Bunda 01

16.8K 515 6
                                    

"Yuhu, pagi Rein ku sayang," sapa Ami pada sang sahabat.

"Pagi, ngapain Lo jam segini udah nongol aja di sini?" tanya Rein heran, pasal nya ini baru jam 6 pagi, dan Ami sudah berada di kontrakan nya.

"Mau ngajak bareng, lo udah siapkan. Ayo langsung berangkat, daddy gue udah nunggu di depan."

Ami langsung menarik tangan Rein, dan membawa gadis itu menunju sebuah mobil mewah yang terparkir indah di depan kontrakan kecil nya.

"Ish, pelan-pelan kenapa sih!" gerutu Rein, saat Ami mendorong nya masuk dan duduk di kursi depan.

"Ehem!" deheman itu berhasil menghentikan, Rein yang sedari tadi menggerutu tidak jelas.

Ami di belakang, menatap berbinar sang daddy dan Rein yang saling menatap.

"Eh, m-maaf om," ucap Rein kikuk, saat daddy Ami menatap nya sambil menaikkan alis heran.

"Kamu kenapa?" tanya Davin, pada Rein yang tampak gugup.

Rein menggeleng sambil melirik Ami yang menahan tawa. "Dasar sahabat laknat!" gerutu Rein dalam hati.

***

"Lo cocok banget sama daddy gue Rein!" Ucap Ami sambil tersenyum lebar.

Rein memutar bola mata malas, ia sudah lelah mendengar ucapan yang hampir ia dengar setiap hari ini.

"Gue nggak mau, lagian bokap lo mana mau sama gue," tukas Rein.

"Lo kenapa nggak mau sih? Daddy gue kurang ganteng? Kurang kaya? Kurang hot?" tanya Ami bertubi-tubi, sambil mengingat-ingat wajah sang daddy.

Rein menggeleng sambil meninggalkan Ami, yang masih bengong di tempat.

"Ish Rein, tungguin," teriak Ami yang sadar bahwa ia di tinggal pergi.

Lorong kampus masih sepi, karena jam masih menunjukkan pukul 6.45.

Rein berjalan menuju kantin, mengabaikan Ami yang terus sama memanggil nya.

Sesampainya di kantin, Rein langsung memesan semangkuk mie ayam dan segelas teh hangat.

"Kampret ya lo, main tinggal-tinggal!" gerutu Ami yang baru saja tiba.

"Peace," ucap Rein sambil terkekeh.

"Udah makan belum?" tanya Rein. Ini yang Ami suka dari Rein, dia selalu menanyakan hal-hal kecil, membuat nya bertekad untuk menjadikan nya bunda dan istri untuk daddy nya.

Ami menggeleng lalu menatap Rein sambil tersenyum manis. "Rein...jadi bunda gue ya," ujar nya melas, membuat Rein memutar bola mata malas.

"Bi, pesan nasi uduk sama teh hangat satu lagi."

"Gue nggak mau makan nasi uduk, gue mau bakso," celetuk Ami tiba-tiba.

"Nggak! Lo kira gue nggak tau, kemarin lo baru aja makan mie!" tukas Rein galak.

"Sekali-kali Rein. Ayolah, gue pengen makan bakso," rengek nya.

Rein mengabaikan Ami yang terus merengek, hingga pesanan kedua nya datang. "Nih makan, nggak usah banyak ngeluh!"

Meskipun tadi sempat menolak, namun Ami tetap memakan nasi uduk itu hingga tandas, membuat Rein mengulum senyum.

"Lo juga makan mie ayam, kok gue nggak boleh!" ucap Ami, setelah meneguk teh hangat nya.

"Gue baru kali ini makan mie lagi, lah elo makan mie terus beberapa hari ini, kena usus buntu tau rasa."

"Ya ya ya"

🍂

TBC...

Semoga suka, jangan lupa tinggalin jejak....

Bunda ReinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang