saat memasuki mansion Jung, Haira tertegun saat matanya bersitatap dengan Mark. yang sepertinya tengah menunggu dirinya.
Mark tidak pernah melarang Haira melakukan apapun selagi dirinya sibuk di kantor. Mark hanya meminta Haira selalu ada di sisinya, entah saat dia sudah pulang kerja atau saat weekend. maka nya Mark marah saat mengetahui Haira tidak menyambutnya saat dirinya sudah pulang.
''darimana saja Jung Haira?lihat, jam sudah jam berapa sekarang?.''
''a anu kak, tadi aku abis dari makam Leo.'' ucap Haira terasa sangat gugup.
aura Mark Jung ketika tidak bersahabat sangatlah mencekam, kalau boleh pilih, Haira lebih memilih berhadapan dengan setan dari pada seorang Mark Jung yang sedang marah.
Mark menghela nafas panjang.'' sudah, masuklah. aku tunggu di ruang makan.'' ucapnya berlalu terlebih dahulu, memasuki mansion.
lalu setelahnya, Haira masuk. dirinya sangat lega karna Mark tidak terlalu marah dan memaafkan dirinya.
''kkamjjagya.'' Haira tersentak kaget saat membuka pintu dan mendapati Ryuha sudah ada di depan pintu menunggu dirinya.
''kau memblokir nomorku.'' ujar Ryuha merajuk.
tanpa sadar Haira tersenyum tipis melihat Ryuha yang tengah merajuk karna masalah sepele. karna bagi Haira Ryuha akan lebih menggemaskan jika sedang marah atau merajuk.
''aku lelah, minggirlah.''
Haira tetap lah Haira, dirinya pandai untuk menutupi perasaannya. malah kini dia berusaha terlihat cuek di hadapan Ryuha.
''huh, padahal aku berniat memberitahu-mu kalau kak Mark dan yang lain akan pulang cepat.'' keluh Ryuha.
''aku tidak perduli Na, lagi pula itu sudah terjadi.'' ucap Haira lalu berjalan pergi meninggalkan Ryuha.
''jangan lupa buka blokiran -ku.'' ucap Ryuha sedikit berteriak.
Ryuha tersenyum senang karna Haira tidak benar benar membecinya. karna Ryuha tau, jika Haira masih mau memanggil namanya, berarti dia tidak membenci dirinya.
***
di sepanjang perjalanan Jaena terus saja diam dan memilih untuk terus melihat kearah jendela. pikiran dan hatinya terlalu kalut untuk sekedar berbicara atau melakukan apapun di dalam mobil.
''Na.'' panggil Jeno pelan.
Jaena tak bergeming, membuat Jeno frustasi akan itu.
Jeno pun memutuskan untuk membawa Jaena ke sebuah hotel, karna Jeno tau kekasihnya itu sedang syok dan dilanda dilema tentang kehamilannya yang mendadak itu. Jaena pun tidak menolak , justru gerak geriknya menunjukan bahwa dia amat sangat membutuhkan tempat untuk meredakan pikirannya.
Jeno menyusul Jaena yang terlebih dahulu duduk di pinggir ranjang hotel.
''Jen, ayo kita gugurkan bayi ini!.'' seru Jaena saat Jeno duduk tepat di sampingnya.
mata Jeno melotot sempurna, jujur Jeno tidak expect bahwa Jaena memiliki pemikiran untuk menggugurkan kandungannya.
''Na, itu bayi kita. hasil cinta kita, apa kamu tega membuangnya begitu saja?.''
Jeno tentu saja menolak atas usulan yang Jaena berikan. Jeno sama syoknya dengan Jaena, dan Jeno pun belum siap memberitahu keluarganya tentang kehamilan Jaena. tapi bukan berarti Jeno tidak mau bertanggung jawab.
''aku tidak mau mempertahankannya, Jen. masa depan ku bisa hancur karna anak ini.'' Jaena masih mengeraskan hatinya.
''kamu tidak mau melahirkan anak anakku, Na?.'' pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Consort ( Jung's royal)
Fanficcinta dan kejujuran saja tidak cukup untuk membuat suatu hubungan berjalan dengan lancar. #jaeyong #jaeren #jungfams #nafams