Prolog

610K 17.3K 147
                                    

Kana tahu apa yang menjadi miliknya saat ini adalah hasil perjuangan yang panjang. Perjuangannya bertahun-tahun harusnya lebih dari apa yang bisa ia pegang sekarang. Namun Kana harus berpuas diri, di umurnya yang menginjak dua puluh empat, hal ini sudah lebih dari cukup.

Kanaya Arsyita, sekali lagi Kana memandang namanya di amplop balasan yang baru ia terima lima menit tadi dan kurang dari dua menit yang lalu Kana membaca isinya. Paris Fashion Week ! Iya, Kana mendapat kehormatan untuk menjadi salah satu model dari perancang terkenal di Indonesia untuk berlaga di Paris dua minggu lagi !

Kana terpaku sesaat dan tidak terasa matanya mulai berkaca-kaca. Pada saat seperti ini, ia merasa melankolis. Kana rindu anggota keluarganya yang sudah mendahuluinya, Ayah, Ibu, Mas Kafa, semua sudah tenang di sana akibat kecelakaan enam tahun lalu. Kini ia sebatang kara, sebatang kara harus menghadapi hidup yang kejam. Namun Kana sudah terbiasa dengan keadaan ini, dirinya sudah bertekad untuk melawan kejamnya kehidupan. Dari dulu ia sudah mengeraskan hati, ia akan membuat keluarganya disana bangga dengan dirinya. Ia tidak akan menyia-nyiakan anugerah kehidupan yang diberikan Tuhan kepada dirinya hingga saat ini.

"Hayo, mulai mewek lagi kan.", tegur Lyla, teman satu apartemen Kana, sekaligus sahabatnya. Lyla merupakan satu-satunya yang Kana punya, bagi Kana, Lyla bukan hanya sahabat ataupun teman apartemennya, tapi Lyla sudah seperti kakaknya sendiri yang senantiasa menjaga dan melindunginya.

Dengan cepat Kana menghapus air matanya, "Aku akan terbang ke Paris dua minggu lagi, aku dapat undangan dari Baskoro untuk menjadi salah satu modelnya di PFW, impian aku La, sekarang jadi nyata !", Kana berteriak sambil memeluk sahabatnya itu.

"Iyaaaa, aku sudah tahu sayang. Baskoro sudah kasih informasi ke aku duluan.", ucap Lyla sambil membalas pelukan hangat Kana.

Kana melepaskan pelukannya, "Jangan bilang kalau kamu yang meminta Baskoro buat memilih aku jadi salah satu modelnya ?", Kana bertanya skeptis sambil menaikkan sebelah alisnya.

Kecurigaan Kana beralasan, karena Lyla merupakan salah satu manager dari agency model tempat Kana bekerja sekarang. Berkat Lyla juga lah, tiga tahun lalu Kana bisa menjadi model, walau hanya sebagai model amatiran.

Lyla tertawa mendengar pertanyaan Kana, "Jangan bodoh ! Baskoro itu desainer hebat, berpengalaman, orang seperti aku tidak mungkin bisa mengubah pikirannya. Dia Cuma minta pihak agency buat menyiapkan sepuluh nama model buat jadi referensinya, dari tiga model agency yang kita punya, dia memilih kamu salah satunya. Eits jangan cemberut seperti gitu, come on Kana, apa yang membuat kamu ragu ? Walau nama kamu belum besar, kamu berbakat dibidangnya ? Halooooo,,, kamu pantas buat dapat itu semua, kamu cantik, kamu hebat, itu lebih dari cukup buat mengantarkan kamu ke Paris."

Kana memikirkan kata-kata Lyla. Kana tidak bisa dikategorikan istimewa, tingginya hanya 165 sentimeter, kulitnya juga putih bukan hitam eksotis seperti teman-teman modelnya kebanyakan. Tidak ada yang istimewa dari dirinya, selama ini tawaran yang dia dapat hanya menjadi model untuk brand lokal tertentu atau peragaan busana lokal. Tapi kali ini, Paris ? Kana mendesah lebih keras. Ia ragu jangan-jangan ini Cuma mimpi.

"Kamu tidak percaya the power of miracle sayang ? Dalam diri kamu ada hal itu, suka tidak suka kamu harus menerimanya. Dan ini baru awalnya, suatu saat kamu bakal terkejut dengan kekuatan keajaiban yang kamu punya. Pegang kata-kata aku !", Lyla mengucapkan kata-kata itu seolah-olah ia adalah ibu peri yang meyakinkan seorang cinderella.

Kana tertawa mendengar ucapan Lyla, "Oh Lyla sayang, kamu selalu berlebihan. Tetapi aku berterima kasih atas dukunganmu, semua ini tidak berarti tanpa pertolonganmu."

"Omong kosong ! Yang aku lakukan hanya merekomendasikanmu, selebihnya yang kamu dapatkan saat ini adalah karena dirimu sendirimu. Seperti yang aku bilang tadi, kamu punya kemampuan dan kamu istimewa !"

"Baiklah ibu peri, lalu apa yang harus aku siapkan untuk ke Paris nanti ?", tanya Kana bingung.

"Bagaimana kalau kita shopping untuk mencari tahunya ?", saran Lyla.

Kana tertawa lagi mendengar ajakan temannya, "Seperti maumu sayang."

LOVE IS A MIRACLE ( MIRACLE SERIES #1) ( TELAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang