Dapat Gulf rasakan tatapan lekat Mew di punggungnya. Sudah sejak 15 menit yang lalu Gulf mulai mengemasi pakaiannya ke dalam carrier, dan Mew hanya terdiam di sofa kecil yang ada di samping tempat tidur.
"Aku benar-benar tidak boleh ikut?"
Gulf menghentikan aktifitasnya, menghela nafasnya perlahan. Dia sudah tahu bahwa akan sulit untuknya membuat Mew mengerti tentang rencana perjalanannya bersama Kao. Mew bukan orang yang mudah merasa cemburu, kecuali jika seseorang itu adalah Kao.
"Aku hanya pergi beberapa hari, Mew." Jawab Gulf sambil berjalan menghampiri Mew dan berdiri di depannya. Mew melingkarkan tangannya di tubuh Gulf dan menempelkan pipinya di perut Gulf, membuat Gulf tersenyum. Hanya di depannya saja Mew menunjukan sisi manja seperti ini.
"Hubungi aku setiap hari. Kabari aku kamu sedang apa dan di mana."
Gulf tertawa kecil. Tangannya perlahan mengusap rambut Mew.
Untuk beberapa saat mereka berada dalam posisi itu, hingga kemudian handphone Gulf berbunyi. Mew melirik handphone Gulf yang ada di meja kecil di samping sofa yang duduki.
Kao is calling.
Mew mempererat pelukannya, seolah tidak ingin Gulf mengangkat panggilan itu, tapi dapat dia rasakan tangan Gulf perlahan melepaskan pelukannya.
"Hai. Ada apa?"
Mew melipat kedua tangannya dan bersandar di sofa menatap Gulf yang terduduk di ujung tempat tidur, berbicara dengan Kao via telepon.
"Yang aku bawa? Beberapa kaos, celana, pakaian dalam, alat mandi, dan skincare. Kenapa? Jangan bilang kamu belum mulai packing, Kao. Kita berangkat besok pagi."
Suara tawa Gulf mengisi kamar, membuat perasaan Mew semakin tidak nyaman.
"Kenapa tidak minta bantuan Up?"
Mew masih terdiam menatap Gulf. Dia selalu tidak merasa nyaman dengan cara Gulf berbicara dengan Kao.
"Oke. Oke. Setelah aku selesai packing aku akan ke sana."
Kening Mew berkerut. Gulf akan ke tempat Kao?
Gulf meletakan handphonenya di tempat tidur dan kembali berkemas. Dia sudah hampir selesai.
"Aku akan ke tempat Kao sore ini. Up sedang ada business trip dan baru pulang nanti malam, jadi aku akan membantu dia packing."
"Dia tidak bisa packing sendiri."
Gulf tertawa kecil. "Kao? Packing sendiri?"
Mew tidak mengatakan apa-apa lagi karena dia sudah tidak tahu harus berkata apa lagi.
.
.
"Kao!" Gulf setengah berteriak ketika melihat pakaian yang sudah Kao letakan di tempat tidurnya karena semuanya berwarna hitam. Kao memang penyuka hitam, dan hampir setengah dari pakaiannya memang berwarna hitam.Gulf membuka lemari Kao dan mulai memilih beberapa pakaian Kao yang tidak berwarna hitam.
Kao hanya terduduk di meja kerja Up yang memang berada di kamar sambil menggaruk kepalanya.
Gulf mulai menata beberapa kaos dan celana Kao ke koper.
"Mana pakaian dalammu?"
Kao berjalan ke nakas kecil di samping lemari dan mengeluarkan tas kecil. "Semuanya sudah di sini."
Kembali Gulf menata semua barang yang Kao butuhkan ke kopernya.
"Mana alat mandimu? Kenapa hanya ada sikat gigi?"
"Kamu pasti bawa odol, sampo dan sabun, kan? Kenapa aku harus bawa lagi?"
Sebuah bantal yang di lemparkan oleh Gulf pun mendarat di muka Kao, tapi Kao hanya tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Voyage D'amitié
Hayran KurguTentang Perjalanan Persahabatan antara Kao dan Gulf sebelum Gulf menikah.