BAGIAN 9

19 5 0
                                    

Udara pagi Lembang diselimuti kabut yang menambah kesan dingin sekaligus sejuk. Perjalanan menuju rumahku aku pacu dengan kecepatan normal, selain menghindari jalanan yang masih licin aku juga ingin berlama lama dengan gadis yang ada di belakangku.

Dia masih termenung, tidak menutup kemungkinan dia masih memikirkan kejadian tadi. Gadis ini harus menanggung beban yang lumayan besar.

Pertengkaran orang dewasa selalu berimbas kepada anak anak yang tidak tahu apa apa. Sekali lagi, kita selalu jadi korban atas keegoisan orang dewasa.

Aku ingin menjadi pelindung untuk gadis ini, rasa sayangku untuk melindunginya semakin besar. Karakter kita mungkin hampir sama, jika ingin bercerita pasti harus dipikirkan matang matang apakah itu akan membebankan orang lain atau tidak.

Gadis itu hanya diam saja, melamun atau mungkin menikmati suasana pagi. Aku tidak mengajaknya berbicara karena gadis itu pasti membutuhkan waktu untuk sendiri.

Hanya butuh waktu sekitar 15 menit aku sudah sampai didepan rumahku. Motor teman temanku sudah ada disana dan dapat kudengar gelak tawa mereka dari luar sini.

" Nah udah sampe. Dirumah rame ada kakak, Rey, Ajay sama Ajun. Kamu tenang aja mereka baik ko " gadis itu mengangguk dan tersenyum.

" Yuk masuk " tapi gadis itu masih terdiam, mungkin dia ragu untuk masuk.

" Kakak itu orangnya cerewet tapi dia baik ko, kamu bisa anggap dia kakak perempuan kamu sendiri. Untuk temen temen aa kamu bisa percaya mereka kaya kamu percaya sama aa, kebetulan mereka anak tunggal semua jadi pasti mereka seneng kalo kamu bisa jadi adek perempuannya dan bonus kamu langsung punya Abang banyak deh " aku berusaha meyakinkan dia untuk menemui yang lain, semoga usahaku tidak sia sia.

" Ayok kita masuk a "

Gadis itu setuju, tidak perlu berlama lama kitapun masuk kedalam rumah. Aroma masakan seketika tercium kuat membuat perutku keroncongan.
Sepertinya mereka berada di dapur. Gadis ini sangat menggemaskan, dia hanya mengekor padaku dan menunduk tidak berani bersuara.

" Meni lila yan kamana heula sih " -rey
(Lama banget yan kemana dulu sih )

"Ih atuh apan ketemu camer dulu matakan lila" -ajun
(Ih kan ketemu camer dulu makanya lama)

" Engke kenalkeun ka arurang ulah medit, tong sieun da arurang mah pasti nganggapna oge saukur adi " -ajay
(Nanti kenalin ke kita jangan pelit, jangan takut soalnya kita pasti nganggep nya sebatas adik)

Hah mereka ini. Mereka belum menyadari jika gadis yang mereka bicarakan sudah berada di belakangku sepertinya dia malu. Terbukti cengkraman diujung jaketku sedikit mengencang.

" Nya kenalan sorangan welah yeuh jelemana aya didieu " ujarku sambil terkekeh.
(Ya kenalan sendiri ajalah nih orangnya udah disini)

Mereka terlihat terkejut. Lucu sekali sampai terjungkal dari kursi, vara pun sampai terkekeh.

" Halo semuanya kenalin aku Agista dari kelas X MIPA 4 "

" Aduh geulis pisan euy. Sini kenalan heula, nu paling pinter Reyhan kelas XI IPS 2. Miluan ekskul rohis, musik jeung PMR " -rey
( Aduh cantik banget. Sini kenalan dulu, yang paling pinter Reyhan dari kelas XI IPS 2. Ikutan ekskul rohis, musik dan PMR )

" Urangeun ayeuna nya. Januar nu paling kasep tapi Ajun welah meh teu ribet, ti kelas XI IPS 3. Miluan ekskul basket  jeung musik " -ajun
(Giliranku sekarang. Januar yang paling ganteng tapi Ajun aja biar gak ribet, dari kelas XI IPS 3. Ikutan ekskul basket dan musik)

" Si Ajun bohong nya, anu paling kasep mah aa Ajay. Kenalkeun Jayandra alias Ajay ti kelas XI Mipa 5. Miluan ekskul fotografi jeung musik " - Ajay
( Ajun itu bohong ya, yang paling ganteng itu aa Ajay. Kenalin Jayandra alias Ajay dari kelas XI Mipa 5. Ikutan ekskul fotografi dan musik )

SWASTAMITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang