"Aah... ah ... saya sangat menginginkan kamu, Nadya. Saya sudah tidak bisa menahannya lagi!" pak Ali berkata dengan suara memburu. Dia mendorong Nadya hinggu punggung gadis itu beradu dengan tembok yang ada di belakangnya.
Nadya menatap takut. "Apa yang anda lakukan? Saya mohon lepaskan saya," pinta Nadya.
Rintihan itu rupanya malah membuat gairah sang guru olahraga semakin memuncak. Pak Ali menyesap leher Nadya dengan brutal. Bibirnya bergerilya di sana. Mengecup leher putih dan mulus itu dengan penuh nafsu.
"Muuaah.... mmmuaach.... ahhh."
Dia bahkan mengeluarkan suara saat melakukannya. Masih dengan embusan napas ang memburu.
"Jangan, Pak!" rintih Nadya lagi. Mencoba mendorong tubuh lelaki itu menjauh darinya, namun pak Ali justru menekan lebih kuat. Bagiian bawah tubuh mereka sudah menempel. Nadya bahkan bisa merasakan ada tonjolan yang mengeras di bagian selangkangan gurunya itu.
Nadya sesekali menggigit bibirnya sendiri karena aksi yang sedang dilakukan oleh pak Ali.
"Ah...!" Nadya mengeluarkan desahan.
Pak Ali yang sedari tadi masih sibuk menjamahi lehernya tiba-tiba mendongakkan wajah dan menatap Nadya seraya menyeringai.
"Kamu mendesah?"
Nadya menggeleng.
Pak Ali tersenyum lagi. "Kamu mulai menikmatinya, kan?"
Nadya menggeleng. Masih mencoba mendorong kedua pundak pak Ali yang kekar dan berotot. "Pak ... saya mohon...."
"Oh, Sayang. Saya jadi semakin nafsu kalau kamu memelas seperti itu!" pak Ali menatap sadis. Detik berikutnya dia langsung melumat bibir Nadya dengan membabi buta. Menelusupkan lidahnya dengan paksa hingga berhasil menembus masuk ke dalam mulut Nadya.
Nadya hanya membeku dengan kedua telapak tangan yang mengepal kuat. Dia bahkan kesulitan untuk sekedar menahan napas. Bola matanya membulat saat Nadya merasakan lidahnya disedot oleh lelaki itu. Pak Ahli rupanya sangat ahli bermain lidah. Dia perlahan maju mundur mengemut lidah Nadya yang terasa manis baginya.
Kali ini Nadya tidak lagi memberontak. Ada perasaan asing yang terasa membawanya ke alam lain. Membuat Nadya memilih untuk memejamkan mata.
Dia ...
Mulai menikmatinya.
PAk Ali tampak begitu memburu. Dia betah berlama-lama mengecup, mencium dan juga menggigit bibir mungil Nadya yang manis seperti delima.
Pak Ali lalu memegangi rahang Nadya dengan jarinya. Membuat mulut gadis itu sedikit terbuka. Nadya pun menatapnya. Bertanya-tanya apa yang akan dilakukan oleh guru mesum itu selanjutnya. Pak Ali tersenyum.
"Cuih ...!"
Tiba-tiba saja dia meludahi Nadya dan kemudian kembali mencium gadis itu. Kali ini tidak lagi ciuman yang brutal dan tergesa-gesa. Pak Ali melakukannya dengan lembut. Gigitan-gigitan ringan itu bahkan mulai membuat hasrat Nadya juga menggebu. Pak Ali mengarahkan kedua tangan Nadya agar bergayut ke lehernya. Sementara tangan lelaki itu meraih pinggang Nadya dan memeluknya. Mereka melakukannya dengan lembut dan romantis. Pak Ali kemudian berhenti sebentar. Menatap Nadya dengan pandangan sejuta makna.
Dia lalu beralih mengecup kening gadis itu. Terasa hangat dan nyman. Nadya benar-benar sudah kehilangan akal sehatnya.
"Kamu menyukainya, kan?" tanya pak Ali.
Nadya tidak bisa membohongi dirinya lagi. Dia memang menyukainya. Dia juga menikmatinya. Tapi Nadya tidak mau mengakuinya. Dia tidak menjawab sama sekali.
Pak Ali hanya tersenyum. Dengan keningnya yang menempel ke jidat Nadya. Senyum memukau yang membuat Nadya dan semua wanita lainnya mungkin tak berkutik. Tak lama setelah itu pak Ali kembali mengecup bibir, beranjak ke pipi. Lalu tiba-tiba dia menjilati telinga Nadya.
Sensasinya membuat Nadya menggelinjang. Geli-geli nikmat.
Bola mata Nadya sampai terbalik-balik karena kenikmatan itu. Pak Ali benar-benar membawanya terbang pada kenikmatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Kali ini tangan lelaki itu bergerak lagi. Pak Ali meraih baju seragam Nadya dan dengan cepat menariknya kasar hingga kancing-kancing itu lepas dan beterbangan ke lantai. Nadya terperanjat. Dia tidak ingin terlalu jauh. Ketakutan itu pun kembali menyerbu.
"J-jangan!" Nadya menggeleng.
Pak Ali tidak mendegarkannya. Tatapan lelaki itu kini terpaku pada dua gundukan yang terlihat lezat baginya.
"Aaaah ...." Nadya mengerang saat kedua tangan pak Ali meremas payudaranya.
Dia benar-benar lemas.
Pasrah.
Dengan kenikmatan yang kembali menguasai diri dan mengalahkan akal sehatnya. Nadya bahkan tidak sadar saar pak Ali sudah menarik bra-nya, hingga bagian puting berwarna cokelat muda itu menyembul sempurna.
"Bapak mau nyusu sama kamu," ucap pak Ali kemudian.
Nadya meneguk ludah. Seperti apakah rasanya? Kenikmatan seperti apa lagi yang akan ia rasakan.
Sementara itu pak Ali tersenyum. Wajahnya perlahan mendekat ke dada Nadya dengan mulut yang sudah sedikit terbuka menjulurkan ujung lidah.
Sebentar lagi pak Ali akan sampai.
Tapi kemudian...
HAH.
Nadya membuka mata dengan napas sesak. Ia menatap langit-langit kamarnya. Setelah sempat kebingungan, akhirnya Nadya mengerti.
"Dasar mimpi sialan!" umpatnya kesal.
Bersambung...
follow me untuk info update
KAMU SEDANG MEMBACA
Guru Olahraga Mesum (Pak Ali) 🔞🚫
Любовные романыSchool Scandal Series #1 AREA DEWASA 🔞 Semua cerita hanyalah fiktif belaka.