9

4.2K 702 40
                                    

  "Sibuk banget ya Mas akhir-akhir ini." Vina terpaksa mendatangi kantor kekasihnya setelah tiga malam berturut-turut tidak bisa menghubungi Aydin, kadang chatnya baru centang dua setelah dia bangun tidur.

"Enggak, kenapa?"

"Semalam aku telepon bolak-balik tapi nomor Mas nggak aktif."

"Oh itu...." apa yang akan dikatakan Aydin? Ia menemani Fara di rumah sakit? Ah bisa-bisa mereka bertengkar.

Mungkin kata-kata menemani tidak tepat karena Aydin menunggu , dia akan pulang ke rumah saat subuh untuk membantu anak-anak bersiap sekolah.

Asam lambung Fara kambuh dan sudah tiga malam mantan istrinya dirawat.

"Kebetulan ada acara keluarga." Aydin merasa bersalah karena sudah menciptakan kebohongan dalam hubungannya.

"Sekarang sudah selesai kan," tanya Vina dengan muka masam. "Atau masih ada acara lagi?"

"Sudah," jawab Aydin. Alamat malam ini dia tidak bisa menjenguk Fara atau dia bisa terlambat datang ke rumah mantan istrinya untuk membantu anak-anak mengerjakan tugas. 

"Pulang nanti jemput aku, kita dinner bareng."

"Iya," jawab Aydin. 

Vina tidak datang dalam keadaan baik, ia kesal dan marah pada laki-laki itu tiga hari didiemin tidak juga peka kalau bukan mendatanginya ke kantor. 

Setelah pacarnya pergi Aydin menghubungi sekretarisnya, ia menyuruh membelikan makan malam untuk anak-anaknya juga memberitahu mereka bahwa nanti malam dia datang sedikit terlambat.

Diakuinya akhir-akhir ini bahkan sebelum Fara dirawat Aydin sudah jarang menghabiskan waktu bersama Vina, palingan mereka bertemu saat makan siang atau menelepon sebentar.

Tidak bertemu dengan pacarnya Aydin merasa bersalah karena terlihat mengabaikan padahal kenyataannya dia harus mengurusi kedua anaknya karena si mantan sakit.

******

"Mama nanyain kapan Mas main ke rumah lagi." 

"Nanti, kalau kerjaan nggak sepadat sekarang."

Orang tua Vina welcome dengan kehadiran Aydin dalam kehidupan putrinya tapi sampai saat ini dia belum memikirkan jenjang yang lebih serius untuk hubungan mereka.

"Terus aku kapan dong dikenalin?"

Aydin menatap Vina. Iya, kapan dia akan membawa Vina ke ke rumah orang tuanya dan mengenalkan secara resmi?

Orang tuanya bukan tidak tahu kalau pria itu memiliki hubungan spesial dengan seorang gadis tapi tidak sekalipun disinggung sekadar bertanya. Saat Aydin pulang yang ditanyakan oleh mamanya, dari mana? Kalau Aydin jawab pulang lihatin anak-anak maka pertanyaan selanjutnya adalah, Fara sehat kan?

Walaupun Fara yang meminta bercerai orang tuanya tetap masih perhatian pada mantan istrinya, begitu juga dengan adik dan sepupunya. Lalu, jika membawa Vina nggak mengenalkan wanita itu sebagai calon istri kira-kira seperti apa tanggapan orang tuanya?

"Setiap ditanyain pasal itu diamnya pasti lama." 

Aydin berdeham. "Akan kupikirkan."

Dan Vina hanya bisa menarik napas, sudah berapa kali di singgung jawabannya tetap sama, akan dipikirkan.

"Sudah hampir jam sembilan, kita pulang sekarang ya?"

Sepertinya kesabaran Vina sedang diuji. "Kenapa buru-buru?"

"Aku ingin istirahat, meeting hari ini cukup melelahkan." Aydin harus pulang sekarang, anak-anak pasti sudah tidur kalau dia terlambat.

"Kalau begitu kita bicara di apartemen Mas saja." Vina mengambil tas.

Aydin mengerang dalam hati. Berbohong salah mengatakan yang sebenarnya juga akan bermasalah, dia jadi serba salah.

"Kita bertemu lain kali ya, tolong mengerti sekarang. Aku benar-benar lelah." ya, Aydin lelah memikirkan alasan untuk membuat wanita itu mengerti.

Vina ingin mengerti tapi sulit akhirnya dia pergi begitu saja mengabaikan panggilan Aydin.

Aydin dibuat frustrasi oleh keadaan ini.

******

Berakhir di apartemen dan Vina ikut tidur di sana setelah satu jam lebih Aydin membujuk wanita itu hingga melakoni drama di tengah jalan seperti ABG zaman sekarang.

Bagi Vina ini pagi yang cerah karena ia terbangun di kamar kekasihnya, ia tersenyum saat menyingkap selimut melihat pakaiannya masih melekat di badan.

"Mas tidur di mana?"

"Di sofa, kalau sudah bangun mandi dulu. Aku sudah menyiapkan sarapan."

Vina merentangkan tangan dan Aydin membawa wanita itu ke pelukannya. 

"Seperti ini yang kuinginkan, jika bisa setiap pagi, siang dan malam." 

"Semoga ya."

Vina mengangguk. Ia tidak pernah bertanya hal apa yang membuat Aydin sampai sekarang belum juga mengajaknya menikah. Padahal mereka sudah sangat dekat, Vina juga sudah yakin pada laki-laki itu.

Bukan hanya sarapan Aydin juga menyiapkan pakaian ganti yang khusus dibelikannya untuk sang kekasih, begitu baik Aydin wanita mana yang mau melepaskannya, Fara saja yang keliru mengambil keputusan, begitu kata orang-orang.

Butuh perjuangan satu malam untuk menjinakkan kekasihnya. Pekerjaan hari ini menyita waktu dan perhatiannya, Aydin baru menyelesaikan pekerjaannya sekitar jam tujuh malam, lalu ia langsung menuju ke rumah mantan istrinya. Dia juga membelikan makan malam juga snack untuk kedua anaknya.

"Assalamualaikum." Aydin mengetuk pintu dan memanggil Ibu mertuanya. "Bu, ini papa Ardi."

Lalu ia mengetuk lagi namun tidak ada jawaban. Ke mana ibu, biasanya akan menunggunya dulu baru pergi.

Mungkinkah mereka sudah ke rumah sakit?

"Ardi, Dilla!" 

Tetap tidak ada jawaban. Mengambil ponselnya Aydin menghubungi Fara, nomor wanita itu aktif tapi Fara tidak mengangkat.

Karena tidak ada orang di rumah Aydin kembali ke mobilnya dan keluar dari pekarangan. 

******

Tiba di ruang inap mantan istrinya Aydin mengucapkan salam sebelum masuk, begitu melangkah masuk ia melihat pemandangan yang mengiris kalbu.

Di ambal Gyan sedang duduk bersama anak-anaknya, seperti laki-laki itu sedang membantu mengerjakan tugas Ardi dan Dilla. Fara juga duduk di bawah, tepatnya di samping Gyan. 

Jika dilihat seperti ini mereka seperti keluarga kecil yang bahagia.

"Aku mampir mengantarkan ini." Aydin lupa menyapa pacar Fara, ia meletakkan makanan yang diberikan untuk anak-anak.

"Papa tidak mau duduk dulu?" Dilla yang bertanya.

"Papa harus balik ke kantor, besok Papa antar sekolahnya ya."

Dilla mengangguk, sementara Ardi hanya menatap tak menyapa.

"Terimakasih."

Itu suara Fara, masih lemah tapi rautnya sudah terlihat membaik mungkin karena kedatangan si pacar. Entahlah!

Aydin pergi dengan perasaan hampa. Dia sudah menghubungi Fara tapi tidak diangkat, ternyata wanita itu terlalu asik dengan kekasihnya.

Kelanjutan bisa baca di PDF,




Mantan istriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang