Mengulang Duka bersama Lara

75 4 2
                                    

"tidak akan ada luka lagi bukan?"

"dia segalanya bagiku, tapi kami tidak mungkin bersatu."

"masa lalu ku, terlalu abu-abu untuknya. Semesta ku."

~Langit Bintang Angkasa~

*-*-*-*-*-*-*

"setelah kejadian itu, aku pikir kita tidak akan pernah bertemu lagi, ternyata aku salah."

"aku terlalu takut membuat mu kecewa, terlebih lagi dirinya adalah yang kini telah bertahta di hati mu."

"kamu adalah pemilik tahta tertinggi, Langit ku."

~Semesta Purnama Jingga~

*-*-*-*-*-*-*

Setelah kejadian itu mereka saling diam, tanpa mau memulai pembicaraan terlebih dahulu.

Gadis itu menundukkan kepalanya tatkala mendapati kakak kelas nya itu berjalan melewati lapangan yang panas terik.

Tatapan mata keduanya bertemu.

Gadis itu tersenyum tipis namun Langit lantas memutus pandang pada gadis itu.

Gadis itu tersenyum tipis.

Menahan sesak di dadanya.

Sakit, itu yang ia rasakan saat ini.

Harusnya Jingga sadar. Batin Jingga.

Tak berselang lama seorang gadis menghampiri Langit.

"Sayang?" Panggil gadis itu.

Langit hanya tersenyum tipis, kedua sorot matanya masih tertuju pada Jingga.

"Nanti main ke rumah ya? Mama masak enak buat calon mantu nya." Ujar Rea.

Langit mengangguk pelan.

"Mau ke kantin enggak?" Tanya Rea.

Langit mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Kamu sakit?" Tanya Rea.

Langit menggeleng pelan.

"Jangan sampai sakit ya? Jagoan nya Rea kan Iron man, jadi enggak bakal sakit hahaha!!" Ujar Rea seraya tertawa.

"Kalau aku sakit, siapa yang jaga kamu? Masa mau di jagain sama Togel? Yang ada di ajak ngepet mulu, kaya enggak capek iya nunggu lama." Ujar Langit.

"Sialan banget mulutnya. Mau di tabok?" Tanya Rea.

"Jangan dong! Nanti yang cium Rea siapa kalau bukan bibir nya Langit?" Tanya Langit.

"Cendol Bagaskara yang tersayang!" Ujar Rea.

"Berani kamu ya!! Aku bakalan gagalin rencana kamu!!" Ujar Langit seraya mencubit kedua pipi gadis itu karena gemas.

Dari kejauhan gadis itu tersenyum tipis seraya mengusap perut rata milik nya.

Papa mu bahagia banget nak, tapi bukan sama mama. Nanti makan ice cream ya nak, biar mood nya baik, soal nya hati mama sakit, lihat papa mu sekarang. Batin Jingga.

Sebisa mungkin ia tahan untuk tidak menangis.

Lagipula siapa dirinya?

Apa ia pantas menangisi kejadian ini?

Antara LANGIT Dan SEMESTA (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang