Bunda 11

10K 373 10
                                    

Warning. Sadar diri sendiri ya! Kalau merasa umur nya belum cukup lebih baik di skip saja.

🐒Bilek: Happy Reading kakakಠ ͜ʖ ಠ

Maafkan segala kata-kata kasar di bawah ini!!

21+
***

"Reinh saya mau kamu!"

"Om lepasin saya!" Teriak Rein, berharap Davin sadar. Ia wanita dewasa yang sudah tahu, arti dari kata mau yang di ucapkan Davin.

Davin tidak membalas ucapan Rein, pria itu mengecup wajah Rein sambil tersenyum kecil. "Kamu cantik, saya suka!" ucap nya. Rein mengutuk dirinya yang malah merona, mendengar ucapan Davin.

"Akk!" Teriak Rein, saat Davin membuat tanda di leher nya.

Davin kembali mencium Rein, saat matanya menangkap bibir indah itu. Davin menyedot bibir bawah Rein membuat wanita itu melenguh keras.

Rein mendorong tubuh Davin, namun tidak ada tanda-tanda bahwa pria itu akan terdorong.
"Om, sadar! Gue bunuh ya, nih aki-aki kelebihan hormon-akkhh" Rein memekik saat tangan Davin dengan kurang ajar nya memeras payudara nya keras.

Rein yang sudah ketakutan, langsung menendang aset Davin, membuat pria itu tersungkur. Tak ingin melewatkan kesempatan ini, Rein langsung turun dan berlari menuju pintu.

Namun mungkin ini hari sial nya, belum sempat membuka gagang pintu, Davin sudah mengangkat nya lalu melempar nya di atas tempat tidur.

"Om jangan, sadar om!" Suara Rein sudah Bergetar karena takut. Di mata nya Davin seperti om om pedo, ya meskipun benar sih wkwk.

"Kamu ternyata mau bermain kasar!" Ucap Davin menyeringai.
Pengaruh alkohol, Davin tidak menyadari apa yang sekarang ia lakukan.

Dengan cepat pria itu, mengukung Rein di bawah nya. "Kenapa nangis, hm?" tanya Davin seraya mengelus pipi Rein, hingga berakhir di bibir mungil itu.

"Ini milik saya!" elusan tangan Davin, turun lagi hingga hampir mencapai dada nya, namun Rein langsung menahan nya.

"Ja-jangan om, saya mau keluar!" pinta nya dengan wajah yang sudah sembab, karena menangis.

Davin menggeleng tanda ia menolak. "Siapa yang suruh kamu keluar, hm?" tanya nya.

Cup

Davin mengecup kening Rein, lalu beralih pada kedua mata, pipi, dan yang terakhir bibir Rein. "Ingat baik-baik. Semua ini milik saya, jadi jangan pernah biarkan orang lain menyentuhnya!" Rein mengangguk takut, karena Davin menatap nya tajam. Bagi Rein sosok Davin di depan nya ini, sangat berbeda dari biasa nya.

Davin hendak membuka kancing piyama yang di gunakan oleh Rein, namun Rein langsung menahan nya, membuat Davin yang masih di pengaruhi oleh alkohol menatap nya tajam.

Satu yang harus kalian ketahui, Davin jika sudah di pengaruhi oleh alkohol, ia akan sangat berbeda.

"Jangan menahan nya, Baby!" geram Davin.

"Sa-saya nggak mau om. Biarkan saya keluar dari sini," pinta Rein sambil menatap Davin yang berada di atas nya.

"Kau ingin bermain kasar, baiklah aku akan kabulkan!"

Bunda ReinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang