Bab 6

136 13 0
                                    

rasanya baru saja ia tersenyum saat bersama sahabat sahabatnya, dan sekarang dirinya harus berpelukan lagi  dengan yang namanya sakit. saat sampai di kediamannya, salah satu maid memberitahukan bahwa tadi Ryuha menelefon. awalnya, Wanda sangat tidak perduli namun pesan yang di sampaikan Ryuha amat membuatnya terpukul.

Ryuha berkata bahwa dirinya harus ke rumah sakit neo. karna Jaena sedang kritis, juga Yuta yang sedang mengamuk bak banteng kesurupan di rumah sakit dan hanya dirinya lah yang mampu menenangkan sang kepala keluarga Nakamoto itu.

pagi tadi anaknya itu masih sehat walau sedikit pucat, namun senyumnya selalu terbit secerah matahari, dan kini dirinya di beri kabar bahwa anaknya itu kritis, ibu mana yang kuat melihat anak kesayanganya sakit tak berdaya.

di sepanjang koridor, entah orang ataupun kursi roda menjadi tabrakan tubuh Wanda. Wanda tidak perduli makian orang yang ia tabrak atau tubuhnya yang sakit karna terkena kursi roda, yang terpenting dirinya bisa sampai pada anaknya yang tengah kritis.

sesamapainya dikamar yang sudah di beri tahu Ryuha Wanda masuk keruangan tersebut. pandangannya langsung kepada Jaena yang tengah terbaring tak sadarkan diri.

''Jaena anakku, bangun nak.'' 

jangan di tanya, Wanda sudah menangis dari kediamannya dan entah sudah berapa banyak air yang menetes di kedua matanya.

Ryuha yang kebetulan duduk di sisi ranjang Jaena memberi ruang untuk Wanda duduk dan menumpahkan segalanya. walau Ryuha tidak pernah merasa di perhatikan oleh kedua orang tuanya, Ryuha tau sesakit apa hati bundanya saat mendengar anaknya terbaring lemah.

''apa yang terjadi?.'' tanya wanda meminta penjelasan kepada Ryuha.

''Jaena mencoba melakukan aborsi.''  bukan Ryuha yang menjawab melainkan Taeri yang dari tadi berdiri di dekat pintu, hanya saja Wanda tak menyadari keberadaan sahabatnya itu.

''apa!.''

''Jeno dan Jaena mencoba melakukannya.'' ucap Taeri pandangannya terlalu kosong untuk menatap lawan mainnya.

''lalu dimana dia? akan aku buat dirinya sama dengan Jaena.'' ucapan nyonya Nakamoto itu terlalu serius hingga aura gelapnya memancar terlalu pekat dalam ruangan.

''sudah di lakukan oleh Yuta!.'' 

''kenapa kau selalu saja menghancurkan hidupku, Tae. apa salahku?.'' Wanda semakin tersendu sendu saat mengatakannya.

''dulu kau merebut Jaehyun dariku, kau merebut semua yang ku punya dan kini kau juga merebut kebahagian putriku.'' 

Wanda menghentikan ucapannya setelah sadar ada Jaehyun dan Yuta yang berdiri di ambang pintu. kedua wajah pria itu nampak datar walau matanya meminta penjelasan lebih lanjut atas ucapan Wanda. terlebih lagi Jaehyun yang terlihat sangat syok atas perkataanya.

segera Yuta menarik Wanda untuk keluar dan menjauh dari Jaehyun dan juga Taeri.

''lepas!.''

''sakit kak!.'' keluh Wanda mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Yuta.

Yuta tak menghiraukan rengekan dari Wanda, malah Yuta semakin mempercepat jalannya untuk sampai ke tempat yang aman menurutnya.

''puas!.'' kata pertama yang dikatakan Yuta saat sudah sampai di salah satu kamar inap yang tak ada penghuninya.

mata Yuta memerah, memandang tajam Wanda.

''nggak gitu kak,

''TERUS APA?.'' karna amarah yang memuncak, Yuta tak sengaja membentak Wanda yang kini menatapnya dengan sendu.

Consort ( Jung's royal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang