6

4K 722 89
                                    

Jarang-jarang Aydin datang ke kantor Vina begitu menerima pesan dari kekasihnya gadis itu langsung keluar dan menemui Aydin di kantin. 

"Lagi senggang ya?" Vina menatap bahagia kekasihnya. "Kebetulan aku baru keluar, jadi kita makan siang bersama ya."

"Kenapa tidak memberitahuku bahwa kamu memberikan ponsel untuk Dilla?"

Vina tersenyum. "Aku tidak ingin mengumbar kebaikan, Dilla juga anakku, jadi apa salahnya memberikan hadiah pada anakku sendiri."

"Bukan, dia anakku dan Fara."

Vina mendengar nada aneh dari kalimat kekasihnya. "Ada apa ini?"

"Kamu yang seharusnya menjelaskan padaku kenapa melakukan ini." Aydin tidak ingin memiliki masalah baik dengan mantan istrinya maupun Vina. "Sepertinya aku pernah mengatakan padamu bahwa Fara tidak mengizinkan anak-anak menggunakan benda itu."

"Maaf."

Aydin mengusap wajahnya.

"Dilla mendapatkan masalah karena HP, Fara marah besar."

Vina terkejut dan merasa tidak enak. "Aku akan menemui mba Fara dan berbicara dengannya."

"Sementara dia tidak ingin menemuimu, aku juga tidak diizinkan membawanya lagi."

"Kenapa begitu?"

"Dia kecewa, aku sudah merusak kepercayaannya."

Vina merasa tersinggung, walaupun Aydin tidak menyebut namanya tetap saja di sini kepercayaannya lah yang disangsikan.

"Aku tetap akan minta maaf."

"Dengar saja apa kataku." Aydin tidak ingin membuat masalah lagi, kalau marah Fara bisa berhari-hari efeknya tidak baik untuk anak-anak. "Lakukan saja kegiatanmu seperti dulu, anggap saja aku tidak punya anak."

Dengan begitu lebih baik daripada kejadian lagi hal yang seperti ini, bisa-bisa Fara kalap. Sejauh ini Aydin masih menghargai ibu anak-anaknya, sebelum melakukan sesuatu dia selalu mempertimbangkan konsekuensinya dan kali ini dia kecolongan oleh kekasihnya sendiri.

"Bagaimana bisa seperti itu, aku hanya bertemu dengannya seminggu sekali."

"Fara berhak melakukannya."

"Mas juga berhak. Mas ayahnya kenapa ada larangan seperti ini?" Vina tidak setuju.

"Tidak akan seperti ini andai saja kamu tidak memberikan HP untuk Dilla."

"Kuakui itu salah, tapi itu bukan kesalahan yang fatal." Vina punya pendapat sendiri. "Memangnya sebesar apa masalah yang didapatkan Dilla?"

"Banyak, salah satunya dia tidak aktif lagi di kelas dan asyik dengan benda itu."

"Wajar kan namanya juga anak-anak."

Aydin tidak ingin menekan Vina tapi dia hanya perlu memberi pengertian bahwa Vina harus menghargai cara Fara mendidik anak-anak.

"Usianya kalau ditekan belajar terus yang ada stres, ngertiin dong Mas."

"Fara tidak pernah menekan anak-anak."

"Mas harus membelanya, padahal aku lebih tahu Dilla," ketus Vina. "Lihat kalau sama aku, Dilla selalu bahagia, minta apa aja pasti kubelikan."

"Silakan lakukan itu nanti pada anakmu." 

"Mas!"

"Sekali lagi tolong hargai Fara, mungkin menurutmu dia seorang ibu yang keras tapi aku lebih tahu seperti apa ibu anak-anakku."

Kalimat Aydin tidak menyenangkan untuk didengar, lebih tahu katanya? "Sepertinya Mas belum menempatkan Mbak Fara diposisi mantan."

"Jangan mengalihkan topik."

"Mengalihkan topik? Dengar ya Mas." Vina benar-benar kesal dibuat mantan istri kekasihnya. "Mas peka nggak kalau aku kurang suka setiap kali Mas telepon mba Fara? Aku keberatan, kenapa harus melalui dia."

"Apa aku berbicara dengannya? Tidak kan, setiap mendengar suaraku Fara langsung memberikan hp-nya pada anak-anak."

"Sama saja."

"Lalu apa maumu?" sejak tadi berbicara Aydin tidak marah, ia menjaga nadanya meski ikut kesal dengan sikap sepihak kekasihnya. 

"Aku hanya tidak suka Mas masih berhubungan dengannya dengan alasan anak-anak."

"Sebelum memulai hubungan denganmu aku sudah mengatakan bahwa punya anak di pernikahanku yang sebelumnya, karena anak-anak tinggal bersama Fara otomatis aku akan bolak-balik ke rumahnya. Aku juga tetap menjaga komunikasi dengan Ardi dan Dilla, kamu ingat?" Aydin mengulang informasi yang pernah disampaikan pada Vina yang saat itu disetujui oleh wanita itu.

"Aku ingat Mas, tapi apa salahnya menjaga jarak dengan mantan Mas?"

Sepertinya Vina cemburu tapi Aydin tidak datang untuk membahas perasaan mereka, ia ke sini karena masalah yang dihadapi Dilla dan ini juga disebabkan atas keteledorannya.

"Kita tidak membahas hal itu dan aku minta maaf karena sudah membuatmu tersinggung." 

Aydin sadar, dibandingkan kemarahan kekasihnya dia lebih peduli pada kemarahan Fara bukan berarti tidak menghargai Vina tapi urusannya dengan Fara menyangkut masa depan anak-anak mereka.

******

Vina tidak mendengar peringatan Aydin, setengah hari dia tidak fokus lagi bekerja karena teringat pembicaraannya dengan Aydin siang tadi. Sore ini ketika pekerjaannya telah selesai wanita itu mampir ke rumah mantan istri kekasihnya.

Vina datang untuk meminta maaf, mungkin dengan begini ia masih bisa bertemu dengan Dilla. 

"Kupikir papa Ardi sudah memberitahumu."

Vina tersenyum ramah ketika dia sudah duduk di ruang tamu bersama Fara. "Aku sudah bertemu dengannya, dan kedatanganku ke sini untuk meminta maaf."

"Mungkin aku bisa memaklumi kenapa kamu bisa melakukannya karena kamu belum menjadi seorang ibu tapi Dilla mengalami perubahan perilaku yang serius karena hal ini."

Di telinga Vina kata-kata Fara terdengar lebay, kira-kira seperti apa perubahan perilaku yang serius pada anak seumuran Dilla?

"Aku tidak pernah meremehkan satu hal kecilpun tentang anak-anakku." Fara masih marah, tapi menjaga sikapnya. "Dilla tidak pernah berbohong dan hari ini aku mendapatkan fakta buruk yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya."

"Sekali lagi aku minta maaf." Vina tetap merendah, mengakui kesalahan yang menurutnya tidak begitu fatal tapi seperti kata Aydin dia harus menghargai Fara sebagai ibu Ardi dan Dilla.

"Aku juga minta maaf, karena mulai hari ini Dilla tidak kuizinkan keluar lagi." Fara tidak peduli apakah Aydin sudah memberitahu informasi ini atau belum pada Vina. "Jika memang perlu papanya yang ke sini."

Tentu saja Vina keberatan namun tidak mungkin disampaikan pada Fara. Dia meminta Aydin menjaga jarak dengan wanita ini tapi jika setiap ingin bertemu anak-anak kekasihnya harus datang ke sini bukankah sama saja memberikan kesempatan pasangan mantan itu?

"Aku pulang dulu."

Vina yang pertama kali melihat ke arah suara, ia datang untuk meminta maaf dan tidak menyangka ternyata Aydin juga ada di sini. Aydin juga terkejut tapi ia tidak merasa bersalah karena keberadaannya di sini untuk Ardi dan Dilla.

Fara tidak begitu memperhatikan ekspresi Vina, dia tidak menyuruh wanita ataupun mantan suaminya datang. Mereka datang dengan alasannya sendiri, yang satu untuk meminta maaf satunya lagi untuk melihat anak-anak.

"Baik."

Fara bangun, ia meninggalkan dua orang itu.

"Apakah aku perlu penjelasan untuk sore ini Mas?" tanya Vina.

Mantan istriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang