Bab 2

327 51 13
                                    

Selama makan malam, Ji eun dan Joon gi berbicara tentang Eun gi putra mereka, bagaimana dia menghitung, dan mengenal alfabet. Itu membuat Yeaji tersenyum, karena seketika mengingatkan dia pada Airin.

Yeaji menggigit lidah, dan berusaha menahan diri untuk tidak membahas gadis kecil itu. Jujur dia tidak ingin menakut-nakuti Soo hyun, karena bagaimana pun mereka baru saja saling mengenal. Jadi dia hanya duduk, diam-diam mengangguk dan tersenyum pada obrolan mereka.

Setelah mereka semua selesai makan, Soo hyun dan Joon gi pergi ke kasir, meninggalkan Ji eun dan Yeaji di meja.

"Jadi, apa pendapatmu tentang dia sejauh ini?" Ji eun bertanya setelah kedua pria itu berjalan menjauh.

"Aku tidak tahu, Ji eun. Kami baru saja bertemu, tapi dia tampak baik, sedikit narsis, tapi kurasa itu ciri khas pria di keluarga suamimu."

"Kau benar." kata Ji eun sambil melihat ke belakang ke arah Joon gi dan Soo hyun saat mereka berjalan kembali ke arah mereka.

"Hei, Ji eun dan aku akan naik bianglala...." ujar Joon gi.

"Kecuali jika kalian ingin kami tetap di sini." potong Ji eun.

"Tidak, kami akan baik-baik saja. Kalian bisa pergi." kata Yeaji, sambil tersenyum.

Mereka semua keluar dari restoran, dan Joon gi serta Ji eun menuju ke arah roda raksasa yang menyala. Yeaji dan Soo hyun pun mengikuti di belakang mereka dengan langkah yang lebih lambat.

"Jadi Joon gi memberitahuku bahwa kau adalah teman lama Ji eun yang baru datang ke Seoul, apa benar begitu?"

"Ya. Kami berteman sejak kuliah dan kami juga residen sebagai perawat di rumah sakit yang sama di Busan."

"Dan sekarang kau bekerja dengannya lagi, kalian beruntung."

"Sebenarnya aku perawat di bangsal anak, sedangkan Ji eun bertugas di UGD. Jadi kami tidak sering bekerja bersama, kecuali jika ada pasien anak yang datang melalui UGD."

"Aah... Jadi apa yang membawamu ke Seoul?"

"Aku dibesarkan di sini sebenarnya." ungkap Yeaji.

"Jadi aku kembali untuk keluargaku."

"Hmm" Soo hyun bergumam sambil menganggukkan kepalanya.

"Jadi, bagaimana kau bisa tinggal di Busan?"

"Aku tidak tahu. Aku diterima di universitas di sana, dan pada saat itu aku membutuhkan suasana baru." kebohongan kecil keluar dari lidah Yeaji dengan mudah.

"Jadi, kau seorang Detektif?" kini giliran Yeaji yang bertanya saat mereka berjalan di sekitar dermaga.

"Ya. Aku baru saja bergabung dengan unit baru minggu lalu sebenarnya." Soo hyun menjawab sambil menatap saat Yeaji melihat ke hamparan air.

"Dan itu sebabnya kau membatalkan kencan kita setengah jam sebelum kita seharusnya bertemu?" Yeaji berkata sambil tersenyum, agar Soo hyun tahu bahwa dia tidak marah.

"Ya, maaf soal itu."

"Sudah sepantasnya kau minta maaf. Tahukah kau berapa lama aku bersiap-siap hanya untuk berakhir nonton film di rumah?" Dia mengatakan hampir serius, tapi kemudian tersenyum ketika Soo hyun menunduk.

"Aku bercanda, aku mengerti. Aku sebenarnya senang kau tidak membiarkanku datang ke restoran dan duduk di sana sendirian." Yeaji berkata dengan tawa ringan,

"Mungkin aku akan benar-benar marah jika itu sampai terjadi." tambah Yeaji.

"Tidak. Aku tidak akan melakukan itu." ucapnya dengan ekspresi menyesal.

I Will Never Let You Go (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang