Bunda 18

4.1K 318 8
                                    

YEY UPDATE LAGI☁️

SEPERTI BIASA, JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK SEBELUM MEMBACA.
MAAFKAN SEGALA TYPO DAN PENULISAN YANG BELUM TEPAT.

HAPPY READING 📒🦋

🍁

Ami mengikuti langkah pegawai itu. Kedua nya menaiki sebuah lift, Ami menatap sekeliling nya hingga ia mengerutkan keningnya saat melihat siluet seorang laki-laki yang sangat ia kenali sebelum pintu lift tertutup.

"Loh, kak Aldo ngapain di sini?" Gumam Ami pelan. Memikirkan itu membuat Ami tak sadar bahwa Lift sudah berhenti. Ami lalu mengikuti pegawai itu, hingga kedua nya berhenti di sebuah kamar dengan nomor 1040.

"Ini kunci kamar nya, nanti kalau ada yang di perlukan lagi, nona bisa langsung hubungi kami," ujar pegawai itu memberikan sebuah kartu pada Ami, kemudian berlalu dari sana.

Ami mengangguk dan berterimakasih. Entah kenapa tiba-tiba saja perasaan nya menjadi tidak enak. Entah apa yang akan terjadi, namun jantung Ami berdetak kencang saat mendengar sebuah suara yang berasal dari dalam kamar setelah pintu terbuka sedikit.

Ami mendorong pintu itu dengan pelan hingga pandangan nya jatuh pada dua orang yang sedang bercumbu dengan panas.

Wanita itu terpaku tak tahu harus berbuat apa. Tatapan tak percaya ia layangkan saat melihat wajah dari pria itu.
Air matanya tanpa bisa di cegah langsung mengalir dengan deras.

"K-kak Aldo," ucap nya pelan, namun dua orang itu masih bisa mendengar nya hingga kedua nya berhenti lalu menatap Ami dengan terkejut.

Aldo bisa bisa menangkap sebuah kekecewaan yang ada di mata Ami.

Jangan tanya seberapa besar rasa kecewa Ami pada Aldo, yang pasti Ami sangat kecewa dengan pria itu.

Pria yang sudah ia sukai sejak pertama kali ia menginjak kan kaki di bangku kuliah.

Ami menangis sesenggukan, entah karena sakit hati melihat Aldo dengan wanita lain atau karena ingin meluapkan segala emosi yang sudah ia tahan beberapa hari ini.

Ingatan nya berputar pada kejadian-kejadian yang belakangan ini sering terjadi. Di mulai dari kedekatan Rein dengan Aldo, terus sang daddy yang selalu memberikan perhatian seperti menanyakan hari-hari nya bagaimana, namun sekarang tak lagi, dan yang terakhir adalah Rein sang sahabat, yang kini mulai berubah, lalu di tambah saat ia melihat pria yang begitu ia cinta sedang bercumbu mesra dengan wanita lain, membuat Ami sangat sakit.

Rein yang Ami kenal bukan seperti ini, dia wanita yang penuh dengan kasih sayang dan selalu memperhatikan nya meskipun itu hal kecil sekalipun.

Jujur saja Ami sangat membutuhkan tempat untuk berkeluh kesah saat ini, ia ingin mengeluarkan segala unek-unek yang ia pendam, namun karena hanya mempunyai 1 teman dan itu Rein membuat Ami mengurungkan niat nya.

Bukan nya sulit untuk berteman, namun Ami hanya merasa nyaman saat berteman dengan Rein saja, karena wanita itu seperti seorang ibu bagi nya.

***

Ami berjalan dengan lunglai, ia memutuskan untuk pulang ke rumah. Dia juga tak tahu dimana Rein dan Davin yang ternyata belum juga balik dari toilet.

Air matanya bahkan masih mengalir. Namun Ami dengan cepat menyeka nya.
Hingga tiba-tiba telinga nya menangkap sebuah suara. Ami menghentikan langkahnya, lalu menengok ke kanan-kiri.

Bunda ReinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang