Bab 5

375 56 9
                                    

"Aku tahu kau tidak mengharapkan ini, tapi ini tidak seperti yang kau pikirkan."

"Ya, aku tidak mengharapkan semua ini darimu, sekarang aku berpikir kau memiliki seorang putri berusia empat, atau lima tahun? Dan kau tidak memberitahuku tentang dia. Apa yang kau tunggu? Apa kau benar-benar akan memberi tahuku atau mungkin kau menganggap selama ini kita hanya bersenang-senang, dan kau berniat untuk meninggalkanku sebelum aku mengetahuinya? Aku mengerti ini baru sebulan, tapi aku merasa aku jatuh cinta padamu. Dan ini.... Ini sesuatu yang penting." Soo hyun mengoceh, dan Yeaji merasakan hatinya membengkak pada pernyataan cintanya yang tiba-tiba.

"Airin adalah keponakanku." Kata Yeaji dengan sedikit batuk.

"Keponakanmu?" Soo hyun bertanya untuk memastikan.

"Anak Yejin noona?" dia kembali bertanya, dan Yeaji mengangguk.

"Aku berniat memberitahumu lebih awal, tapi aku hanya tidak ingin membuatmu takut pada kencan pertama kita. Apa yang akan kau pikirkan jika aku memberitahumu bahwa aku memiliki hak asuh atas keponakanku sementara kakak perempuanku berjuang melawan kecanduan narkoba di pusat rehabilitasi?" tutur Yeaji, dan dia menghela napas dalam-dalam.

"Aku tidak tahu apa yang akan kupikirkan, tapi aku yakin itu tidak akan membuatku takut, dan kenapa aku harus takut?"

"Aku akan memberitahumu kemarin, itu sudah di ujung lidahku, tapi kemudian...."

"Aku ditelepon."

"Ya, dan sebelum itu aku terus membuat alasan, dan itu semakin sulit setiap kali kita berbicara atau bertemu, karena aku juga jatuh cinta padamu, dan aku tidak ingin ini berakhir bahkan sebelum dimulai." Yeaji menjelaskan, dan dia memberi Soo hyun senyuman kecil.

"Jadi namanya Airin?" Soo hyun akhirnya menatap Yeaji, setelah beberapa menit.

"Ya, namanya Airin."

"Sudah berapa lama kau merawatnya?"

"Dia sudah tinggal bersamaku selama sekitar tujuh bulan." jawab Yeaji terbatuk lagi, kali ini sedikit lebih keras dan Soo hyun hanya mengangguk, dengan ekspresi khawatir di wajahnya.

"Apakah kau punya madu?" Soo hyun bertanya.

"Ya, kenapa?" tanya Yeaji, bingung.

"Bagaimana dengan lemon?"

"Aku tidak tahu, mungkin ada di lemari pendingin. Kenapa?" tanya Yeaji saat mengikuti Soo hyun ke dapur.

"Kenapa kau tidak berbaring saja? Aku akan membuatkanmu sesuatu untuk diminum."

"Baiklah." sahut Yeaji, lalu berbalik untuk berjalan keluar dari dapur dan menuju sofa.

Wanita itu berbaring, dan menyalakan TV, sebelum membungkus dirinya dengan selimut yang tersampir di sandaran sofa.

Setelah sekitar sepuluh menit, Soo hyun datang berjalan ke ruang tamu, memberinya cangkir hangat.

"Apa ini?"

"Campuran teh, madu dan lemon hangat." jawab Soo hyun, lalu duduk di sebelahnya.

"Ketika aku masih kecil, nenek dan ibuku akan membuatkanku minuman hangat jika aku sakit. Itu terdiri dari teh, lemon, dan madu, terkadang juga kayu manis. Ini biasanya membuatku merasa setidaknya sedikit lebih baik."

I Will Never Let You Go (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang