--

71.5K 269 1
                                    

Nyali Nadya langsung ciut. Tampaknya sosok guru baru itu bukanlah tipe yang bisa diajak bernegosiasi.

"T-tapi saya rasa hukuman ini berlebihan!" protes Nadya lagi.

Pak Ali menyeringai, lalu melangkah mendekat. Sontak Nadya refleks mundur seiring dengan derap langkah pak Ali yang terus maju mendekatinya. Sampai kemudian Nadya tersentak karena punggungnya sudah membentur dinding. Dia terpojok dan tidak bisa mundur lagi. Sementara pak Ali kini sudah berdiri di depannya. Tubuh yang tinggi dan kekar itu membuat tubuh Nadya tertutupi sepenuhnya.

Tubuh lelaki itu sangat dekat, nyaris bersentuhan dengan tubuh Nadya.

Nadya bahkan bisa merasakan hawa panas dari tubuh pak Ali. Dia juga mencium aroma parfumnya yang maskulin.

"Jadi kamu merasa hukuman yang saya berikan itu terlalu berat?" tanya pak Ali.

Lidah Nadya kelu. Dia tidak bisa bersuara dan akhirnya hanya mengangguk. Nadya bahkan tidak berani mengangkat wajahnya. Tapi kemudian pak Ali mengangkat dagu Nadya dengan jaru telunjuknya. Memaksa Nadya untuk menatapnya. Raut wajah pak Ali menyiratkan sesuatu yang lain. Guratan senyumnya itu, tatapan matanya itu ... benar-benar membuat Nadya merasa sangat resah.

Namun anehnya, Nadya merasa seperti dihipnotis. Dia ingin berlari pergi dari sana. Atau mungkin berteriak agar orang lain mendengar dan datang ke ruangan peralatan itu. Tapi kedua kakinya bagai terpaku ke lantai. Mulutnya terkunci dan tidak bisa berkata-kata. Nadya juga menatap sosok guru itu lekat-lekat.

Dia memang sangat tampan. Nadya pun tidak bisa memungkiri kenyataan itu.

Pak Ali menyeringai. "Apa kamu mau HUKUMAN YANG LAIN?"

Pertanyaan itu sukses membuat helaan napas Nadya jadi memburu. Sedangkan tangan pak Ali yang tadi memegangi dagunya kini mulai bergerak ke arah bibir Nadya. Sosok guru muda nan tampan itu mulai mengusap bibir Nadya dengan jari jempolnya.

Apa yang sudah dilakukan pak Ali jelas-jelas tidak benar. Dia sudah melakukan pelecehan dan Nadya menyadari hal itu. Namun ... ada bagian dari diri Nadya yang sepertinya menginginkannya. Juga menikmatinya. Saat ini Pak Ali terus saja mengusap-usap bibir Nadya dengan jempolnya.

Akal sehat Nadya mulai menepi. Saat itu juga pak Ali mulai menekan tubuh bawah Nadya.

"Ha aaah ...." Nadya sontak mengembuskan napas kasar saat tubuh pak Ali merapat padanya.

"Jadi bagaimana? apa kamu ingin hukuman yang lain?" tanya pak Ali lagi.

Nadya meneguk ludah, lalu akhirnya bersuara. "Hukuman lain yang seperti apa?"

Pak Ali tersenyum. Dia menatap Nadya dengan tatapan yang tajam. Napasnya kini sudah memburu. Membuat suara deru napasnya yang sesak itu terdengar semakin jelas. Lelaki itu kemudian menekan kepala Nadya.

Nadya bingung dan masih belum mengerti. Tapi pak Ali terus menekan kepalanya, hingga akhirnya tubuh Nadya merosot turun dan membuat posisinya jadi bersimpuh di hadapan sang guru itu.

Nadya terlihat linglung. Wajahnya kini berada tepat di depan selangkangan pak Ali.

"Ternyata kamu juga menginginkannya. Iya, kan?" bisik pak Ali lagi.

Nadya tidak menjawab. Matanya hanya tertuju pada satu titik. Pada gundukan di balik celana yang kini terpampang nyata tepat di depan hidungnya. Dan di detik berikutnya, Nadya melihat pak Ali tangan pak Ali yang hendak menurunkan celana trainingnya itu. Tangan sang guru itu bahkan terlihat berbulu. Napas Nadya sontak tertahan. Sekarang dia sudah mengerti maksud dari HUKUMAN LAIN yang dikatakan oleh guru mesum itu.

Secepat itu juga kesadaran Nadya kembali. Dia lekas berdiri dan mendorong tubuh Ali menjauh. Aksi Nadya itu pun membuat Ali terkejut.

Nadya mengembuskan napas sesak, tapi setelah itu dia menatap pak Ali dan berkata.

"S-saya akan membersihkan ruangan ini saja."

Bersambung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bersambung.

Lanjut ga nih?

Jangan lupa follow biar nggak ketinggalan notifikasi

naokiann

Guru Olahraga Mesum (Pak Ali) 🔞🚫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang