1

15.6K 1.1K 28
                                    

Budayakan vote sebelum membaca sayang 💕

Masa depan selalu menjadi rahasia sang penguasa tidak ada seorangpun yang bisa menebak akan seperti perjalanan hidup hingga ending dari kisah seseorang, itu juga berlaku untuk Aydin.

Aydin pikir kehidupan rumah tangganya akan berlangsung harmonis seperti sang adik yang kini sudah memiliki tiga orang putra, karena dia juga menikah dengan wanita yang dicintai tepatnya saling mencintai. Memiliki dua orang putra-putri yang menggemaskan ternyata tidak menjamin rumah tangganya dengan sang istri akan bertahan lama.

Masalahnya saat itu sepele, Aydin yang masih bergaul dengan teman-temannya dan sering mengadakan pertemuan, karena kebanyakan wanita membuat Faradilla Ardina cemburu hingga meminta berpisah.

"Jadi siapa yang akan berangkat?" Fara bertanya tanpa melihat ke arah mantan suaminya.

"Karena perjalanan jauh biar aku saja." Aydin tidak perlu mempertimbangkan kesibukannya sebagai seorang direktur dengan Fara yang memilih menjadi ibu rumah tangga sejak melahirkan kedua anak mereka. "Biar Dilla sama kamu."

"Eum."

Ardi, putra pertama mereka akan mengikuti study tour ke Bandung dan Aydin yang akan menemani putranya.

"Semingguan Papa di sana, Dilla boleh ketemu tante Vina?"

Aydin menggerakkan bola matanya ke arah si mantan lalu menjawab permintaan Dilla. "Boleh, tapi telepon dulu ya kadang tante vina nya sibuk."

Dilla tampak riang karena bisa bermain dengan pacar papanya.

Benar, baik Fara maupun Aydin sudah memiliki tambatan hati masing-masing setelah mereka berpisah.

"Nanti Mama yang telepon."

Meski telah bercerai hubungan dijaga cukup baik demi anak-anak bahkan mereka juga saling mengenal pasangan baru masing-masing, walaupun tidak pernah ngedate bareng tapi sering berpapasan. Khususnya Fara yang sering bertemu dengan Vina baik secara kebetulan maupun disengaja tak lain adalah karena kedua anaknya sudah dekat dengan wanita itu.

"Aku pulang dulu."

Fara mengangguk dan menyuruh Dilla mengantar laki-laki itu sampai ke teras depan, sementara Ardi yang baru saja pulang masih berada di kamar mandi.

"Aydin sudah pulang?"

"Iya."

"Lah, Ibu baru bikinin teh, kenapa tidak masuk dulu?"

"Lagi sibuk mungkin Bu." Fara ikut melihat panci teh yang masih di kompor. "Aku ambil dikit ya," pinta Fara pada ibunya.

"Besok-besok disuruh masuk Aydin nya Fara, kan nggak salah kalau mampir sebentar. Seenggaknya ngeteh dulu."

"Besok aku suruh."

Fara tidak punya keinginan untuk menyuruh laki-laki itu masuk, baik ketika mengantar anak-anak pulang sekolah maupun saat menjemput mereka.

"Hufft kamu ini!"

Setelah mengambil secangkir teh Fara masuk ke kamar putranya, dia ingin bertanya beberapa hal tentang keberangkatan Ardi saat ikut study tour lusa.

"Papa sudah pulang Ma?"

"Sudah." Fara memperhatikan anaknya yang kini sudah tumbuh besar dan bentar lagi naik kelas enam. "Ardi, study tour nya ditemenin Papa ya."

"Sama Mama juga kan?"

"Mama sama Dilla kasihan kan kalau adikmu bolos sekolah."

"Kan bisa sama nenek, nanti sekolahnya minta tolong ke tante Vina."

Mantan istriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang