Ini hari ketiga Athiya terbaring di atas tempat tidur, tetapi kondisinya belum kunjung membaik. Ia belum bisa menggerakkan badannya tanpa meringis kesakitan. Punggungnya penuh dengan bekas cambukan Hendru tempo hari. Cambukan itu bukan hanya meninggalkan bekas, tetapi meninggalkan luka sayatan yang memilukan.
Sejak malam itu Athiya menghabiskan harinya di atas ranjang, dengan selembar selimut menutupi ketelanjangannya, tidak banyak yang bisa ia lakukan. Ia hanya menangis, tidur, bangun, makan, mandi hanya untuk menangis lagi. Demam sempat menyerangnya ketika ia sadar dari pingsannya pagi hari, untunglah itu hanya berlangsung satu hari. Selama tiga kali dalam sehari pembantunya membawakan makan untuknya. Ia tidak perduli apa yang diketahui oleh pembantunya. Ia tidak mau repot-repot berbicara dengan pembantunya.
Tiga hari ini Hendru pulang larut malam terus, dalam keadaan mabuk sepertinya. Ia bersyukur bahwa iblis itu tidak menyentuhnya tetapi tidak juga memperdulikannya. Ia bahkan tidak berbicara dengan Athiya sepatah katapun.
Athiya memandang langit-langit di atasnya. Dulu hidupnya sangat sempurna. Ia memiliki orang tua yang mencintainya, uang untuk gaya hidupnya, dan sahabat yang akan selalu membelanya. Papa dan mamanya begitu memanjakannya sehingga ia tumbuh menjadi gadis yang hanya memikirkan kesenangannya sendiri. Kehidupannya di London begitu liar. Walaupun ia tidak secantik teman-teman wanitanya yang berasal dari London, Paris, ataupun Vienna, tetapi itu tidak menghalanginya untuk membuat para pria bertekuk lutut dengannya.
Dalam satu bulan ia bisa berganti tiga kali pria dan tidur dengan pria-pria lain tanpa ikatan. Ketika akhirnya ia tidur dengan Emir dan Emir memintanya untuk menjadikan ia istrinya, ia menolak mentah-mentah lamaran itu. Ia tahu Emir tidak mencintainya sebagai wanita dan ia belum siap menyerahkan kebebasannya dalam ikatan pernikahan. Namun akhirnya ia menyesali keputusannya itu sampai sekarang. Seharusnya lamaran Hendru lah yang ia tolak, tetapi ia tidak bisa membohongi diri sendiri kalau dulu ia mencintai Hendru dan Emir tidak lebih hanyalah pelariannya.
Athiya ingat pertama kali perjumpaannya dengan Hendru ketika pria itu datang bertamu ke rumahnya dan makan malam bersama keluarganya. Athiya yang baru pulang dari London merasa terhipnotis melihat Hendru. Selama di London ia hanya mengenal pria yang bersenang-senang dan suka menghambur-hamburkan uang. Berbeda dengan Hendru, ia adalah sosok pria yang bekerja keras, membangun sendiri perusahaannya dan bertanggung jawab dengan apa yang ia miliki.
Athiya terus terpesona saat itu mendengar Hendru berbicara dengan orang tuanya mengenai bisnis mereka. Hendru tidak meliriknya sama sekali, seperti tidak menyadari kehadirannya. Hal ini yang membuat Athiya jadi penasaran, selama ini pria yang baru ditemuinya selalu tidak dapat mengalihkan pandangan darinya namun pria yang ada di depannya malah menganggapnya tidak ada.
Dari papanya Athiya tahu kalau Hendru adalah rekan bisnis terpenting bagi perusahaan mereka. Hendru adalah donatur terbesar dan papanya berhutang banyak kepada Hendru. Sejak makan malam saat itu, Hendru jadi lebih sering diundang papanya. Bukan hanya makan malam, tapi acara-acara lainnya juga. Mau tidak mau akhirnya Hendru masuk juga ke dalam pesonanya. Tidak butuh waktu lama hingga Hendru melamarnya satu bulan kemudian dan pernikahan diselenggarakan tiga bulan setelah lamaran tersebut.
"Kamu adalah wanita tercantik yang pernah hadir dalam hidupku sayang.", itu kata-kata yang diucapkan Hendru ketika malam pertama mereka. Saat itu mereka sudah berganti pakaian dan siap melakukan malam pertama.
"Benarkah ? Lalu mengapa di awal perjumpaan kita kamu tidak memperdulikanku sama sekali ?"
Hendru tertawa mendengar pertanyaannya, "Aku terlalu malu saat itu. Aku takut gadis secantik dirimu tidak mau dengan pria sepertiku."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS A MIRACLE ( MIRACLE SERIES #1) ( TELAH TERBIT )
RomansaTidak pernah terbayangkan oleh Kanaya bahwa ia akan menikah dengan seseorang yang selama ini ia idolakan. Peristiwa satu malam membuat ia "terjebak" ke dalam ikatan suci. Tetapi tidak pernah ia kira kalau dengan pernikahan ini semua perasaannya akan...