Bunda 04

9.7K 416 2
                                    

"Rein, jadi kapan kamu mau bayar tunggakan kontrakan nya? Ini sudah dua bulan loh saya kasih keringanan," seorang wanita paruh baya, menatap Rein yang kini terlihat meringis kecil.

"Bu, saya boleh minta waktu tambahan. Saya janji nanti lunasi secepatnya, minggu depan deh bu pasti saya bayar," mohon Rein.

"Kemarin kamu juga bilang nya begitu, tapi sampai sekarang belum di lunasi."

"Janji bu, Minggu depan saya bayar kok."

"Oke. Minggu depan kamu harus sudah bayar, atau nggak siap-siap saja angkat kaki dari kontrakan saya."

Setelah mengatakan itu, wanita paruh baya tersebut pergi dari hadapan Rein yang kini menghela nafas.

"Dapat uang dari mana lagi," gumam nya, sambil memijat keningnya.

Rein melangkah masuk, kemudian mempersiapkan diri nya, karena ia ada mata kuliah siang ini.

***

Rein melangkah memasuki kampus. Yang bertanya dimana Ami, jawaban nya, wanita itu sedang sakit jadi tidak masuk, rencana nya nanti setelah pulang kuliah, Rein ingin menjenguk nya.

Rein menguap pelan, mata nya tak fokus menatap Dosen yang sedang menerangkan materi di depan karena mengantuk.

"Oke. Mungkin cukup sampai di sini materi hari ini, saya ingin kalian merangkum hal penting apa saja yang saya sampaikan tadi, besok akan saya ambil."

Rein bersyukur karena meskipun mengantuk dia tetap mencatat hal penting apa yang di jelaskan dosen tadi, jadi dia tak perlu pusing.

"Rein tunggu, lo di panggil bu Tri."

Rein menatap Tejo, teman seruangan nya yang selalu memakai kacamata bulat besar. Oh ya, seingat Rein bu Tri itu bekerja di bagian administrasi.

"Gue duluan. Langsung ke sana, udah di tunggu."

"Oke, Thanks."

Rein tanpa berlama-lama langsung berjalan menuju ruang administrasi, sesampainya di sana, Rein melihat seorang wanita paruh baya yang sibuk melihat sebuah buku di hadapannya.

"Permisi bu, saya Rein."

"Oh kamu sudah datang. Duduk Rein." Rein mengangguk lalu duduk di hadapan wanita itu.

"Kamu sudah tahu, kenapa saya panggil kamu ke sini?" tanya bu Tri.

"Nggak bu. Kalau boleh tahu, saya di panggil untuk apa ya?" tanya Rein sopan.

"Jadi gini Rein, uang spp kamu untuk semester ini belum di bayar, kamu tahu kan sebentar lagi kalian UAS, kalau kamu belum bayar juga, mungkin kamu nanti nggak bisa ikut UAS. Jadi ibu harap kamu segera lunasi ya?"

Rein tertegun, masalah keuangan lagi. Baru saja tadi pagi biaya kontrakan nya di tadi, Sekarang spp lagi.

"Iya bu, nanti saya usahakan lunas dalam minggu ini."

"Oke. Ibu tunggu ya." Rein mengangguk lalu berterimakasih dan melangkah pergi.

***

"Lo sakit apa?" tanya Rein, sambil mengikuti Ami menuju ruang tamu.

"Demam hehe."

Rein menatap Ami. "Jangan bilang gara-gara main hujan?" tukas Rein membuat Ami tertawa kecil.

"Hehe sorry Rein, cuma sekali-kali kok,"

"Iya sekali-kali tapi langsung sakit gini. Udah makan belum?". tanya Rein.

Ami menggeleng. "Belum. Gue nggak mau makan, pahit."

Rein tanpa berlama-lama, langsung berjalan menuju dapur.
Wanita itu sibuk membuat bubur, Ami yang melihat Rein membuatkan nya bubur tersenyum kecil.

Bunda ReinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang