Kana tahu ini adalah akhir hidupnya. Akhirnya keragu-raguannya selama ini terjawab sudah. Setelah kurang lebih dua bulan ini hidupnya lumayan kacau, yang saat ini terjadi adalah awal dari kekacauannya yang lain, dan bahkan akan terjadi untuk beberapa bulan ke depan.
Kana sudah curiga pada awalnya, setelah pulang dari Paris Kana belum sekalipun mendapatkan siklus bulanannya. Untuk menenangkan hatinya, Kana berpikir itu akibat pikirannya yang terlalu stres setelah pulang dari Paris, namun ketakutannya yang terbesar akhirnya terbukti, ia hamil !
Kana memegang testpack dengan garis dua diatasnya. Akhir-akhir ini Kana mudah merasa mual dan mudah merasa capek. Sekali lagi Kana kira itu efek stres pasca kejadian di Paris, tapi sekarang ia sadar ia salah. Ada janin di dalam rahimnya, ada kehidupan di dalam perutnya. Anak Emir tentu saja. Kana mulai merasa mual lagi dan memuntahkan isi perutnya untuk kesekian kalinya pada hari itu, padahal perutnya sudah benar-benar kosong. Kana menyandarkan tubuhnya yang lemah di dinding kamar mandi kamarnya. Hidupnya benar-benar berakhir sekarang.
Tetes air mata mulai menetes di wajahnya. Apa yang harus dilakukannya ? Memberi tahu Emir bukan ide yang baik. Emir tidak pernah membalas SMS nya dan tidak pernah berusaha untuk menghubunginya. Perasaan Kana yang tadinya berempati terhadapnya sekarang sudah berubah menjadi amarah dan benci. Kana tahu sosok Emir tidak lebih dari laki-laki brengsek dan pengecut. Bahkan untuk melihat Emir di televisi pun Kana sudah muak. Selama dua bulan terakhir ini hidup Kana kacau karenanya. Setiap ingat kebodohannya ditambah lagi sikap Emir yang cuek, Kana langsung berubah melankolis. Sudah begitu banyak air mata yang ia keluarkan karena ketidakpedulian Emir. Kana tidak menuntut apapun dari Emir, tapi bukan berarti Kana mau dirinya diabaikan selama ini.
Kana terduduk lemas dilantai dan mulai menangis tersedu-sedu. Betapa malang nasibnya. Setelah apa yang ia jaga baik-baik dan ia berikan begitu saja, lalu tanpa perasaan ia dicampakkan, sekarang ia harus menanggung ini sendirian. Bagaimana dengan karirnya kalau perutnya kian membesar ? Kana tidak mungkin menjadi tanggungan Lyla lagi kalau dirinya tidak bisa bekerja. Dirinya juga tidak bisa menjaga anak ini di dalam perutnya tanpa ingat akan sosok ayahnya. Ia juga tidak bisa membesarkan anak ini sendirian, menjadi single parent. Sisi egoisnya mengatakan kalau Emir harus menanggung ini bersama-sama, tapi nyali Kana menjadi ciut. Kalau Emir tahu dan dia tambah tidak perduli, itu lebih menyakitkan lagi.
Bagaimana dengan aborsi ? Ia yakin kandungannya tidak lebih dari delapan minggu, masih tidak terlalu sulit untuk membuangnya. Kana langsung mengutuk pikirannya, ia tidak akan bisa membuang janin ini, bagaimanapun ini adalah anaknya, darah dagingnya. Entah mengapa sekarang ia sudah merasa sayang dengan calon kehidupan yang ada di perutnya ini. Apa yang harus dilakukannya ? Pikiran warasnya segera mengambil alih, dengan lunglai Kana menghapus air matanya, lalu membasuh mukanya dengan air dingin. Kana berjalan gontai keluar dari kamarnya dan berjalan menuju dapur. Ia harus makan. Anaknya butuh makan, kalau dirinya tidak mau makan, anaknya pasti mau.
Kana memeriksa seisi dapur, semua yang bisa ditemukannya pertama kali langsung dilahapnya. Mulai dari roti tawar, sisa lasagna tadi pagi, susu Lyla, semua Kana lahap, tapi semua percuma, perutnya serasa diaduk-aduk, Kana merasa mual dan mulai muntah-muntah lagi. Kali ini tambah parah. Oh Tuhan apa yang terjadi dengan dirinya ? Kenapa mual dan muntahnya tidak bisa berhenti juga. Kalau seperti ini terus bukan hanya anaknya tetapi dirinya juga bisa mati.
"Astaga Kana kamu kenapa ?", jerit Lyla yang tiba-tiba masuk ke dapur. Lyla meletakkan tas kerjanya.
Kana memandang Lyla dengan tatapan sayu. "La aku butuh ke dokter, aku muntah-muntah terus La. Dan aku hamil."
****
"Efek hamil muda, kehamilannya baru memasuki umur enam minggu. Nanti juga berhenti sendiri mual-mualnya kalau sudah lewat tiga bulan. Untuk besok-besok juga mualnya bakal berkurang.", jelas dokter yang memeriksa Kana.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS A MIRACLE ( MIRACLE SERIES #1) ( TELAH TERBIT )
RomanceTidak pernah terbayangkan oleh Kanaya bahwa ia akan menikah dengan seseorang yang selama ini ia idolakan. Peristiwa satu malam membuat ia "terjebak" ke dalam ikatan suci. Tetapi tidak pernah ia kira kalau dengan pernikahan ini semua perasaannya akan...