prolog

486 16 0
                                    

''dia istriku sekarang.'' 

lidah yang keluh tak bisa mengeluarkan satu kata pun, hanya diam yang mampu Taeri sampaikan saat suaminya membawa wanita muda itu masuk kedalam rumah mereka.

kini terjawab sudah, mengapa seharian ini dirinya sangat gelisah. dan ya, kejutan dari sang suami mampu membuat Taeri membeku.

di kediaman jung, jam yang menunjukan pukul 12 adalah waktu dimana semua anggota jung berkumpul walau sesibuk apapun, bisa di pastikan keluarga jung tidak akan ada yang absen saat makan siang, terkecuali dirinya tengah sakit atau sedang berada di luar negeri.

 Mark, Jeno, Sungchan, Haira dan juga Hanbyeol tentu saja berada di tempat dan sama dan mengalami hal yang sama dengan Taeri.

syokk.

Mark dan Jeno memandang tajam sang kepala keluarga yang dengan tega membuat luka yang sangat dalam dan besar di dalam keluarga ini.

tega sekali dia berkhianat, begitu kira kira isi kepala Jeno dan Mark.

Haira mati matian menahan amarahnya, sebab teman terbaiknya malah membuat keluarganya hancur dalam satu langkah kakinya menginjak rumah ini. tangganya terus meremat, menumpahkan kekesalannya pada dirinya sendiri.

''anjing.'' umpat Sungchan, lalu pergi tanpa memperdulikan tatapan tajam yang di berikan oleh sang ayah.

sedangkan Hanbyeol tanpa berfikir panjang langsung memeluk sang bubu, setidaknya rasa sakit dan sedih yang dialami Taeri dapat terbagi begitu saja oleh pelukan sang anak.

walau Hanbyeol dan Taeri selalu tidak akur, bukan berarti akan terus menyakiti saat melihat salah satunya terluka.

saat sudah puas melihat reaksi anaknya dengan waktu yang tepat. Jaehyun membawa istri barunya untuk duduk dan bergabung dengan orang yang masih setia berada di meja makan.

''murahan banget loe jadi orang.'' 

saat wanita mungil itu hendak duduk, Jeno berucap lantang dengan wajah merah padam akibat menahan amarahnya.

Na Ryuha yang sekarang berganti menjadi Jung Ryuha itu tersenyum simpul menatap Jeno. tatapan penuh kebencian dan kekecewaan tersalur jelas saat Ryuha menatap mata lawan bicaranya, yang mana membuat batinnya sangat puas saat itu juga.

perlahan, Ryuha duduk di kursinya. masih dengan senyum simpulnya dan tak berhenti menatap Jeno yang ada di sisi lain dari meja meja makan yang ia dan Jaehyun duduki.

''gw murahan cuma di Jung Jaehyun doang kok, Jen.'' suarnya sangat lembut.

Jeno tertawa sarkas, ''busuk, segitu nggak lakunya loe sampe sampe bokap gw loe embat juga.'' 

''Jung Jeno.'' teriakan Jaehyun menggema dalam satu ruangan yang mereka diami.

''cara loe murahan dengan masuk ke sini sebagai istri daddy gw, saat gw campakin.'' seperti tuli, Jeno tak memperdulikan terikan Jaehyun. mulutnya masih mau memaki untuk saat ini.

''diam, atau saya tampar kamu!.''

''keep calm, daddy.'' Ryuha mengelus pundak tangan Jaehyun secara perlahan, membuat Jeno semakin muat melihatnya.

''bubu.'' 

pandangan Ryuha berganti ke arah Taeri, sosok wanita paruh baya yang dulu dia anggap sebagai ibu kedua dan kini secara resmi menjadi madunya.

dimata Ryuha, Taeri sudah menjadi ibunya. Taeri yang begitu perhatian terhadap dirinya dari ia masih kecil dan Taeri juga yang mengajari segalanya ke Ryuha. jika suatu kejadian Ryuha harus memilih antar Taeri dan Wanda siapa yang ia selamatkan, sudah di pastikan Taeri- lah pemenangnya. namun lagi lagi ini berpusat pada perasaanya yang terlarang, dan Ryuha tidak ingin mengakhirinya, karna dirinya bebas memilih dengan siapa dia akan bahagia.

''cinta tak bisa memilih kapan dan dengan siapa kita jatuh cinta. ku akui perbuatan kami pastinya menyakitkan -mu, tapi percayalah bahwa aku memang benar mencintai Jaehyun.'' terang Ryuha.

''terimalah aku menjadi madumu, bu.'' tekanya kemudian.

Taeri masih menunduk air matanya masih saja mengalir tanpa henti, lidahnya masih keluh untuk berbicara dengan Jaehyun maupun Ryuha.

''byeol, antar bubu ke kamar.'' 

Mark yang masih mengamati situasi pun akhirnya angkat bicara, menenangkan bubunya adalah yang utama saat ini.

Hanbyeol patuh, membiarkan dirinya menjadikan tumpuan Taeri saat bangun. 

''cinta memang tidak bisa memilih kepada siapa kita jatuh cinta, tapi kita bisa memilih kapan untuk menjauh pergi.'' 

sebelum melangkahkan kakinya, Taeri berucap. walau terbata namun sampai dengan jelas ke teliga semuanya dengan diakhiri satu tetes air matanya yang menetes. 




Consort ( Jung's royal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang