Bersaing

432 51 2
                                    


.
.
.
.
.

.

🌙🌙🌙🌙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌙🌙🌙🌙

Giselle dan jeno sudah tiba di alun-alun yang sudah ramai pada jam pagi menjelang siang. Benar kata giselle kalau tujuan mereka sudah ada dijam-jam ini.
Tidak hanya itu, ada beberapa makanan yang juga dijual disekitar alun-alun. Seperti bubur ayam, soto, aneka streetfood dan masih banyak lainnya.

Setelah turun dari mobil, giselle tidak sabar dan berlari-lari kecil menuju gambar lukisan yang sudah ia incar sejak tadi. Jeno yang melihatnya hanya terkekeh. Giselle sungguh lucu dan menggemaskan. Padahal melukis dan mewarnai sudah menjadi pekerjaannya dikuliah.

Sesampainya mereka duduk dan memilih gambar kereta untuk diwarnai bersama. Jeno berpikir kalau sendiri tidak seru, jadi mereka putuskan untuk satu gambar saja. Walaupun harus membayar dua kali untuk kuasnya.

"Jen yang bagus, jangan jelek. Awas ya"ujar giselle yang sudah siap mengores dicanvas.

"Bentar"

Jeno mengambil kuas yang ada ditangan giselle ke palet lagi. Ia mengulung kedua lengan baju giselle keatas secara bergantian dengan rajin. Kemudia dia tersenyum melihat giselle yang hanya melamun menatapnya.

"Padahal biasa ngelukis kenapa lupa digulung?, kan masih ada kelas. Kalau kotor kan sayang bajunya. Nih"
Ucap jeno sembari memberikan lagi kuas catnya pada giselle.

Seperti biasanya. Giselle hanya memasang wajah tidak berdosanya dan kembali mewarnai.

Sementara jeno merasa giselle terlalu keasikan mewarnai sehingga tak ada celah untuk dirinya berkontribusi pada gambarnya. Dia hanya bisa menonton giselle yang sedang fokus dan tidak berhenti tersenyum melihat perempuan yang satu ini.

Cantik.

Begitu kata hatinya. Berkali lipat cantik dari biasanya.
Seolah cahaya yang keluar hari ini hanya untuk menerangi giselle seorang. Tanpa membagi untuk manusia lain.

Jeno tidak berkutik sama sekali duduk disebelah giselle dengan jarak yang sangat dekat ini dan ahh ya giselle saja tidak merasa canggung sama sekali. Pikiran jeno juga tidak jauh dari giselle yang masih saja fokus.

"Fokus banget, sampai lupa ada gue wkwk"

Giselle hanya terkekeh mendengar jeno yang merasa ia abaikan.Harusnya jeno mengerti bahwa gadis disampingnya sedang asik dengan dunianya. Dasar cemburuan.

"Lagian lo kenapa diem aja. Lo tuh yang ngajak kenapa lo yang diem" ucap giselle tetap fokus.

"Salah sendiri diem kan" lanjutnya lagi.

Laki-laki itu baru sadar. Bahwa gadis disebelahnya ini memang suka terus terang.

"Gue enggak ada celah dispace manapun. Gue kayak enggak ada kesempatan digambar itu"

Dorm MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang