Bab 1

224 20 4
                                    

*sebelum Ryuha di bawa ke keluarga Jung.

saat datang kerumah Nakamoto, Jaehyun di sambut dengan ramah oleh pemilik rumah. wajar, karna mereka saling mengenal satu sama lain. tapi saat Jaehyun mengutarakan niatnya untuk memperistri Ryuha, membuat Nakamoto Yuta hilang kendali dan langsung memukul Jaehyun secara membabi buta.

''Jung Jaehyun kau sangat biadab.'' 

Yuta tak habis fikir, bagaimana bisa sahabatnya menikah dengan anaknya sendiri. 

bugh.

''seharusnya dia kau sayang sebagai anakmu sendiri, bukan menjerumuskannya ke hal yang tidak baik.'' 

bugh.

bugh.

bugh.

tak ada perlawanan dari Jaehyun, dia hanya mengulur waktu dan tenaga Yuta agar Ryuha selamat dari amukan Yuta yang sulit dikendalikan.

''cukup ayah.'' tangisan Ryuha pecah.

suasana yang damai di rumah ini pun seketika berubah menegangkan. Wanda sudah menangis di tempatnya, tanpa mau ikut campur atau menenangkan suaminya.  sedangkan Soojin dan Jaena melihat keadaanya rumahnya lewat celah celah pagar pembatas di lantai atas.

''aku mencintainya, ayah. jangan pukul Jaehyun.'' mohonnya bersimpuh di kaki sang ayah.

Yuta mengusap wajahnya kasar, walau kini ia sudah tidak memukul Jaehyun, namun amarahnya masih sangat kuat.

''bunda.'' Ryuha beralih ke Wanda yang masih terdiam. pandanganya terlalu kosong untuk sekedar menatap anaknya.

''dia telah menyentuh jiwaku, Bunda.'' air mata Ryuha masih berlinang, kini dia bersimpuh dan memegang kedua kaki Wanda.

''pandangannya telah mengalir di darahku, setiap saat dia melihatku penuh cinta. tolong jangan pisahkan kami, aku tidak bisa hidup tanpanya.'' ujarnya memohon.

''Jaehyun itu lebih cocok menjadi ayah mertuamu, nak.'' suara Yuta menggema. memandang tajam sekaligus nanar kearah putrinya.

''aku hanya akan menjadi miliknya, aku sangat mencintanya, bunda. bantulah aku bunda.'' seperti tuli, Ryuha terus memohon dan bersimpuh di kaki Wanda.

''didunia ini tidak semua bisa kamu miliki, Ryuha.'' ucapan Wanda begitu dingin hingga membuat hati Ryuha mencelos seketika.

kini air matanya sudah tak mengalir lagi, matanya begitu kelam menatap sang bunda yang begitu arogan di depan matanya.

seharusnya Wanda sebagai ibu mengerti perasaan Ryuha dan seharusnya Wanda dapat merangkul Ryuha di saat saat terpuruknya.

''apa aku anakmu, Dong Wanda.'' tatapan Ryuha menghunus Wanda. 

''Ryuha.'' Yuta meneriaki anaknya, memperingati agar Ryuha tak semakin jauh dalam bertindak atau berbicara.

''apa maksudmu.'' tak mau kalah, Wanda menatap Ryuha sengit.

posisi Ryuha yang masih bersimpuh membuatnya harus sedikit menaikan tubuhnya, bertumpu pada lututnya agar sejajar oleh Wanda. 

''kau.'' Ryuha menunjuk wajah Wanda.

''selalu saja bersikap tidak adil kepadaku, kau membeciku melebihi musuhmu. kau selalu saja membadakan aku dan Jaena.''

Ryuha mengusap air matanya dengan kasar. disisi lain, Jaena yang namanya disebut tersentak, menatap sendu Ryuha dari kejauhan. Jaena tak tau sedalam mana kakaknya itu sakit dan separah apa luka yang ia dapat di hatinya.

''kau selalu mematahkan ekspetasiku, kau selalu merusak segala kebahagiaanku.'' 

''i itu perasaanmu saja, Ryuha.'' sedikit terbata Wanda membalas perkataan Ryuha.

Consort ( Jung's royal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang