Setelah tiba di RS akupun segera menelpon bundanya vara untuk menanyakan posisi dia ada dimana. Ternyata bunda ada di UGD mereka masih melakukan tindakan kepada vara, sebenarnya apa yang terjadi pada gadis itu.Tidak mau membuang waktu kamipun segera menuju UGD. Sesampainya disana ada bunda dan tunggu, ada polisi juga. Aku dan kakak segera menghampiri bunda.
Penampilan bunda terlihat berantakan, dengan lebam di pipi dan sudut bibir yang robek sedikit. Dahinya sudah tertutup plester, tangannya pun terdapat sedikit luka. Sebenarnya apa yang terjadi. Setelah petugas polisi pamit bunda segera menceritakannya padaku apa yang terjadi.
" Tadi setelah kamu antar anak bunda pulang dia keliatan bahagia banget bunda harus berterimakasih sama kamu Ryan, terimakasih juga sama kalian yang udah bikin dia bahagia. Bunda udah lama gak liat dia senyum sebahagia itu. Tapi kebahagiaan anak bunda gak bertahan lama, pas sekitar jam delapan malam bunda sama Agis lagi ngobrol ngobrol aja di bawah dan kita emang lagi order makanan karena mager buat keluar malem. Tiba tiba ada yang ketuk pintu kita kira itu driver yang anter makanan ternyata itu mantan suami bunda " air mata bunda langsung berjatuhan. Kakak segera merangkul bunda dan menenangkannya.
" Seharusnya bunda liat liat dulu dan gak langsung ngebukain pintu, ini semua salah bunda. Dia datang dalam keadaan mabuk dan masuk rumah gitu aja. Bunda udah coba usir tapi malah kita adu mulut, bunda nyuruh Agis ke kamarnya karena bunda gamau dia liat orangtuanya berantem. Bunda kira Agis ke kamarnya tapi dia mantau bunda dan dia liat semuanya. Bapaknya minta uang ke bunda tapi gak dikasih alhasil dia marah dan mukul bunda sampe bunda jatuh, bunda gatau karena kejadiannya secepat itu tiba tiba Agis meluk bunda, dia ngelindungin bunda dan akhirnya kepala dia yang kena pukul botol minuman sampe botol itu pecah. Dia ngelawan bapaknya dia marah besar bapaknya nyuruh dia mati dan Agis ngebales teriak kalo dia juga mau mati. Dia dicekik, ditendang dan dipukul dihadapi bunda. Bunda coba buat misahin mereka tapi bunda gak sekuat itu dan alhasil bunda jatuh lagi, gak berapa lama ada driver ojol yang mau nganterin makanan dan dia bantuin bunda buat lapor polisi dan warga setempat. Bunda sama Agis dibawa kesini dan bapaknya udah diseret ke kantor polisi, bunda takut kalo Agis beneran pergi" tangis bunda pecah dan kita semua ikut menangis.
Kenapa? Kenapa ada seorang ayah yang tega lakuin itu semua ke anaknya sendiri? Lelaki itu pantas dihukum.
Vara aku mohon kamu untuk bertahan, aku tau kamu kuat dan aku mohon jangan tinggalin kita semua.
Semakin malam semakin dingin, entah mengapa waktu berjalan dengan sangat lambatnya. Doa tiada henti kita rafalkan untuk keselamatan gadis ini. Tiba tiba dokter memanggil bunda selalu keluarga pasien, aku semakin panik. Fikiranku semakin kacau tanpa sadar air mataku pun keluar begitu saja.
Tidak berselang lama bunda datang menghampiri dengan raut wajah yang tidak bisa ditebak, bunda berjalan gontai bahkan hampir terjatuh jika tidak ditahan oleh Ajay dan Ajun. Mereka langsung untuk membawa bunda duduk dan aku langsung menghampirinya.
Bunda melihatku sembari menangis. Tidak. Aku sangat benci dengan apa yang ada di otakku. Bunda menyuruhku untuk melihat Vara dan bunda memintaku untuk menuruti semua keinginan anaknya dan menyuruhku untuk kuat.
Rey menawarkan bantuan untuk menemaniku tapi aku menolaknya. Aku ingin menemui gadis ini sendirian.
Aku melihat gadis itu terbaring dengan lemah, dengan luka yang sudah diobati namun wajahnya terdapat banyak lebam dan itu membuat hatiku hancur.
Aku beranikan diri untuk menggenggam tangannya dan seketika dia membuka matanya. Vara masih disini. Dia masih bertahan. Dia tersenyum kearah ku, aku tidak suka senyumnya yang sekarang. Ada rasa sakit yang coba dia sembunyikan.
" Hei cantik aa disini " aku tidak bisa mengontrol air mataku yang berjatuhan. Sungguh rasanya sangat sakit ketika orang yang kita sayangi orang yang ingin kita lindungi terbaring lemah dengan luka yang banyak.
Dia memberikan isyarat untuk aku mendekat karena suaranya sangat kecil. Aku mendekat kearah wajahnya dan segera mengusap rambutnya, sungguh hatiku sangat sakit melihatnya seperti ini.
" Kamu butuh sesuatu?" Dia menggeleng.
" Aku mau minta sesuatu sama kamu boleh?" Aku segera mengangguk. Sebisa mungkin aku akan mengabulkan permintaannya.
" Tolong jagain bunda buat aku. Tolong jangan nangisin aku terlalu lama, kamu harus tetep lanjutin hidup dan aku mohon sama kamu bimbing aku yahh. Aku udah capek udah waktunya aku untuk pulang " tanpa sadar air mataku semakin deras mengalir. Tidak. Aku sangat benci dengan kenyataan yang harus aku hadapi.
" Sayang, bimbing aku yah aku mohon " tidak vara. Kamu tidak boleh pergi secepat ini.
Dengan berderai air mata, aku beranikan diri untuk menatapnya untuk terakhir kalinya. Mau tidak mau siap tidak siap aku harus mengabulkan keinginan terakhirnya. Walaupun hatiku berat sekali untuk melepaskannya.
" Aku janji bakal jagain bunda buat kamu, kamu gausah khawatir kita pasti jagain bunda. Tapi untuk soal nangis aku gak bisa janji, tapi untuk tetep hidup itu aku bisa janji " dia menatapku dan mengangguk.
" Kamu dengerin aa yah dan ikutin kata kata aa walaupun dalam hati " kugenggam erat tangannya dan aku segera mendekat kearah telinganya.
" Asyhadu an laa ilaha illallahu, wa asyhadu anna muhammadar rasulullah "
Genggaman ditanganku mulai melemah dan kulihat mata itu perlahan menutup namun senyum tetap terukir diwajah cantiknya. Senjaku telah pergi. Pergi untuk selamanya.
Aku memeluk tubuh itu dan menangis sangat kencang. Sakit. Sakit rasanya mengantarkan kepergian orang yang sangat kusayangi untuk pergi selamanya.
Ya Allah, kenapa rasanya sangat sulit untuk mengikhlaskan kepergiannya.
Malam itu ditemani angin malam dan derai air mata kesedihan aku telah kehilanganmu untuk selamanya. Selamat jalan sayangku, terimakasih karena telah bersamaku walaupun hanya sebentar, dan terimakasih karena memberikan kesempatan padaku untuk menemanimu di waktu terakhirmu.
Beristirahatlah dengan tenang wahai Agista Mahesvara, senjaku.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
SWASTAMITA
Teen FictionSeumpama langit dan senja Kamu ibarat sang senja Dan aku adalah langitnya Kamu mungkin bisa datang dan pergi kapan saja Dan aku akan seperti langit yang menyambut bahkan menunggu kehadiranmu Start : 31 Agustus 2022 End : 20 September 2022