Satu

322K 15.4K 114
                                    

 Kana hampir pingsan setengah mati ketika satu hari sebelum Paris Fashion Week dimulai, Baskoro mengumumkan masing-masing nama pasangan mereka di arena catwalk. Ini bukan hal yang aneh bagi Kana, tapi nama orang yang akan menjadi pasangannya lah yang membuat Kana berhenti bernafas.

       Emerald Sebastian ! Oh Tuhan siapa yang tidak tahu Emir, oke minimal satu Indonesia tahu nama itu. Aktor kawakan, muda, tampan, kaya, misterius, dan selalu jadi buah bibir di Indonesia ! Oke oke Kana mencoba tenang. Tidak ada yang salah kalau aktor lain yang mendampinginya, tetapi mengapa Emir ? Dari Kana remaja sampai sedewasa ini, Kana mengidolakan Emir garis keras ! Dulu, di awal-awal kemunculan Emir di televisi, Kana dan teman-teman sekolahnya berlomba-lomba mengumpulkan fotonya dari tabloid maupun majalah. Bahkan ada salah satu teman sekolahnya yang berhasil berfoto bersama Emir dan mendapat tanda tangannya, hal itu cukup membuat Kana mewek berhari-hari di kamar dan berharap suatu saat bisa seberuntung temannya. Hari ini semua menjadi kenyataan, ia dipasangkan dengan idolanya. Kana tidak pernah bermimpi untuk menjadi pasangannya, walaupun hanya untuk peragaan busana.

 Banyak artis dan aktor yang diikutsertakan dalam acara seperti ini, bukan hanya mereka, terkadang beberapa designer mengikutsertakan olahragawan bahkan pejabat negara untuk membawakan hasil karya mereka. Kana sudah tidak asing dengan hal-hal seperti itu, hanya saja sekali lagi, ia tidak percaya kalau Baskoro sangat pintar untuk mengikutsertakan Emerald ke dalam acara tahunannya. 

       Kana duduk di depan meja rias di ruang ganti Baskoro di arena PFW. Kana mencoba mengatur nafasnya. Hari ini mereka melakukan fitting terakhir untuk peragaan besok. Kana mendapat jatah memperagakan lima busana untuk besok dan dua busana untuk lusanya. Itu berarti tujuh kali ia harus berlenggok mesra dengan Emir. Kana hampir menjerit kegirangan, namun dengan cepat dia menguasainya. Dia tidak ingin ada orang yang tahu tentang perasaannya ke idolanya itu. Sekuat tenaga Kana berusaha untuk bersikap tenang dan tidak norak. Kana yakin, kalau mereka dipertemukan bukan diajang ini, di mall mungkin, Kana akan berteriak histeris ke idolanya itu dan memaksa untuk foto bersama. Tapi tidak untuk acara seelegan ini.

       Baskoro menghampirinya untuk memeriksa busana yang sedang ia kenakan.

       "Kamu sudah nyaman ? Kalau belum, masih ada waktu untuk memperbaikinya.", tanya Baskoro sambil memutar tubuh Kana.

       Kana bergerak sekilas untuk memastikan, "Aku pikir ini sempurna mas. Busana ini terasa pas buat aku."

       Baskoro mengangguk-angguk, "Kamu tahu tidak ? Aku tahu kamu yang paling tepat buat busana aku yang satu ini. Kulit kamu putih merona, bukan putih pucat, bukan juga kuning langsat, warna dress ini perpaduan hitam pekat dan lavender, model yang memiliki kulit terlalu putih tidak bisa menghidupkan lavendernya, begitu juga dengan yang kuning, tidak bisa menghidupkan hitamnya.", terangnya panjang lebar.

       Kana tersipu malu mendengar pujian itu. Setidaknya, ia memang dinilai pantas oleh designer satu ini.

       "Emir punya kulit yang putih juga, dia cocok berpasangan sama kamu.", sambungnya sekilas sambil berlalu dari Kana.

       Kana tertegun mendengar komentar itu. Emir memang memiliki kulit putih, hal wajar karena Emir keturunan Indo-Jerman. Di televisi, Emir benar-benar sempurna. Tinggi, putih, matanya berwarna abu muda, hidungnya mancung dan bibirnya merah. Kana tidak bisa membayangkan bagaimana rupa aslinya. Kana jadi tidak sabar untuk bertemu denganya. Sudah banyak hal-hal norak yang terlintas dipikirannya kalau bertemu Emir nanti, foto selfie, minta tanda tangan, dan kalau beruntung Kana ingin minta pin BBM. Kana tersenyum geli ketika ide itu terlintas di kepalanya. Barusan lima menit yang lalu ia memikirkan untuk bersikap elegan nantinya kalau bertemu Emir, tapi sekarang pikiran norak memalukan itu menguasai pikirannya. Kana menggeleng-gelengkan kepala menyadari sifatnya yang tidak konsisten. Sudah bisa dipastikan, malam ini Kana tidak akan bisa tidur nyenyak.

****

       Sudah dari jam tujuh pagi ruangan Baskoro sibuk. Padahal Baskoro mendapat giliran untuk tampil jam tiga sore. Setiap karyawan mendapat tugas masing-masing. Mulai dari make-up, tata rambut, memeriksa fitting terakhir. Semuanya bekerja dengan keseriusan tingkat tinggi. Baskoro adalah designer yang menjunjung kesempurnaan, tidak heran kalau ia menuntut hal yang sama dari orang-orang yang ia pekerjakan.

       Kana mematuk wajah nya yang baru setengah dirias di cermin, sekarang sudah hampir jam dua belas siang, tapi persiapan sepertinya belum sampai lima puluh persen. Baskoro kelihatan panik, mengurusi satu hal ke satu hal lainnya. Kana sendiri pusing melihat aktivitas sepadat ini.

       Kana sibuk membaca komentar teman-teman di Path nya tentang foto nya yang baru ia post sepuluh menit tadi, sehingga ia tidak menyadari sosok Pria yang tiba-tiba masuk ke ruangan dan langsung masuk ke kamar ganti. Setelahnya Kana masih belum menyadari ketika pria itu duduk di sampingnya untuk dirias. Mata Kana terpejam karena kini penata rias mulai memasang bulu mata palsu di matanya.

       Ketika Kana membuka matanya, sosok disampingnya langsung menarik perhatiannya dan seketika itu wajah Kana memucat. Emir yang selama ini hanya dilihat nya di TV sekarang ada di sampingnya ! Walau Emir sedang memejamkan matanya, Kana bisa menilai ketampanannya lebih jauh daripada yang biasa ia lihat di film maupun iklan yang dibintanginya. Emir jauh lebih putih, lebih bersih, dan lebih bugar. Hidungnya juga lebih mancung dan rahangnya juga kelihatan jelas sekarang. Kana merasa iri karena ada sosok manusia yang diciptakan sempurna seperti Emir. Tidak heran mengapa sejak kemunculannya, Emir sudah banyak mencuri perhatian para wanita mulai dari yang kecil, ABG, sampai yang berumur.

       Kana tidak ingin melewatkan golden moment ini, dengan sangat hati-hati ia mengangkat ponselnya dan mulai mengambil gambar Emir yang masih terpejam. Kana nyengir sendiri, kira-kira berapa banyak ia mendapat komentar dari teman-temannya di Path kalau ia memposting foto Emir dari sedekat ini. Kepergiannya ke Paris saja sudah membuat teman-temannya histeris, apalagi kalau mereka tahu kalau ia dipasangkan dengan Emir. Kana mengikik dalam hati.

       "Apa hukuman bagi orang yang mengambil foto orang sembarangan tanpa izin ?", tiba-tiba Emir bertanya kepada penata riasnya. Nada suaranya agak dilambatkan biar terdapat kesan dingin didalamnya.

       Kana yang mendengar pertanyaan itu sontak menjadi gugup setengah mati, ia tidak mengira kalau perbuatan nekatnya barusan bisa diketahui oleh Emir. Dengan cepat Kana menoleh ke arahnya, mencoba untuk memasang wajah paling memelasnya dan meminta maaf. Tetapi ekspresi yang dilihatnya di wajah Emir membuatnya sadar kalau Emir hanya bercanda. Emir menyunggingkan sedikit senyumnya ke arahnya. Hanya sedikit, tapi Kana tahu kalau Emir memaklumi tingkahnya yang kucing-kucingan, mungkin Emir berpikir dirinya adalah salah satu gadis norak yang bertingkah bodoh didekatnya.

       "Ma.. maaf mas, aku cuma iseng.", bisik Kana dan langsung menyesali nada bicaranya yang menyatakan dengan jelas kebodohan dan kegugupannya.

       Emir menaikkan sebelah alis ke arahnya, "Astaga, sekali lagi kamu panggil aku mas, aku benar-benar akan melaporkan kamu ke polisi.", ucapnya. "Panggil aku Emir, Kanaya.", sambungnya sambil melirik papan nama di meja rias Kana.

       Seketika wajah Kana merona merah, namanya jika diucapkan di bibir Emir terasa pas, terasa seksi, dan terasa menggoda. Oh Tuhan, apa yang terjadi padanya, mengapa dia jadi begitu bodoh dan memalukan seperti ini. Kana berusaha keras untuk menguasai dirinya kembali, jangan sampai ada hal memalukan lagi untuk kedua kalinya.

       "Kana.", bisik Kana pada akhirnya. "Panggil aku Kana."

       Emir hanya mengangguk.

       "Dan soal foto itu...", lanjut Kana lagi.

       "Kamu simpan saja, tidak masalah.", ucapnya singkat lalu berkonsentrasi pada riasan di wajahnya lagi.

       Lima kata itu cukup untuk membungkam Kana sampai ia selesai di make-up satu jam setelahnya. Lidahnya terasa kelu untuk mengucapkan apapun, tangan Kana sedingin es sekarang, kurang dari beberapa jam lagi dia akan berpasangan dengan Emir. Apa yang bisa ia lakukan ? Oh Tuhan, Kana berharap sekarang ada Lyla di dekatnya. Hanya sahabatnya itu yang akan memukulnya jika ia akan bertindak bodoh.

       Untuk kesekian kalinya pada hari itu Kana berdoa dalam hati, ia meminta agar Tuhan berbaik hati melancarkan pekerjaannya kali ini. Semoga tidak ada hal memalukan yang terjadi lagi dan semoga Tuhan memaafkannya, ia ingin Tuhan mengatur cara agar ia bisa jauh lebih akrab lagi dengan Emir setelah acara ini.

LOVE IS A MIRACLE ( MIRACLE SERIES #1) ( TELAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang