3

3.9K 765 52
                                    

Jangan lupa vote
.

.

.

.

  Fara tidak ingin bertengkar dengan mantan suaminya, ia sudah cukup kesal waktu menerima telepon dari putranya saat masih berada di Bandung, kini saat mereka sudah pulang dari study tour anak sulungnya mengeluh lagi hal yang sama.

"Aku tidak masalah kalau Mas mengajak Vina, tapi jangan lupa tujuan utama!"

"Aku sudah minta maaf." Aydin berkata pelan. 

"Tau begini aku saja yang pergi." Fara berkata ketus. Dia memang berbeda dengan Aydin, bisa menyampingkan urusan pribadinya ketika berhadapan dengan anak-anak. "Padahal Mas tahu Ardi tidak menyukai Vina."

"Aku akan berbicara dengannya."

"Coba aja kalau bisa." karena Ardi mengunci pintu kamarnya setelah menangis seharian. 

Aydin menuju ke kamar putranya dan mengetuk pintu ia memanggilnya berkali-kali namun tidak ada sahutan.

"Bukan anak dulu yang dipentingin."

"Aku juga nggak tahu Vina bakal ikut."

"Sudah kubilang nggak ada masalah dengannya, tergantung Mas bisa tegas atau enggak. Kalau gini siapa yang susah, aku kan?"

Iya, Aydin tidak tegas.

"Ardi sudah setuju sekolah di IS, tadi nangis-nangis malah minta ke pondok." 

"Nanti aku yang bicara dengannya."

Fara ingin menangis. Hubungannya dengan Aydin boleh hancur tapi tidak dengan masa depan anak-anaknya, ia sudah menabung untuk sekolah anak-anak dan tidak sudi bila Ardi malah memilih masuk ke pesantren.

"Aku nggak akan bisa memaafkan Mas kalau sampai dia keukeh mondok."

"Tidak, tunggu aku yang bicara nanti," ulang Aydin lagi.

Harusnya hari ini Ardi mengikuti ulangan tapi karena masalah saat studi tour anak itu tidak berangkat sekolah. Dari pagi sampai sore terus  merecoki Fara, mungkin tidak akan membuat Fara sekesal ini andai saja Ardi bicara baik-baik.

"Ardi dan Dilla beda, jangan Mas samain. Jangankan Vina sama mas Gyan aja dia nggak mau."

"Vina tidak bersalah dalam hal ini."

"Aku juga tidak menyalahkannya Mas!" erang Fara. "Aku cuma ingetin lagi, nggak usah dipaksa anak-anak dekat dengannya kalau suka ya tetap suka."

Aydin tidak menjawab lagi. Ia tidak pernah memaksa anak-anaknya untuk dekat dengan Vina.

"Aku tidak keberatan mereka dekat dengan Vina tapi biarkan mereka berproses dengan alami namun tetap di bawah pantauanku."

Sebenarnya Fara sudah cukup pusing dengan perilaku pacar mantan suaminya itu yang terlalu menganggap anaknya seperti anak sendiri. Mungkin dari sudut pandang wanita itu sudah benar, tapi sebagai ibu kandung Fara merasa ada yang salah dengan sikap wanita itu namun ia tidak pernah mengutarakan hal ini pada Aydin.

Mantan istriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang