|| Episode 6 🧛🏻‍♂️❄️

3.2K 477 31
                                    

"Kuberikan tanganku untuk kau genggam, tetaplah bersamaku."

=== ❄️❄️❄️ ===

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

=== ❄️❄️❄️ ===

Tangan Noe berlumuran darah dengan kuku tajamnya menusuk leher serigala vampire yang terus meronta, berjuang melepaskan lolongan terakhirnya.

Satu ekor lainnya telah mati dengan keadaan tubuh remuk setelah dihempas kuat dari ketinggian.

Leher serigala itu dirobek, menciptakan lubang yang menampakkan dua pupil mata Noe yang merah menyala. Noe menghabiskan waktu lebih lama dari perkiraannya hanya untuk mengatasi dua ekor serigala aneh ini.

Ia kehilangan banyak waktu, ia merasa begitu marah karena hal itu. Siapa sangka dua binatang itu ternyata memiliki kemampuan menyerang layaknya monster?

Entah apa yang terjadi di bawah sana, pada Vanitas dan kelompok berkuda itu.

"Vanitas!" Noe memanggil selagi melompat turun. Ia terus mencari ke tempat dimana Vanitas terjatuh, namun hanya menemukan jejak berupa dahan-dahan pohon yang patah di permukaan tanah yang tergores kasar.

Noe terkesiap. Ia meyakini di sinilah Vanitas terjatuh. Tetapi, sekarang dimana dia berada?

Noe bergerak menyusuri hutan dan mendengar suara dentingan pedang beradu di kejauhan. Ia lekas bergerak menuju suara itu berasal, berlari dengan perasaan cemas dan gugup.

"Vanitas ..."

Splash!

Kaki Noe menapak di atas tanah yang tergenangan cairan darah. Tak jauh darinya, tergeletak tubuh seseorang yang dibalut jubah hitam. Tubuh itu dipenuhi luka sayatan terbuka, tak lagi bernyawa.

"Mati! mati!" Suara lantang yang terdengar familiar itu muncul bersama bunyi pukulan membabi buta. Noe memantapkan langkah kakinya menerobos semak-semak, menjemput suara gaduh itu untuk kemudian sampai pada pemandangan yang mengejutkan.

"Ah, sudah selesai." Vanitas mengibaskan tangannya yang berlumuran darah, lalu melangkah turun dari tumpukan mayat.

Segera setelah menyadari keberadaan Noe, Vanitas langsung mengangkat dagu dan menanamkan tangannya ke pinggang. "Hai, Noe! Kau menghilang cukup lama, jadi aku terpaksa turun tangan. Apa aku terlihat keren sekarang?"

Dengan semua noda darah mewarnai tubuh serta wajah dan tangan menggenggam pedang, Vanitas terlihat seperti seorang pembantai gila saat ini.

Noe mengira ia tengah berhalusinasi. "Apa kau yang melakukan semua ini? Kau yang menghabisi mereka semua?!" Noe memekik.

Dengan bangga, Vanitas menjawab, "Ya!"

The Prince and the Hunter ★NoeVan♥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang