Episode 05 - Jebakan

6.8K 19 2
                                    


"PAGI, NAD...!"

Sapaan bernada ceria dengan suara super melengking itu sama sekali tidak membuat Nadya menoleh, apalagi berbalik ke belakangnya.

Noni yang berada beberapa langkah di belakang Nadya itu pun mengernyit bingung. suatu hal yang mustahil Nadya mengabaikan sapaannya yang selalu khas setiap pagi. Biasanya Nadya akan menoleh, tersenyum senang dan kemudian mereka akan berpelukan ala teletubies dan setelahnya berjalan menuju kelas sambil berangkulan mesra. Tak heran jika dulu sempat tersiar rumor bahwa keduanya itu lesbiola alias penyuka sesama jenis. Gosip itu sempat merebak cukup lama, tapi Nadya dan Noni tidak menghiraukannya.

"Nad! Nadya ...!" panggil Leony lagi.

Nadya masih saja tidak mendengar panggilan itu. Hanya lanjut berjalan gontai dengan tatapan mata yang kosong.

"Dia kenapa, sih?" bisik Noni sambil menggaruk lehernya.

Setelahnya Noni lekas menghampiri dan menghadap jalan Nadya.

"Heh! Lo kenapa bege? pagi-pagi udah bengong?" sergah Noni.

Nadya terperanjat dan sedikit kaget. "Ah, k-kamu udah dateng..."

"Gue udah manggil-manggil lo dari tadi malah!"

"Hah!" Nadya malah menatap bingung.

Noni menggelengkan kepala. "Lo kenapa?"

Nadya meneguk ludah. Mimpi aneh semalam terus saja terbayang-bayang di kepalanya dan itu terasa sangat mengganggu. Semakin keras upaya Nadya untuk melupakan, maka semakin nyata juga reka adegan itu melintas di ingataan. Sangat menyebalkan. Kenapa dia bisa bermimpi erotis dengan si guru mesum yang dibencinya itu?

"Tuh, kan ... lo malah bengong lagi!" hardik Noni.

Nadya menatap kawannya itu, lalu memaksakan bibir untuk tersenyum. "Ehmmm.... oo... aku cuma kurang tidur aja, kok semalam. Makanya semalam agak lemes."

"Emang semalem lo ngapain?"

Nadya memutar bola matanya memikirkan alasan yang sekiranya tepat. "Uhmm... Drakor! yah, drakor ... aku semalam nonton drakor maraton ampe subuh."

Nono berdecak dengan mata melotot. "Emang gila, lo!"

Setelah itu keduanya berjalan menuju kelas. Tapi ketika akan berbelok ke gedung kelas mereka, seorang guru perempuan berkacamata langsung saja mengempaskan setumpuk buku di pangkuan Nadya tanpa aba-aba. Sosok itu adalah bu Siti, guru sejarah yang kini menatap Nadya dengan wajah meringis.

"Nadya... kamu bantu ibu taro itu di kantor majelis guru, ya! letakkan saja di atas meja ibu... maaf ya. Ibu tiba-tiba sakit perut. Mohon bantuannya!"

Nadya masih tercengang, tapi bu Siti sudah berlalu pergi begitu saja menuju toilet. Nadya menganga menatap tumpukan buku di pangkuannya.

Nadya kemudian menoleh ke sebelahnya. "Kamu temenin aku un--"

Kalimat Nadya terhenti saat menyadari bahwa Noni sudah raib. Dia menghilang tak berbekas.

"Dasar! dia pasti tahu aku akan minta dia untuk menemani... langsung kabur tuh, bocah." sungut Nadya.

Nadya kemudian menuju ke kantor majelis guru. Suasana lorong menuju ruang kantor itu masih sunyi karena memang masih terlalu pagi. Nadya agak kesusahan ketika menaiki undakan anak tangga dengan tumpukan buku yang tinggi dan berat di pangkuannya.

Dia menaiki satu persatu anak tangga dengan hati-hati. Tapi karena tidak berhati-hati ... pijakan Nadya sedikit dan membuatnya kehilangan keseimbangan.

Nadya melotot dan tubuhnya siap untuk terjatuh. Buku-buku di pangkuannya juga sudah terlepas.

Guru Olahraga Mesum (Pak Ali) 🔞🚫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang