beralis tebal itu memiliki tatapan mata yang agak 'menusuk'. Hidungnya mancung dan fitur paling menarik dari wajahnya adalah bagian bibir yang terlihat tebal dan penuh. Rambutnya sedikit panjang menutupi jidat. Dari perkenalannya, diketahui bahwa usianya 26 tahun.

Seperti biasa, ketika ada guru muda yang tampan, anak-anak pun akan mengajukan banyak pertanyaan

yang menyeleneh. Pertanyaan-pertanyaan yang seharusnya tidak penting. Para siswi lainnya pun tampaknya sangat senang karena kedatangan sosok pak Ali yang gagah perkasa itu.

"Oke. Apa masih ada yang mau kalian tanyakan?" tanya Pak Ali.

"Statusnya gimana, Pak? Bapak masih single apa sudah menikah?"

Pertanyaan yang langsung disambut dengan gelak tawa itu berasal dari seorang siswi dengan rambut dikepang dan penuh oleh jepitan warna-warni.

Mendapati pertanyaan seperti itu, Ali hanya tersenyum. Sungguh, senyumnya pun sangat manis dan membuat para siswi kembali menatap takjub. Sudah bisa dipastikan bahwa sosok Ali akan langsung menjadi sosok guru idola. Sesi perkenalan itu pun berlangsung ricuh dan heboh. Semua orang begitu tertarik dengan sosok Ali, tapi hal itu tidak berlaku untuk Nadya.

Sedari tadi Nadya sama sekali tidak terlihat tertarik dengan apa yang sedang terjadi. Dia hanya menekur dan sesekali menatap jauh ke ujung sana. Sejatinya Nadya memang tidak peduli dan juga, selama ini dia memang tidak terlalu menyukai mata pelajaran olahraga.

"Oke-oke ... sekarang kita akan melakukan peregangan terlebih dahulu," ucap Ali lagi. "Seseorang bisa bantu Bapak untuk memimpin peregangan?" tanya Ali.

Farhan --seorang siswa yang berbaris paling depan pun mengacungkan tangan dan Pak Ali mempersilakan dia untuk maju ke depan.

"Kalian semua harus melakukan peregangan dulu dan nanti dilanjutkan dengan berlari mengelilingi lapangan, mengerti!" tukas Ali.

"MENGERTI PAAAAK ...!!!" jawaban itu terdengar sangat ramai dan kompak.

"Tapi sebelum itu ...." Pak Ali kembali berkata dan kemudian berjalan di antara barisan para murid. Membuat mata semua murid juga mengikutinya.

Nadya yang awalnya masih cuek bebek itu pun terkejut karena ternyata Pak Ali datang menghampirinya.

"Siapa nama kamu?" tanya pak Ali.

Nadya meneguk ludah. "Nadya ... nama saya Nadya Deswari."

Pak Ali menatap Nadya lekat-lekat. Dan entah kenapa, Nadya merasa risih dengan tatapan itu. Apalagi di saat perlahan tatapan pak Ali menyapu tubuhnya dari ujung kaki, hingga ujung rambut. Dan entah itu hanya perasaannya saja, tapi Nadya merasa bahwa tatapan guru olahraga itu terhenti sejenak ketika menatap ke arah dadanya.

Sontak Nadya sedikit merunduk. Membuat postur tubuhnya jadi membungkuk.

"Kenapa kamu tidak mengganti pakaian olahraga?" tanya pak Ali lagi.

"S-saya tidak membawanya."

Ali tersenyum kecut. "Kenapa tidak dibawa? jelas-jelas hari ini ada jadwal pelajaran olahraga, tapi kenapa kamu tidak membawanya, ha?"

Murid-murid lain pun mulai berbisik. Sebuah pemandangan langka sudah terjadi. Mereka tak pernah sekalipun melihat sosok Nadya Deswari dimarahi oleh seorang guru. Ini pertama kalinya terjadi dalam sejarah.

"Apa kamu menganggap mata pelajaran olahraga itu tidak penting?" tanya Ali lagi.

Nadya menghela napas sesak. Kedua telapak tangannya juga mengepal kuat. Rasanya sikap guru olahraga itu terlalu berlebihan, apalagi ini masih pertemuan pertama. Nadya kemudian mengangkat wajahnya menatap pak Ali dan sosok guru muda itu juga memandangnya. Jarak antara mereka kini sangatlah dekat.

Nadya mengeryit saat menyadari bahwa sudut bibir Pak Ali sedikit bergerak. Dia menyeringai, tapi kenapa? Semacam ada perasaan aneh yang dengan cepat menyelimuti Nadya. Tatapan guru olahraga itu begitu intens seolah-olah menelanjangi Nadya. Membuat Nadya tak sanggup lagi berlama-lama menatapnya dan ia segera menunduk.

"M-maafkan saya," ucap Nadya kemudian.

Ali tersenyum. "Ayo ikut saya!"

Nadya sontak melotot dengan wajah tegang. "I-ikut? kenapa, Pak?"

"Kamu tidak membawa pakaian olahraga, jadi kamu ... HARUS DIHUKUM." Sosok guru olahraga itu mengatakannya dengan menyeringai penuh arti.

Bersambung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bersambung...

Kira-kira Nadya diberikan hukuman apa sama Pak Ali?

Boleh tebak-tebakan dulu di komentar.

Guru Olahraga Mesum (Pak Ali) 🔞🚫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang