Episode 04 - Rayuan

48.8K 259 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nadya tertegun dengan handuk yang masih melilit di tubuhnya. Tetesan air menetes pelan dari ujung rambut yang masih basah. Dirinya tak lagi tenang setelah mendengar pengakuan cinta dari seorang pak Ali.

Kenapa?

Bagaimana bisa?

Pertanyaan itu benar-benar menggelitik pikiran Nadya dan dia tidak bisa menemukan jawabannya. Perlahan dia mengangkat telapak tangan. Menatap punggung tangannya yang sudah dicium oleh pak Ali ketika mereka berada di kedai siomay.

Glek.

Nadya menelan ludah. Bayangan wajah pak Ali kala mengecup tangannya itu kembali terbayang. Bagaimana tatapan matanya yang tajam, namun menggoda, seulas senyum di bibirnya setelah itu. Bahkan Nadya masih bisa mengingat rasa hangat yang ditinggalkan oleh sosok pak Ali di sana. Sejenak Nadya terjebak oleh sekelumit perasaan aneh yang menyelimutinya. Membuat Nadya merasa bimbang. Gadis cantik berkulit putih itu lama tertegun. Hingga akhirnya ia tersadar.

Nadya menggelengkan kepalanya cepat-cepat, lalu menyapu wajah dengan telapak tangan.

"Apa yang aku pikirkan? jelas-jelas dia tidak menyukai aku sejak hari pertama. Dia ... dia bahkan melecehkan aku di ruangan olahraga dan sekarang dia mengaku kalau dia suka sama aku?"

Nadya menggeleng lagi. "Nggak! aku nggak boleh termakan oleh tipu muslihat si guru mesum itu."

Setelahnya Nadya segera berpakaian. Hari pun sudah beranjak senja. Nadya sibuk beristirahat sambil menggulir tik tok. Rebahan dengan snack yang tersedia, ditambah jaringan wifi yang lancar adalah sebuah surga baginya. Cukup lama Nadya bersantai hingga kemudian perutnya terasa lapar.

"Hah ... sudah jam tujuh malam," desis Nadya ketika dia menatap jam dinding.

Gadis itu bangun, mengambil sebuah karet ikat rambut di atas meja rias, lalu mengikat rambutnya. Dia bergerak keluar kamar.

"Mah ... Mama ...!" panggilnya sambil berjalan ke ruang tengah.

Kosong. Tidak ada siapa-siapa di ruang tengah. Hanya ada televisi yang menyala, tapi tidak ada siapa-siapa di sana.

"Mama ke mana, sih?"

Nadya beranjak ke dapur. Sambil terus memanggul sang mama. Tetapi tetap tidak ada jawaban . Ibunya tidak ada di mana-mana dan sekarang Nadya berada di ruang tengah kembali. Ia duduk di sofa dengan napas gusar. "Mama ke mana sih?"

Nadya mengeluarkan ponselnya, lalu segera menelepon.

"Halo ... Mama di mana?" tanya Nadya sesaat setelah panggilan itu tersambung.

"Halo, Iya ... mama lagi ada di rumah sakit." suara sang mama terdengar tak begitu jelas.

Nadya terkesiap. "Hah, di rumah sakit ...!?"

"Iya. Bu Surti tetangga sebelah kita jatih di kamar mandi, jadi mama dan ibu-ibu lainnya langsung ke rumah sakit," jawab sang mama.

Nadya meringis membayangkan adegan jatuh di kamar mandi itu. Sangat menyeramkan pasti dan akan sangat menyakitkan sekali.

"Mama tadi belum masak. Jadi kamu pesan makanan saja atau masak sendiri," tukas sang mama kemudian.

Nadya menghela napas panjang. "Iya, deh. Kalo gitu aku beli makanan aja."

Setelah itu panggilan telepon terputus. Nadya terduduk di sofa, dengan televisi yang masih menyala. Dia sibuk memilih menu apa yang akan dia pesan melalui aplikasi di ponselnya. Setelah cukup lama bimbang, akhirnya pilihan Nadya jatuh pada mie goreng Aceh, sate Taichan dan boba rasa vanilla latte sebagai minumannya.

Gadis itu tersenyum puas setelah memesan. "Oke. Sekarang aku tinggal menunggu saja."

Sembari menunggu, Nadya mengotak atik remote televisi. Mencari siaran yang mungkin menarik untuk ditonton, namun pencariannya itu berakhir sia-sia.

"Kenapa acara televisi sekarang ini sangat membosankan?" bisik Nadya.

Dia melempar remote itu ke sampingnya dengan bibir melengkung ke bawah. Nadya kembali ke handphone. Ketika membuka layar kunci, ia melihat ada satu notifikasi dari akun instagramnya. Nadya mengerutkan kening. Dia sudah lama tidak aktig di instagram. Dulu memang ada masanya ketika dia terlalu alay dan narsis. Mengupload banyak foto dan juga mengunggah story hingga garis story itu menyerupai titik-titik kecil. Tapi kemudian Nadya insaf dan tidak melakukannya lagi. Dia bahkan memilih untuk meng-arsipkan semua foto-foto yang sudah pernah diunggah. Kesimpulannya adalah Nadya tidak pernah lagi aktif di instagram. Namun sekarang ada sebuah notifikasi yang muncul.

Nadya lekas memeriksanya.

Ada pemberitahuan seseorang yang mengikuti akun dan saat membaca namanya, Nadya langsung melotot.

"PAK ALI ...!?"

Guru Olahraga Mesum (Pak Ali) 🔞🚫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang