Bab 4

371 56 11
                                    

Malam itu, Yeaji terbangun sendirian di tempat tidur Soo hyun. Seprainya masih hangat, jadi Yeaji bisa tahu bahwa pria itu belum lama terbangun.

Dia melihat ke samping, menyadari bahwa di luar masih gelap. Waktu pada jam weker menunjukkan pukul 12.

Yeaji menyisir rambutnya dengan jemari, lalu bangun dan memakai tank top, juga celana dalamnya sebelum berjalan ke dapur di mana dia mendengar suara dentingan kaca.

Soo hyun sedang bersenandung pelan saat Yeaji masuk. Pria itu mengenakan celana olahraga, memberinya pemandangan tentang punggungnya yang berotot.

Mendengar derap langkah berjalan ke arahnya, seketika Soo hyun berbalik menghadap Yeaji.

Celana olahraganya menggantung rendah, menampilkan v yang dalam di bagian bawah perutnya yang dipahat sempurna seperti dewa.

Seketika kaki Yeaji terasa seperti Jelly, saat Soo hyun berjalan mendekatinya, dan memberinya sekaleng bir.

"Aku perlu rehidrasi." Dia berkata.

"Itu berarti kau sudah selesai?" Yeaji berkata dengan suara rendah, lalu meminum birnya.

"Tidak. Ini hanya sedikit istirahat di antara ronde." Dia mengatakannya sambil mendekati Yeaji.

Sebelum Yeaji bisa menanggapi, Soo hyun menarik tubuhnya hingga saling menempel dan mereka pun berciuman. 

Soo hyun meletakan kaleng bir di konter, sebelum mengambil bir milik Yeaji dan meletakkannya dengan aman.

Dia menuntun Yeaji mundur menuju kamar tidur, menarik tank topnya dalam perjalanan, dan kemudian Yeaji jatuh kembali ke tempat tidur dengan cara yang tidak jauh berbeda dari sebelumnya. 

Soo hyun bahkan tidak repot-repot melepas celana olahraganya sebelum dia mendorong celana dalam Yeaji ke samping dan menyatukan tubuh mereka untuk putaran ketiga malam itu.
.
.
.
.
.

Mereka terbangun hanya beberapa jam kemudian oleh alarm di teleponnya. Keduanya mengerang, saat Yeaji berguling untuk mematikan alarm.

"Haruskah kita mengambil cuti hari ini?"

"hmm aku ingin." Yeaji berkata sambil membungkuk untuk memberi Soo hyun ciuman.

"Tapi aku tidak bisa, dan kau juga punya pekerjaan." Yeaji menambahkan, memberinya ciuman lagi sebelum bangun.

"Baiklah. Sebenarnya ada laporan penting yang harus ku selesaikan juga."

"Ya, aku harap tidak ada masalah lagi dengan appa-ku. Bolehkah aku menggunakan kamar mandimu?"

"Hanya jika aku bisa bergabung denganmu?" Kata Soo hyun sambil menaikkan alisnya.

"Tidak masalah, tapi kita pasti akan terlambat." Yeaji menjawab dan Soo hyun memasang wajah cemberut terbaiknya.

"Astaga.. Kau sangat imut saat cemberut." Yeaji membungkuk untuk memberinya ciuman lagi.

"Sebaiknya kita lakukan dengan cepat." Yeaji menyerah , kemudian berlari ke kamar mandi, dan dengan cekikikan Soo hyun mengikuti tidak jauh di belakangnya.

Soo hyun keluar dari kamar mandi lebih dulu. Dia kembali ke kamarnya, dan mengenakan celana jins, kemudian pergi ke dapur membuat kopi untuk mereka berdua.

Lalu beberapa menit kemudian, Yeaji datang berjalan keluar dengan pakaian dinasnya, rambutnya yang basah disanggul rapi di atas kepalanya. Dia berdiri di samping Soo hyun dan bersandar di konter, saat Soo hyun menyerahkan secangkir kopi padanya.

"Ini gulanya." Soo hyun berkata sambil menunjuk ke wadah perak di sebelah mesin kopi

"Dan aku hanya punya krimer bebas laktosa, tapi lain kali aku akan menyediakan krimer biasa jika kau tidak menyukainya. Maksudku, jika kau ingin ada....." pria itu berkata dengan gugup, dan Yeaji hanya bisa tersenyum melihat betapa menggemaskannya dia ketika dia gugup.

I Will Never Let You Go (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang