Bab 9

304 50 6
                                    

Sepertinya cerita ini akan berakhir lebih cepat dari yang diharapkan.

😅😅😅

Author harap beberapa bab terakhir tidak terlalu mudah ditebak, dan kalian menikmatinya.

❤❤❤❤❤


.
.
.
.

Yeaji menyeka air mata di pipinya saat dia berjalan menuju pintu. 

Sudah lebih dari dua minggu sejak dia putus dengan Soo hyun, dan seminggu yang lalu Airin pindah ke rumah Chang wan, setelah Yejin keluar dari rehabilitasi.

Ditambah hari ini adalah hari pertama dia tidak punya pekerjaan, atau sesuatu untuk mengalihkan perhatiannya, dan mengalihkan pikirannya dari kenyataan bahwa sekarang dia sendirian untuk pertama kalinya setelah dia pindah ke Seoul.

Yeaji perlahan membuka pintu, dan melihat saudara perempuannya yang ceria dan bahagia bersama Airin di depan pintunya. 

Dia terisak saat dia memberi mereka senyum lemah, dan seketika senyum cerah di wajah Yejin memudar lalu berubah menjadi cemberut. Mereka berdua mendekati Yeaji dan memeluknya.

"Hei, adikku yang cantik."

"Hai." sahut Yeaji sambil mengusap pipinya dengan kasar.

"Imo, apa kau sedih karena merindukan Soo hyun ahjusi" Airin bertanya ketika Yeaji menghampirinya dan memeluknya erat. 

Yeaji memberinya senyum lemah lagi, dan menganggukkan kepalanya.

"Imo jangan cengeng. Omma bilang, ahjusi akan segera kembali."

"Chh... Gadis kecil yang cerewet." Yeaji tersenyum kecut sambil mencubit pipi keponakannya yang cabi.

"Bolehkah aku bermain di kamarku" Airin bertanya.

"Tentu saja." jawab Yeaji dan Airin segera berlari menuju kamarnya.

"Jadi ada apa, eonni?"

"Aku hanya ingin datang untuk memeriksa keadaan adik perempuanku satu-satunya. Karena kau tidak membalas satu pun pesan dariku."

"Maaf."

"Apa kau ingin membicarakannya?"

"Tidak."

"Jadi kau akan terus duduk di sini, mengasihani dirimu sendiri?"

"Aku baik-baik saja, eonni? Aku akan segera melupakannya."

"Ini bukan hanya sekedar one night stand, atau kencan musim panas, Yeaji-ah. Kau mencintainya." Yejin berkata dan Yeaji terus menyela, tapi wanita itu pun tentu saja tidak berhenti menjelaskan pada adik perempuannya tersebut.

"Jangan coba-coba menyangkalnya! Aku mungkin wanita yang ceroboh, tapi aku tidak bodoh atau buta. Aku melihat cara kalian berdua bersama beberapa kali saat kau membawanya ke pusat rehabilitasi. Dia luar biasa, dan dia adalah segalanya bagimu." tutur Yejin tapi Yeaji menggelengkan kepalanya.

"Tidak? Tidak apa?" Yejin bertanya dengan keras.

"Itu adalah kesalahan, eonni. Itu semua kesalahan. Seharusnya aku tidak pernah pergi ke kencan buta itu."

"Tidak! Pergi ke kencan buta itu bukanlah kesalahan, membiarkannya masuk ke dalam hidupmu, dan jatuh cinta padanya bukanlah kesalahan. Satu-satunya yang salah adalah membiarkan appa ada di antara kau dan pria yang kau cintai."

"Apa gunanya sekarang? Dia sudah pergi dan pekerjaan yang dia cintai tidak terancam."

"Kau pikir dia lebih mencintai pekerjaan itu daripada dirimu? Apa itu yang kau tanam di kepalamu?"

I Will Never Let You Go (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang