|| Episode 14 ❄️🧛🏻‍♂️

1.8K 209 29
                                    

•••❄️🧛🏻‍♂️❄️•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••❄️🧛🏻‍♂️❄️•••

Sisa waktu tinggal tujuh hari lagi. Suara itu lama tak muncul, suara misterius yang selalu ia tunggu dan satu-satunya petunjuk yang dibutuhkan Vanitas untuk mencapai tujuannya.

Orang-orang suruhan kerajaan yang mencari keberadaan Vanitas semakin banyak menyebar hingga ke wilayah pelosok setelah munculnya laporan yang mengatakan jejak perjalanan Vanitas serta vampire yang disebut sebagai penjaga bayarannya. Ruang bergerak Vanitas semakin sempit dan waktu yang tersisa tinggal menghitung hari.

"Bagaimana dengan kakimu?" Noe memperhatikan bagaimana Vanitas berjalan. Setelah memaksanya beristirahat selama dua hari semenjak cedera, kini Vanitas bisa kembali berjalan dengan normal.

"Berhentilah bertanya," ucap Vanitas kesal. Suasana hatinya sangat buruk akhir-akhir ini.

"Jangan terlalu cemas, aku yakin perjalananmu ini tidak akan berakhir sia-sia," Noe mencoba menghibur.

"Tentu saja, itu harus! Setelah kekacauan besar yang kuperbuat di kerajaan, mana mungkin aku kembali tanpa jawaban!" Vanitas menghentakkan kakinya ke tanah dan menggerutu, "Apa yang sebenarnya terjadi pada ibuku?!"

Melihat wajah Vanitas yang begitu tertekan, Noe berhenti berjalan dan datang mendekat. "Apapun yang kau temukan tentang ibumu nanti, kau akan tetap kembali ke istana kerajaan, 'kan?"

"Apa maksudmu?"

"Vanitas, kau sudah merasakannya sendiri bagaimana kehidupan di dunia luar. Aku harap setelah perjalanan ini berakhir, kau bisa hidup dengan tenang dan nyaman di dalam istana."

Vanitas membuang napas ke samping dan melipat tangannya ke dada, lalu membalas, "Dunia luar ini memang sangat berbahaya, tapi juga indah."

"Menurutmu begitu?" Noe mendekatkan wajahnya dan melihat kedua sisi pipi Vanitas yang memerah. "Meskipun selama ini kau hanya makan makanan seadanya dan tersiksa karena cuaca? Bagian mana yang kau sebut indah?"

Vanitas menatap Noe dan menelan ludah. Pertanyaan itu, seolah Noe tahu apa jawabannya.

"Pe-pemandangannya! Ya, pemandangannya sangat indah! Aku tidak pernah melihat hal seperti ini di istana kerajaan," tutur Vanitas dengan suara lantang. "Singkirkan wajahmu dariku, Noe. Matamu terlihat menyeramkan jika dilihat dari dekat."

Noe tersenyum lalu membiarkan Vanitas berjalan di depan.

"Dan, Noe. Apa kau tak bisa menyerap Nova kembali?" tanya Vanitas. Semenjak memasuki hutan, Nova terus mengikuti di belakang, merangkak dengan susah payah di antara rimbunnya pepohonan.

"Memangnya kenapa?" Noe menoleh dan melihat ke arah Nova yang kebetulan sedang tersangkut di antara celah pohon.

Noe menyadari ukuran Nova terlalu besar untuk dibawa menelusuri hutan tanpa membuat pohon-pohon di sekitarnya tumbang. Dan karena ini adalah siang hari di mana Nova cukup sensitif dengan sinar matahari, ia tak bisa menyuruhnya terbang di luar.

The Prince and the Hunter ★NoeVan♥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang