BAGIAN 7

26 7 2
                                    

Hujan masih saja setia menjatuhkan rintiknya. Walaupun tidak sebesar siang tadi. Suasana semakin dingin dan kami sudah di masjid menunggu adzan Maghrib berkumandang. Kegiatan selanjutnya akan dilaksanakan di masjid sembari menunggu waktu isya. Terkecuali untuk perempuan yang sedang kedatangan tamu bulanan, mereka dikumpulkan di aula dengan panitia penanggung jawab masing masing.

Shalat Maghrib berjamaah telah dilaksanakan kamipun melanjutkan acara selanjutnya. Saat sedang fokus tiba tiba ada yang mencolek bahuku ah ternyata itu panitia lain.

" Ada apa"

" Wan bawa jaket lebih kan? Itu yang di aula ada yang gakuat dingin jadi boleh di pinjemin gak jaketnya nanti ke aula aja yah, maaf ngerepotin"

" Iya tenang aja nanti langsung ke aula, diambil dulu jaketnya"  aku langsung bergegas mengambil jaket dan berlari ke aula.

Udara memang sangat dingin aku saja memakai  dua jaket. Segera ku percepat langkah menuju aula dengan membawa dua jaket milikku dan dua lagi milik panitia lain. Tadi saat akan mengambil jaketku ada panitia lain yang menawarkan untuk mengambil jaketnya juga dan menitipkan nya padaku untuk dibawa ke aula. Baguslah jika lebih banyak lebih baik.

" Assalamualaikum" kulangkahkan kaki memasuki aula. Disini tidak terlalu banyak orang dan mereka mendapatkan materi yang sama seperti yang di masjid. Aku segera menuju ke belakang dan terhilat ada Reyhan. Reyhan PMR jadi mungkin dia sedang merawat yang sakit.

" Rey ini katanya tadi ada yang butuh jaket tambahan ya? Nih kebetulan ada empat. Siapa yang sakit Rey? "

" Cewekmu yang sakit wan " bisiknya.

Aku mengikuti Reyhan ke pojokan aula. Kulihat gadis itu sedang menahan dingin dan dia segera memakai jaket yang di sodorkan Reyhan. Itu jaketku. Terimakasih kawan setidaknya jaketku yang memeluk nya mewakilkan sang pemilik jaket itu.

Perlahan kudekati gadis itu, dia terlihat menggigil tadi tapi perlahan sedikit berkurang karena dia sudah memakai dua lapis jaket ditambah pelukan dari salah satu panitia. Tenang saja dia perempuan.

" Hei vara, kamu sakit apa " dia terlihat terkejut atau malu(?).

" Eh kang Iyan, anu itu aku gakuat dingin" ah ternyata gadis ini tidak tahan dingin.

" Pake jaketnya yang bener terus itu diminum teh angetnya yah. Cepet sembuh ya akang pergi dulu, Rey ini nitip aja siapa tau jaketnya ada yang butuh" aku segera kembali ke masjid. Sebenarnya tidak tega meninggalkan gadis itu dan aku khawatir.

" Tenang weh serahkan ke aa Reyhan. Kaditu geura kamasjid deui ulah huhujanan maneh" Reyhan ini memang paling peka. Aku percayakan gadis itu ke Reyhan dan ada panitia lain juga yang menjaga dia.
(Udah tenang aja serahkan ke aa Reyhan. Sana ke masjid lagi jangan hujan hujanan kamu)










Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Itu artinya kegiatan sudah selesai dan waktunya istirahat. Setelah makan malam semuanya kembali untuk tidur.  Hujan sudah reda hanya menyisakan dingin yang sangat menusuk kulit.

Panitia sebagian tidur di kelas sembari menjaga anak anak lain dan sebagian lagi di masjid atau sekre. Mungkin pilihan terakhir aku akan tidur disana.

Sekre..

" Timana wae maneh wan aing oge anu keamanan geus ngecek kabeh da tadi" baru saja aku membuka pintu sudah disambut dengan para makhluk cerewet. Temanku.
(Darimana aja wan, aku yang keamanan aja udah selesai ngecek semuanya tadi)

" Keliling aja cari angin"

" Istirahat dulu sini"  mereka segera menarikku untuk segera berbaring mengikuti mereka.

" Wan isuk balikna bae urang mondok dimaneh nya" - Rey
(Wan besok pulangnya boleh aku nginep dirumahmu ya)

" Ih atuh aing oge milu nya, kangen masakan si teteh" - Ajun
(Ih aku juga ikut yah, kangen masakan kakak)

" Aing oge milu " - Ajay
(Akupun ikut)

" Heeh sok weh ngilu kabeh nya, aing sare heula ke hudangkeun mun waktunna tahajud"
(Iya ikut aja semuanya, aku tidur dulu nanti tolong bangunin kalo waktunya tahajud)










Udara malam ini memang sangat sangat dingin. Tidurku sedikit terusik mendengar alarm dari salah satu handphone dan sebuah tepukan di pundak membuatku urung untuk menutup mata kembali.

" Wan bangun udah jam setengah dua" itu Rey. Rupanya dia yang memasang alarm agar kami semua tidak bangun kesiangan.

Aku lihat yang lain mulai bangun dan turun. Sepertinya sudah mulai ramai. Segera mengambil wudhu dan bergabung dengan yang lainnya.

Setelah tahajud semuanya kembali berkumpul di aula. Acara dilanjutkan dengan simbolis penerimaan anggota baru rohis. Setelah simbolis penerimaan kami selaku panitia berkumpul di depan terutama anggota rohis dan kembali memperkenalkan diri dan divisi apa yang kami pegang di rohis ini.

Acara dilanjutkan sembari menunggu adzan shubuh setelah itu kami pun makan bersama. Untuk anggota baru semuanya masih menjadi anggota biasa belum di pilih dibagian divisi mana karena kami masih menyusunnya.

Tak terasa waktu pun menunjukkan pukul setengah tujuh dan itu artinya kegiatan kami sudah selesai.

" Baik, saya sebagai ketua rohis disini mengucapkan terimakasih atas semua partisipasinya walaupun ada kendala hujan tapi acara tetap lancar. Selamat datang anggota rohis yang baru jangan anggap kami hanya senior saja tapi anggap kami keluarga. Jangan sungkan untuk bertanya dan menyapa kami, sekre selalu terbuka lebar untuk kalian semua jangan malu yah. Untuk pemberitahuan kalian masuk divisi mana itu tunggu aja info selanjutnya dan sekarang silahkan kembali kerumahnya masing masing. Yang tidak dijemput atau tidak ada teman nanti kasih tau saya, panitia yang lain bisa mengantarkan kalian karena kalian jadi tanggung jawab saya disini"

Mereka semua mulai membubarkan diri karena barang barang sudah di bereskan sedari tadi. Begitupun panitia yang lain mungkin menunggu evaluasi saja baru bisa pulang.

" Kang Andra " siapa lagi yang memanggilku Andra selain gadis itu. Kulihat dia sedang berlari kecil menghampiriku.

" Jangan lari lari nanti jatuh vara"

" Kang ini jaketnya aku bawa pulang dulu yah nanti dibalikin pas udah dicuci" ah tenyata dia tau itu jaketku.

" Iya gapapa santai aja. Pulang sama siapa? Dijemput atau gimana?"

" Kayanya naik ojek aja a. Bunda gabisa jemput"

" Yaudah aa anterin aja yah, rumah kamu dimana emangnya" jangan ditolak kumohon.

" Di Cikole sih a. Eh gapapa gausah nanti ngerepotin"

" Gak repot ko, tunggu disini sebentar yah" aku segera berlari menuju sekre untuk meminta izin terlebih dahulu dan tidak ikut evaluasi.

Diizinkan.

Dan untung saja Rey, Ajun serta Ajay akan kerumahku jadi bisa menitipkan barangku pada mereka.

Aku sedikit berlari karena tidak ingin gadis itu menunggu lebih lama.

" Ayok, motor aa diparkiran depan nanti tunjukin aja jalannya yah"

" Makasih yah a, maaf juga jadi ngerepotin"

" Gak masalah"

Tidak akan masalah dan tidak akan merasa direpotkan. Selama itu kamu yang memintanya.

Hari itu untuk pertama kalinya aku mengantarnya. Membelah jalan yang sedikit berkabut dan jangan lupa udara dingin namun terkesan sejuk dan menenangkan. Dia berpegangan pada jaketku malu malu, dan kulihat senyum tipisnya dari spion motor.

Cantik dan menggemaskan.














Bersambung...

Double tuh bonus😁✌️

SWASTAMITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang