Bab 4

138 15 0
                                    

pukul  08.30

Jeno sudah berada di depan pintu kediaman rumah Nakamoto. rutinitasnya sehari hari untuk mengantar jemput si cantik pujaan hatinya.

selang 5 menit dari dirinya memencet bel, seseorang baru membukakan pintu rumah tersebut.

''masuk aja tuan, nona Jaena nya lagi makan sama tuan dan nyonya besar.'' sapa maid tersebut yang memang sudah hapal dengan kebiasaan Jeno.

tidak ada keramahan di wajah Jeno, hanya ada wajah datar nan dingin yang senantiasa membawanya kedalam rumah Nakamoto.

''duduk lah, Jaena sedang berada di belakang.'' ucap sang kepala keluarga saat melihat Jeno berjalan mendekatinya.

sejatinya Jeno menganggap rumah Nakamoto sebagai rumah keduanya, tidak ada perasaan canggung atau sebagainya. namun semenjak kejadian Ryuha dengan sang ayah, entah mengapa rasanya terlalu beda dan canggung saat dirinya hanya duduk berdua dengan Yuta.

''Jen, om boleh minta tolong?.'' tanya Yuta.

''boleh om.'' ucap Jeno.

sebenarnya Jeno takut jika Yuta akan meminta tolong kepadanya untuk menyakinkan Ryuha kembali ke kediaman Nakamoto, atau yang lebih parahnya dirinya akan disuruh untuk menjaga Ryuha saat berada di rumahnya. 

oh sungguh Jeno tidak mau berhadapan dengan Ryuha lagi.

''sudah seminggu ini Jaena sering muntah dan nggak nafsu makan, om takut dia salah makan atau jarang makan di luar sana, tolong perhatikan Jaena, ya Jen. terutama soal pola makannya.'' jelas Yuta.

huft, Jeno bisa bernafas lega, tanpa di suruh pun dia akan selalu menjaga kekasih cantiknya itu, dan tak ada yang boleh menyakiti dirinya selama Jeno masih bernafas dan menginjak tanah. baru saja ingin menyanggupi permintaan Yuta, Jeno melihat Jaena yang baru saja datang dengan sang bunda.

''are u okay, na.''  nampak jelas wajah pucat Jaena yang baru saja datang bersama sang bunda. 

tadi saat Yuta mengatakan keadaan Jaena, Jeno tidak terlalu menganggap serius perkataan itu dan berfikir bahwa Jaena hanya sakit biasa, namun semua presepsi itu dipatahkan seketika saat dirinya melihat langsung keadaan Jaena.

Jaena mengangguk lemah dengan senyum tipis, sambil berjalan pelan kearah Jeno. jujur, Jaena tidak mau membuat semua orang khawatir terhadapnya, terlebih lagi Jeno.




***

''baby, nanti kalau sudah lahir hidung-mu kaya daddy aja ya.''  

''eh, mata sama bibirnya juga deh.'' Ryuha yang terus menatap wajah Jaehyun yang terlelap, tersenyum teduh.

rasanya melihat Jaehyun yang tertidur damai membuat hatinya begitu tenang. tangannya senantiasa mengikuti lekuk wajah Jaehyun yang sangat sempurna itu.

''jangan mirip buna.''

''buna takut menyakitimu.''

.

.

.

matanya hampir terpejam, hanya saja Ryuha berusaha mati matian agar tetap terjaga. momen ini hanya terjadi setahun sekali dan sangat di nanti.

ulang tahunnya.

terdengar sangat jelas, kamar sebelah di buka. dan setelahnya, ada suara riang yang di yakini dari sang adik yang juga berulang tahun dan dari kedua orang tuanya yang mengucapkan selamat atas bertambahnya umur Jaena. 

Consort ( Jung's royal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang